Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Budi
dc.contributor.authorApriyanti, Rosy Nur
dc.date.accessioned2023-10-15T09:47:09Z
dc.date.available2023-10-15T09:47:09Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126471
dc.description.abstractKrisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah membuat banyak perusahaan tidak terkecuali perusahaan-perusahaan agribisnis (pertanian dalam arti luas) terguncang, termasuk perusahaan-perusahaan yang telah "go public" di bursa efek. Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan salah satu pasar modal yang menjadi standar investasi dan indikator perkembangan investasi atau ekonomi di Indonesia. Sebelum krisis, saham agribisnis kurang diminati oleh para investor, namun pada saat krisis justru saham-saham agribisnis menjadi saham favorit bila dibandingkan dengan saham dari sektor lain. Hal ini memberikan harapan agribisnis sebagai leading sektor dalam pemulihan ekonomi pasca krisis karena sektor ini berbasis pada kekayaan alam dan tidak ada komponen impor sehingga tidak terpengaruh oleh gejolak nilai tukar. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai tambah ekonomis, menilai kecenderungan penciptaan nilai tambah ekonomis dan mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara rasio keuangan dengan nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/EVA) pada perusahaan-perusahaan agribisnis seputar masa krisis. Data yang digunakan adalah data sekunder mencakup data tahun 1996 - 1998. Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Minitab Release 13.20 dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel. Biaya ekuitas dihitung dengan menggunakan Bond Yield Plus Risk Premium Approach. Korelasi diuji dengan menggunakan iju koefisien Pearson. Jumlah sampel penelitian perusahaan agribisnis diambil sebanyak 15 perusahaan dari 33 perusahaan agribisnis yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta; 4 perusahaan dalarn sektor pertanian, 4 perusahaan dalam industri dasar dan kimia, 5 perusahaan dalam industri barang konsumsi, dan 2 perusahaan dalam perdagangan, jasa dan investasi. Jumlah sampel perusahaan non agribisnis sebanyak 15 perusahaan; 4 perusahaan dalam sektor industri dasar dan kimia, 4 perusahaan dalam industri barang konsumsi, 4 perusahaan dalam industri perdagangan, jasa, dan investasi, serta 3 perusahaan dalam industri pertambangan. Jadi jumlah total sampel penelitian sebanyak 30 perusahaan. Pemilihan sample dilakukan dengan Stratified Sampling. Dari hasil analisis EV A pada tahun 1996-1998, nilai EV A perusahaan agribisnis bemilai positif dan lebih besar dibandingkan perusahaan non agribisnis. Nilai EV A positif ini disebabkan biaya modal negatif Pada tahun 1996 dan 1997 perusahaan agribisnis memiliki nilai EV A/capital positif tetapi nilainya lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan non agribisnis, sedangkan pada tahun 1998 EVA/capital perusahaan agribisnis bemilai positif dan lebih besar dibandingkan non agribisnis. Nilai EVA dan EV A/capital perusahaan agribisnis pada tahun 1998 lebih besar dibandingkan perusahaan non agribisnis, sehingga dapat dikatakan bahwa setelah krisis (1998) perusahaan agribisnis sebagai leading sektor...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcKinerja keuanganid
dc.titleNilai tambah ekonomis dan kinerja keuangan yang mempengaruhinya pada perusahaan agribisnis di Bursa Efek Jakarta seputar masa krisis (1996-1998)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record