Strategi Komunikasi Pemasaran pada Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat
Abstract
Ekowisata merupakan suatu konsep pariwisata yang mencerminkan wawasan lingkungan, mengikuti kaidah keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Pengembangan ekowisata dapat meningkatkan kualitas hubungan antar manusia, meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan menjaga
kualitas lingkungan. Pada saat ini pemerintah sedang menata sebuah konsep ekowisata baru, yakni ekowisata berbasis masyarakat dimana masyarakat berperan penuh dalam pengelolaan, pengambil keuntungan, serta akomodasi dan sarana dan prasarananya.
Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas komunikasi pemasaran yang sudah dilakukan oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan stakeholdernya. Stakeholder dalam hal ini yakni LSM, Pemerintah, dan juga pengunjung yang ikut memasarkan ekowisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan formulasi strategi komunikasi pemasaran yang cocok diterapkan di ekowisata berbasis masyarakat. Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pemilihan responden dilakukan menggunakan teknik accidental sampling yakni pengunjung yang berada di tempat penelitian
saat berlangsung. Pemilihan lokasi yakni di TNGGP dipilih secara purposive karena dianggap sesuai dengan tema yang dipilih.
Terdapat dua variabel umum yang digunakan untuk menguji efektivitas komunikasi pemasaran untuk mempromosikan ekowisata berbasis masyarakat di Taman Nasinal Gunung Gede Pangrango, yaitu rancangan pesan berupa attention, need, satisfaction, visualization, dan action. Variabel kedua adalah ragam media penyampaian komunikasi pemasaran, berupa bauran promosi yakni periklanan
(koran, majalah, website, dan billboard), promosi penjualan (pameran, potongan harga, dan hiburan), penjualan pribadi (presentasi penjualan dan promosi pameran) dan word of mouth.
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan, jika dilihat dari rancangan pesan, maka komunikasi pemasaran ekowisata berbasis masyarakat di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango belum efektif, hal ini terlihat dari hasil uji rank Spearman yang menyatakan variabel rancangan pesan signifikan dengan
efektivitas komunikasi pemasaran yang ada.
Melihat hasil uji rank Spearman mengenai ragam media penyampaian, variabel ragam media belum terlihat efektif sehingga seluruh ragam media penyampaian yang telah dilakukan oleh pihak pengelola harus lebih ditingkatkan agar lebih optimal dalam penyampaiannya. Media tersebut adalah humas. Aksi
jemput bola harus dilakukan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam membuat kolaborasi antar stakeholder dan LSM yang sudah berpengalaman dalam hal ekowisata dan pemasarannya, sehingga disarankan untuk dilakukan sesegera mungkin.
Strategi komunikasi pemasaran yang cocok diterapkan yaitu usaha kerjasama antar kalangan swasta, LSM yang terkait, pemerintah kabupaten dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Tidak lupa pendistribusian alat komunikasi pemasaran seperti brosur, leaflet, dan booklet tentang ekowisata di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di tempat yang dianggap potensial.
Ekowisata berbasis masyarakat masih baru dan masih perlu banyak perbaikan di segala lini tidak hanya dalam pemasarannya namun dalam sarana dan prasarana penunjang. Peranan stakeholder yang berperan dalam penyelenggaraan pemasaran ekowisata berbasis masyarakat di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat diharapkan dapat berkontribusi maksimal dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat.