Analisis Sensitivitas Harga Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Air Minum Dalam Kemasan (Amdk) Di Kota Bogor
Abstract
Menurut Paloloang (2003), kecenderungan konsumsi air naik secara eksponensial sedangkan ketersediaan air bersih cenderung melambat akibat kerusakan alam dan pencemaran, yaitu diperkirakan sebesar 15% - 30% perkapita pertahun. Saat ini masyarakat, terutama di Kota-kota besar tidak dapat lepas dari air minum dalam kemasan (AMDK). Sebagian besar kebutuhan air minum tersebut selama ini dipenuhi dari sumber air sumur atau dari air permukaan yang telah diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Semakin rendahnya kualitas air sumur, dan semakin menurunnya kemampuan PDAM untuk memasok air dalam jumlah dan kualitas yang baik mengakibatkan konsumsi AMDK cenderung meningkat. Hal ini menjadikan bisnis AMDK sangat prospektif dan mendorong pertumbuhan industri AMDK di Kota-kota besar di Indonesia. Saat ini Merek produk AMDK yang beredar di pasar mencapai 800-an merek dari sekitar 466 industri AMDK dan lebih dari 2,000 industri Air Minum Depot Isi Ulang (AMDIU) yang tersebar di beberapa kota besar, terutama Jakarta dan Surabaya.
Collections
- UT - Agribusiness [4521]