Studi Bahan Setek Dan Media Tanam Pada Pembibitan Tanaman Sambung Nyawa(Gynura Procumbens (Lour.) Merr.)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuban dua jenis bahan
setek tanaman sambung nyawa [Gynura procumbens (Lour.) Merr] pada beberapa
jenis media pembibitan.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwi Kopo Dramaga
IPB dari bulan Mei-Juli 2004.
Rancangan ·yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama perlakuan jenis bahan
setek yaitu setek pucuk dan setek batang, dan sebagai faktor kedua perlakuan
komposisi media tanam yaitu tanah sebagai kontrol, tanah + arang sekan1, tanah +
pupuk kandang dan tanah + kompos. Setiap satuan percobaan terdiri dari 3
ulangan dengan 8 kombinasi perlakuan. Sehingga terdapat 24 satuan pecobaan.
Masing-masing satu percobaan terdiri dari IO tanaman, sehingga total tanan1an
berjumlah 240.
Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi persentase tumbub,
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, bobot basah dan kering tajuk,
panjang akar, jmnlah akar dan bobot basah dan kering akar.
Perlakuan bahan setek berpengaruh nyata hanya terhadap peubah tinggi
tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang. Pada 4 MST setek batang rata-rata
menghasilkan 2.5 cabang dengan 14.9 daun, nyata lebih banyak dibanding setek
pucuk (0.4 cabang dengan 8.9 daun). Untuk peubah tinggi tanaman, setek pucuk
rata-rata memiliki .. tinggi tanaman 8.4 cm, nyata lebih tinggi dibanding setek
batang (6.9 cm). Pada akhir pengamatan persentase setek hidup setek batang
(90.0%) lebih tinggi dibanding setek pucuk (81.7%), walaupm1 secara statistik
tidak berbeda nyata.
Perlakuan media tanam memberikan pengarub nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, bobot basah dan kering tajuk, bobot basah
dan kering akar dan panjang akar. Penggunaan media tanah + kompos
menghasilkan hasil terbaik terhadap semua peubah yang diamati kecuali
persentase setek tmnbuh, jumlah daun dan jllllllah akar.
Interaksi bahan setek dan media tanam hanya berpengarub nyata terhadap
paran1eter jumlah cabang pada 7 dan 8 MST. Pada 8 MST interaksi perlakuan
setek pucuk dengan media tanah + kompos rata-rata menghasilkan 7.0 cabang,
paling banyak dibandingkan interaksi lainnya.
Pembibitan sambm1g nyawa pada penelitian ini dilakukan selama 8
minggu. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, pembibitan tanaman
sambung nyawa dapat dilakukan 4-6 minggu. Bibit sambung nyawa, baik yang
berasal setek pucuk maupun setek batang pada umur tersebut telah mengalami
pertumbuban yang cukup baik. Saat 4-6 MST setek batang rata-rata telah
menghasilkan 2.5 sampai 2.9 cabang dengan · 14.9 sampai 24.1 daun, sedangkan
setek pucuk rata-rata telah mengahasilkan 0.4 sampai 1.5 cabang dengan 8.9
sampai 19 .0 daun.