Neraca nitrogen dan energi pada kambing menyusui dan tidak menyusui yang mendapat ransum tambahan ubi kayu yang dimasak dan urea
View/ Open
Date
1986Author
Katipana, Nathan G. F
Sudono, Adi
Sofyan, Lily A.
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari metabolisme nitrogen dan energi, dalam hal mana aspek air susu mendapat perhatian utama. Disamping itu diperlukan pula informasi tentang pengaruh pemberian tambahan ubi kayu yang dimasak dan urea terhadap produksi, komposisi dan keadaan air susu.
Penelitian ini dilakukan selama 10 minggu sejak 15 Oktober sampai 31 Desember 1985 di desa Cigadog, Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. Ternak percobaan adalah
kambing Peranakan Etawah sebanyak 27 ekor terdiri atas 18 ekor sedang menyusui dan sembilan ekor tidak menyusui. Rataan bobot badan awal adalah 15,33 kg.
Dalam penelitian ini digunakan dua macam metode percobaan. Pertama adalah percobaan berfaktor 2 x 3 dengan pola dasar rancangan acak lengkap. Faktor perlakuan terdini atas faktor keadaan ternak (A) dan faktor jenis ransum (B).raktor keadaan ternak terdiri atas keadaan menyusui (A) dan keadaan tidak menyusui (A2). Faktor jenis ransum
terdiri atas jenis ransum rumput gajah (B), jenis ransum rumput gajah ditambah makanan penguat dengan bahan dasarnya ubi kayu yang tidak dimasak dan urea (B2) dan jenis ransum rumput gajah ditambah makanan penguat dengan bahan dasarnya ubi kayu yang dimasak dan urea (B3). Kedua adalah percobaan acak lengkap dengan perlakuan jenis ransum B, jenis ransum B₂ dan jenis ransum B3.
Hasil penelitian tentang metabolisme nitrogen dan energi, membuktikan bahwa jenis ransum nyata (p0,05) mempengaruhi retensi nitrogen dan energi sedangkan keadaan faali ternak tidak mempengaruhinya. Retensi nitrogen akibat pemberian jenis ransum B, nyata ( p / 0,05) lebih tinggi dari perlakuan jenis ransum B,, sedangkan terhadap pemberian jenis ransum B₂ tidak berbeda nyata. Retensi nitrogen pada keadaan menyusui untuk jenis ransum B₁, jenis ransum B₂ dan jenis ransum Bz berturut-turut besarnya +6,04 g, +7, 17 g dan +7,73 g per hari per ekor. Pada keadaan tidak menyusui nilai-nilainya sebesar +5,54 g, +6,72 8 dan +7,51 g per ekor per hari. Retensi energi akibat pem- berian jenis ransum Bz nyata (P 0,05) lebih tinggi dari pemberian jenis ransum B., sedangkan terhadap pemberian Jenis ransum B2 tidak berbeda nyata. Retensi energi untuk keadaan menyusui akibat pemberian jenis ransum B₁, Jenis
ransum B₂ dan jenis ransum Bz berturut-turut besarnya
+1553,32 kkal, +1725,54 kkal dan +1916,32 kkal per ekor
per hari.
Demikian juga untuk keadaan tidak menyusui secara berturut-turut +1510,16 kkal, +1745,93 kkal dan +1880, 68 kkal per ekor per hari. Jumlah nitrogen dan energi yang di keluarkan melalui feses dan air seni pada keadaan menyusui lebih tinggi dari keadaan menyusui. tidak Ini memberi petunjuk bahwa dalam keadaan menyusui, ternak akn mengguna- kan bahan makanan lebih efisien sesuai dengan kebutuhannya. ...
Collections
- MT - Animal Science [1157]