Pengaruh Atribut Halal terhadap Minat Membeli Obat Antinyamuk dan Implikasinya bagi Strategi Pemasaran
Abstract
Gaya hidup halal di beberapa negara seperti Indonesia menjadi sesuatu yang diminati. Konsumen umum hanya mensyaratkan suatu produk yang dikonsumsi harus memenuhi rasa aman, bermanfaat dan tidak membahayakan, sementara konsumen muslim mensyaratkan suatu produk juga harus memenuhi persyaratan halal dan thoyib secara syariat Islam. Pemerintah Indonesia telah memperkuat regulasi halal dengan mengeluarkan Undang – undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal (UU-JPH). Menurut UU-JPH, produk dengan sertifikasi halal meliputi makanan, obat, dan kosmetik. Termasuk juga produk biologi, produk kimiawi, produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Nyamuk adalah jenis hama pemukiman yang dirasakan oleh masyarakat karena menyebabkan timbulnya banyak penyakit yang mematikan. Pengendalian atas nyamuk dilakukan dalam bentuk pengendalian kimiawi yang dikenal dengan pestisida. Pestisida memiliki daya bunuh yang tinggi dan penggunaannya mudah serta fleksibel. Pengendali hama ini dapat tersedia dalam formulasi yang beragam sehingga mudah untuk digunakan dan ekonomis. Penjualan obat antinyamuk menunjukkan pertumbuhan yang positif terutama pada jenis obat antinyamuk semprot, obat antinyamuk bakar, dan obat antinyamuk oles. Beberapa merek obat antinyamuk sudah mendapatkan sertifikasi halal sebagai usaha mendiferensiasi produk walaupun belum mencetak logo halal pada kemasan produk. Atribut halal disandingkan bersama dengan bauran pemasaran untuk mengetahui dampak penggunaan atribut halal dalam minat membeli produk obat antinyamuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman dan kepedulian konsumen terhadap label halal pada obat antinyamuk dan pengaruhnya terhadap minat membeli obat antinyamuk. Penelitian melibatkan 190 pelanggan obat antinyamuk muslim berusia minimal 18 tahun di Jabodetabek. Survei dilakukan secara daring dengan aplikasi google form selama bulan Desember 2022 sampai dengan Februari 2023. Data kuesioner diolah dan dianalisis secara deskriptif dan model Structural Equation Modelling – Partial Least Square (SEM – PLS). Profil responden adalah mayoritas perempuan. Pada rentang usia dominan di 31-50 tahun. Mayoritas responden sudah menikah dengan latar pendidikan beragam dari SMA/SMK/MAN sampai dengan doktoral. Berdasarkan pekerjaan, proporsi terbesar adalah pegawai swasta. Responden mengenal dengan baik merek-merek obat antinyamuk yang beredar di pasaran. Mayoritas responden membeli obat antinyamuk di mini market seperti Alfamart dan Indomart dengan pengeluaran responden untuk membeli obat antinyamuk kurang dari Rp. 100.000 dalam tiga bulan terakhir. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa halal tidak berpengaruh terhadap minat membeli obat antinyamuk, tetapi halal dan promosi berpengaruh terhadap sikap pelanggan. Sikap dan persepsi kontrol perilaku akan memengaruhi V pelanggan untuk membeli obat antinyamuk berlogo halal. Tingkat kepedulian atas halal dan syariat dari muslim perkotaan adalah tinggi dan menjadi preferensi utama, namun informasi halal dan manfaat logo halal pada obat antinyamuk masih terbatas sehingga diperlukan komunikasi pemasaran terintegrasi dan konsentrasi terhadap segmen pelanggan muslim yang mencakup periklanan, promosi penjualan, public relations, personal selling, dan direct & online marketing. Keselarasan melakukan diferensiasi perlu dilakukan antara tim pemasaran melalui positioning halal dan proses produksi halal di pabrik. Kolaborasi positioning pada atribut halal dan proses produksi menciptakan alignment budaya dan value di dalam organisasi perusahaan yang menciptakan persepsi positif bagi perusahaan dan produknya dari sisi pandang pelanggan. Persepsi pelanggan dengan pemahaman halal yang baik akan menciptakan loyalitas dalam pemilihan merek. The halal lifestyle in some countries such as Indonesia is in demand. General consumer only requires that a product consumed must meet the sense of security, usefulness and harmlessness, while Muslim consumers require a product must also meet the requirements of halal and thoyib according to Islamic law. The Indonesian government has strengthened halal regulations by issuing Law Number 33 of 2014 concerning halal product assurance (UU-JPH). According to UU-JPH, products with halal certification include food, medicine, and cosmetics. This includes biological products, chemical products, genetically modified products, and consumer goods that are used, and utilized by the community. Mosquitoes are a type of domestic pest that is felt by the community because they cause many deadly diseases. Control over mosquitoes is carried out in the form of chemical control known as pesticides. Pesticides have a high killing power, and their use is easy and flexible. This pest control can be available in a variety of formulations making it easy to use and economical. Sales of anti-mosquitoes showed positive, especially in the types of sprays (aerosols), coil, and repellent. It is known that several brands of anti-mosquitoes have received halal certification as an effort to differentiate products even though they have not printed halal logos on product packaging. Halal attributes are juxtaposed together with the marketing mix to determine the impact of using halal attributes on the purchase intention of anti-mosquitoes in Indonesia. This study aims to identify the level of consumer understanding and concern for halal labels on anti-mosquitoes and their effect on purchase intention of anti-mosquitoes. The study involved 190 Muslims with aged at least 18 years old as customers in Jabodetabek. The survey was conducted online with the google form application from December 2022 to February 2023. Questionnaire data was processed and analyzed descriptively and the Structural Equation Modelling– Partial Least Square (SEM-PLS). The majority profile of respondents is women. In the dominant age range at 31-50 years. The majority of respondents are married with various educational background from high school to doctoral. By occupation, the largest proportion are private employees. Respondents are well acquainted with the brands of anti-mosquitoes on the market. The majority of respondents bought anti-mosquitoes at mini markets such as Alfamart and Indomart with respondents' expenditure to buy anti-mosquitoes less than Rp. 100.000 in the last three months.
Collections
- MT - Business [1040]