Dampak konversi lahan pertanian terhadap sumber nafkah pada rumah tangga petani (Kasus pembangunan By-Pass Ida Bagoes Mantra, di Lahan Pertanian Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali)

Abstract

Proyek pembangunan By-Pass Ida Bagoes Mantra yang menghubungkan Tohpati hingga Kusamba adalah salah satu bentuk kemitraan Australia Indonesia untuk rekonstruksi dan pembangunan (Partnership for Reconstruction and Development). Proyek ini dijalankan oleh pihak Australian Agency for International Development (AusAid) yang bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia. Dalam pembangunannya terlebih dulu dilakukan proses pelepasan lahan milik warga yang disesuaikan dengan KEPPRES No.53 tahun 1999. Proses pelepasan tanah sudah terlebih dulu dilakukan jauh sebelum pembangunan yaitu tahun 2002 dimana pembangunan mulai dilaksanakan pada tahun 2008.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menganalisis perubahan sumber pendapatan pada keluarga petani dan juga perubahan kepemilikan lahan yang disebabkan pembangunan By-Pass. Melalui pendekatan itu diharapkan adanya pemahaman terhadap tahap-tahap pelepasan lahan yang terjadi, perubahan sistem penghidupan rumahh tangga petani setelah pelepasan lahan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 22 rumah tangga petani. Selanjutnya pengumpulan data kualitatif dilakukan untuk mengetahui pola respons pemilik lahan dalam memanfaatkan kompensasi atas pelepasan lahannnya serta tahapan-tahapan pelepasan lahan.

Penelitian ini dilakukan di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Lahan Pertanian Desa Gunaksa merupakan wilayah yang dilalui oleh proyek pembangunan By-Pass Ida Bagoes Mantra. Lahan tersebut merupakan salah satu sumber pendapatan dari sistem penghidupan rumah tangga petani. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tahapan-tahapan pelepasan lahan untuk pembangunan jalan By-Pass Ida Bagoes Mantra, pola respon pemilik lahan dalam memanfaatkan kompensasi pelepasan lahan, serta mengetahui kepemilikan lahan dan perubahan sumber nafkah pada rumah tangga petani setelah terjadinya konversi lahan pertanian akibat pembangunan By-Pass Ida Bagoes Mantra.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, proyek pembangunan By Pass Ida Bagoes Mantra pada hakikatnya merupakan program kerjasama pemerintah Indonesia dengan Australia dalam program EINRIP (Eastern Indonesia National Road Improvement) yang bertujuan untuk membangun fasilitas umum dan memudahkan akses dari Klungkung ke pusat kota Denpasar. Namun yang menjadi masalah adalah pembangunan By-Pass Ida Bagoes Mantra tersebut memakan lahan pertanian warga yang akhirnya harus mengkonversi lahan pertanian tersebut. Pembayaran kompensasi untuk biaya ganti rugi yang diberikan kepada pemilik tanah justru menyebabkan sebagian kecil dari mereka meninggalkan sektor pertanian karena pembebasan lahan yang memakan lahan produktif mereka. Umumnya konversi lahan pertanian akibat pembangunan By Pass Ida Bagoes Mantra tidak terlalu berdampak pada perubahan pendapatan karena memang sebelum konversi terjadi sebagian besar distribusi pendapatan pemilik lahan sudah lebih terpusat pada sektor non-pertanian. Dampak yang beragam terjadi pada kepemilikan lahan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat lahan yang terkonversi berbanding lurus dengan meningkatnya pendapatan dari sektoer non-pertanian. Meskipun begitu sebagian besar dari pemilik lahan masih bertahan dengan sisa-sisa lahan mereka. Oleh karena itu, perubahan sistem penghidupan rumah tangga petani tidak terlalu berpengaruh akibat pembangunan By-Pass Ida Bagoes Mantra.