Show simple item record

dc.contributor.authorPuspitarini, Mega
dc.date.accessioned2010-05-05T10:37:14Z
dc.date.available2010-05-05T10:37:14Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12445
dc.description.abstractPertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi unggulan Indonesia, karena potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu negara agraris di dunia. Salah satu sektor pertanian yang telah lama dikenal oleh pasar internasional dan dunia adalah sub sektor perkebunan khususnya tanaman teh yang banyak diminati oleh para negara pengimpor sektor perkebunan dunia. Indonesia merupakan salah satu negara produsen sekaligus eksportir utama teh dunia. Komoditi teh dari Indonesia dewasa ini diekspor ke 128 negara. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai produsen teh terbesar kelima setelah India, Cina, Srilangka dan Kenya. PTPN VIII Kebun Rancabali merupakan salah satu BUMN yang memproduksi teh hitam jenis Orthodoks. Selama periode tahun 2002-2004 produksi teh yang dihasilkan oleh PTPN VIII Kebun Rancabali mengalami fluktuasi. Berfluktuasinya nilai produksi teh kering dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya menurunnya tingkat produktivitas pekerja pemetik ataupun menurunnya tingkat produktivitas buruh bagian pengolahan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi diri karyawan, sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan kondisi di luar diri karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis karakteristik umum karyawan khususnya buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali. Penelitian dilakukan di PTPN VIII Kebun Rancabali Ciwidey, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya: observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pemilihan responden dilakukan secara proportionate random sampling yang merupakan bagian stratified random sampling, yaitu dengan cara mengelompokkan responden berdasarkan bagiannya (strata) kemudian diambil sampel secara acak untuk setiap strata populasi secara tidak proporsional. Jumlah responden yang ditunjuk secara acak pada penelitian ini berjumlah 45 responden buruh yang bekerja pada tujuh bagian dalam pengolahan. Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah analisis regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan bantuan program MINITAB 13 for Windows. Faktor-faktor yang dianalisis dan digunakan untuk menentukan model regresi adalah : usia (X1), tingkat pendidikan formal (X2), pengalaman kerja (X3), alokasi waktu kerja (X4), jumlah tanggungan keluarga (X5), jumlah pendapatan pokok (X6), jumlah pendapatan diluar penghasilan sebagai buruh (X7), jumlahpengeluaran rata-rata (X8), jumlah tunjangan (X9), jumlah bonus akhir tahun (X10), cuti tahunan (X11), kepuasan kompensasi yang diterima (X12), hubungan atasan bawahan (X13), hubungan sesama buruh pengolahan (X14), jenis kelamin (D1), status kerja (D2), sistem bekerja (D3). Karakteristik buruh pengolahan yang ada di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali sebagian besar adalah laki-laki. Dari 45 responden yang terpilih sebanyak 31 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Berdasarkan usia responden berkisar antara 21 – 55 tahun dengan jumlah responden terbanyak antara usia 41 – 50 tahun, sedangkan tingkat pendidikan rata-rata buruh pengolahan adalah tamatan SD dengan jumlah 35 orang dari 45 responden. Pengalaman kerja buruh pengolahan berkisar antara 1 –35 tahun, dengan jumlah terbanyak 21 orang yang mempunyai pengalaman 11 –20 tahun. Sistem kerja yang sering dilakukan di lingkungan pengolahan adalah sistem kerja borongan. Jumlah pendapatan pokok yang diterima buruh pengolahan rata-rata Rp 360.000 – Rp 400.000 per bulan. Sedangkan jumlah pengeluaran rata-rata keluarga per bulan adalah Rp 560.000 – Rp 600.000. Besarnya tunjangan yang biasa diterima oleh buruh pengolahan adalah sebesar Rp 112.000 – Rp 116.000. Buruh pengolahan rata-rata merasa puas dengan sistem kompensasi yang diberikan oleh pihak perkebunan, sedangkan hubungan atasan dengan bawahan, rata-rata responden menyatakan menyenangkan. Hubungan antara sesama buruh pengolahan pun dinyatakan responden sebagai hubungan yang menyenangkan. Sedangkan hasil kuisioner menunjukkan nilai rata-rata produktivitas pada bulan Juli 2005 lebih dari 110 kg/HKE. Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 79.8 persen. Hal ini berarti bahwa variasi nilai Y dapat dijelaskan 79.8 persen oleh variasi dari nilai-nilai variabel bebas (X1, X2, ........, X14, D1, D2, D3) dalam model, sedangkan sisanya 20.2 persen diterangkan oleh faktor-faktor yang lain yang tidak terdapat dalam model. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata secara statistik pada taraf kepercayaan 99 persen adalah usia; pada taraf kepercayaan 95 persen adalah masa kerja, status kerja, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pendapatan pokok dan bonus akhir tahun; pada taraf kepercayaan 90 persen adalah kepuasan kompensasi yang diterima; pada taraf kepercayaan 85 persen adalah hubungan atasan dengan bawahan; pada taraf kepercayaan 80 persen adalah sistem kerja dan tunjangan. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, alokasi waktu kerja, jumlah pendapatan diluar penghasilan sebagai buruh pengolahan, jumlah pengeluaran rata-rata keluarga setiap bulan, cuti tahunan, dan hubungan sesama buruh pengolahan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PTPN VIII sebaiknya lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja buruh pengolahan seperti usia, status kerja, jumlah pendapatan pokok, dan bonus akhir tahun yang akan diterima, sehingga seluruh buruh olah akan merasa lebih puas lagi dengan segala macam kompensasi yang akan diterimanya.dan dapat membuat buruh pengolahan dapat bekerja dengan lebih baik lagi. Pekerjaan sebagai buruh pengolahan memerlukan ketrampilan yang tinggi, oleh karena itu sebaiknya sering diadakan pelatihan internal kepada buruh pengolahan tentang cara-cara pengolahan teh sesuai dengan standar pihak perkebunan yaitu standar mutu ISO 9001-2000.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis Produktivitas Kerja Buruh Olah Di Pt. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Baratid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record