Show simple item record

dc.contributor.advisorSugandi, Dawan
dc.contributor.advisorMartojo, Harimurti
dc.contributor.advisorManggung, R. Ipin R.
dc.contributor.authorR. R. Indrawati
dc.date.accessioned2023-10-18T00:31:55Z
dc.date.available2023-10-18T00:31:55Z
dc.date.issued1986
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126855
dc.description.abstractTujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana perbedaan perbandingan jantan dan betina itik Bali yang dipelihara secara tradisional dan faktor seleksi telur tetas berpengaruh terhadap fertilitas dan daya tetas. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok dalam pola Faktorial 2 X 4 (Steel dan Torrie, 1980). Faktor pertama adalah seleksi telur (A) terdiri dari dua taraf yaitu tanpa dan dengan seleksi telur (Al dan A2), faktor ke dua adalah perbandingan jantan dan betina (B) terdiri dari perbandingan 20 400, 16: 400, 13: 390 dan 12: 420 (BI, B2, B3 dan B4). Tiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali masing-masing menggunakan 120 telur tetas. Hasil yang diperoleh sebagai berikut : (1) Tidak terdapat interaksi antara faktor seleksi telur dengan perbandingan jantan-betina induk terhadap rataan jumlah telur pada beberapa klasifikasi bobot, persentase ke kotoran kerabang, persentase telur retak, fertilitas, angka kematian embrio, daya tetas dan nisbah kelamin anak itik. (2) Perbandingan jantan dan betina pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap rataan jumlah telur pada beberapa klasifikasi bobot, persentase kekotoran kerabang, persentase telur retak, fertilitas, angka kematian embrio, daya tetas dan nisbah kelamin anak itik. (3) Seleksi telur itik tetas secara tradisional menghasilkan rataan jumlah telur pada klasifikasi bobot (60;65 ) dan (( 65;70) sebanyak 39.42 butir dan 55.92 butir atau 15.36% dan 27.10 % sangat nyata lebih banyak dibandingkan tidak di seleksi (P< 0.01). Rataan jumlah telur pada klasifikasi bobot ( 50;60) dan (70;80) pada faktor seleksi telur adalah 4.92 butir dan 19.75 butir atau 68.92 % dan 24.04% sangat nyata lebih sedikit (P<0.01), dibanding kan yang tidak diseleksi. (4) Seleksi telur secara nyata memberi persentase jumlah telur bersih lebih banyak dibandingkan tanpa seleksi. Pada klasifikasi kekotoran 0 - 25 %, telur yang tidak diseleksi jumlahnya 22.29 % sedangkan yang diseleksi berjumlah 34.79 %. Uji statistika menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0.01). Pada klasifikasi kekotoran 25 50 % tidak terdapat perbedaan yang nyata sedangkan klasifikasi kekotoran 5075 % dan 75 100 % pada telur yang diseleksi jumlahnya 14.17% dan 5.62 %, pada telur yang tidak diseleksi jumlahnya 23.12 % dan 8.75 %. Uji statistika menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0.01). ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcPoultry breedingid
dc.subject.ddcDuck selectionid
dc.titlePengaruh perbandingan jantan dan betina itik Bali terhadap fertilitas dan daya tetas telur tanpa dan dengan seleksiid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record