Show simple item record

dc.contributor.advisorAnggraeni, Elisa
dc.contributor.advisorSailah, Illah
dc.contributor.authorJamal, Irpan Badrul
dc.date.accessioned2023-08-11T06:58:50Z
dc.date.available2023-08-11T06:58:50Z
dc.date.issued2023-08-10
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123669
dc.description.abstractSeiring dengan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih mementingkan kualitas kesehatan, sayuran organik yang dianggap lebih sehat dibandingkan sayuran non-organik menjadi salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar dalam bisnis pertanian. Berdasarkan Statistik Pertanian Organik Indonesia 2019, terjadi kenaikan lahan pertanian organik sekitar lima kali lipat dari tahun 2008 hingga tahun 2018, menunjukkan prospek yang baik dari sektor ini. Sehingga penelitian model bisnis sayuran organik berbasis desa menjadi penting untuk dilakukan. Rancangan model bisnis ini nantinya diharapkan dapat membantu petani untuk memperoleh keuntungan yang lebih, selain juga manfaatnya dalam memberikan ilmu pengetahuan terkait kesesuaian model bisnis yang dapat diterapkan dalam suatu agroindustri. Model bisnis sayuran di desa yang berjalan saat ini penjualan secara konvensional. Model bisnis seperti ini dianggap paling aman dengan risiko minimal. Dalam kasus sayuran organik model bisnis ini kemungkinan kurang sesuai, dan apabila tidak dikembangkan dengan inovasi-inovasi baru yang mengikuti perubahan dan permintaan pasar, model bisnis tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi petani. Petani perlu memiliki tambahan informasi dan ilmu pengetahuan terkait metode untuk dapat pengembangan bisnis sayuran organik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi beberapa model bisnis agroindustri sayuran organik berbasis desa, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan agroindustri, dan mengembangkan kerangka model bisnis sayuran organik berbasis desa. Metode multiple case study yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 desa yang bergerak di bidang usaha sayuran organik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tujuh faktor pendukung yang memengaruhi perkembangan sayuran organik berbasis desa yaitu; (1) kemampuan mengelola organisasi, (2) kegiatan penanganan sayuran organik, (3) penerapan teknologi untuk kegiatan produksi, (4) pelatihan kelompok tani dan kelompok wanita tani, (5) strategi pemasaran produk, (6) penjaminan mutu dan kualitas produk, (7) kreativitas pelaku usaha. Ketujuh faktor tersebut kemudian dinilai dengan penilaian perbandingan berpasangan untuk menghitung bobot faktor-faktor penting yang memengaruhi perkembangan agroindustri sayuran organik, yaitu manajemen usaha (0,3026), penanganan bahan baku (0,1555), dan teknologi manufaktur (0,1349). Ketiga faktor penilaian tersebut merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan agroindustri sayuran organik berbasis desa. Model usaha agroindustri sayuran organik berbasis desa yang diusulkan adalah kemitraan antara petani dan lembaga (seperti ICTS dan OKE FARM), kemitraan dengan mitra ATP, serta jaringan sesama petani.id
dc.description.sponsorshipDIPA BALITBANGTAN KEMENTAN RIid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengembangan Model Bisnis SAyuran Organik Berbasis Desaid
dc.title.alternativeVillage-Based Organic Vegetable Business Model Developmentid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordagroindustri sayuran organik, analisis lintas kasus, model bisnis, BMC (Business Model Canvas), studi kasus bergandaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record