Show simple item record

dc.contributor.advisorSudrajat, Agus Oman
dc.contributor.advisorMaulana, Fajar
dc.contributor.authorAstuti, Rita Ariyani Ambar
dc.date.accessioned2023-07-20T04:37:52Z
dc.date.available2023-07-20T04:37:52Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122270
dc.description.abstractMaskulinisasi dilakukan dengan tujuan memperoleh benih ikan nila monoseks jantan untuk mempercepat pertumbuhan ikan nila. Hormon sintetik yang sering digunakan dalam proses maskulinisasi ikan yaitu 17α-Methyltestosterone (MT), akan tetapi saat ini penggunaannya sudah dibatasi karena dapat meninggalkan residu. Sehingga diperlukan bahan alami yang dapat menjadi subtitusi dalam kegiatan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah pinus dengan metode berbeda. Larva yang digunakan berumur 5 hari dan dipelihara selama 60 hari dengan kepadatan 100 ekor setiap akuarium. Terdapat tiga perlakuan yang digunakan, yaitu kontrol (K), imersi EBP dosis 0,20 mL L -1 (I), serta kombinasi imersi dosis 0,20 mL L -1 dan suplementasi 2 mL kg-1 pakan (IS). Nilai nisbah kelamin jantan tertinggi terdapat pada perlakuan IS sebesar 83,33±5,09%, sedangkan perlakuan I dan K berturut-turut sebesar 71,11±6,67% dan 50,00±3,33%. Berdasarkan penelitian ini, perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan IS dibandingkan dengan perlakuan kontrol dengan peningkatan 33,33%. Kata kunci: EBP, ikan nila, monoseks, perendaman, suplementasi.id
dc.description.abstractMasculinization was carried out with the aim of obtaining male monosex tilapia seeds to accelerate the growth of tilapia. The synthetic hormone that is often used in the process of masculinizing fish is 17α-Methyltestosterone (MT), but currently its use is limited because it can leave residues. So we need natural materials that can be substitutes in these activities. This study aims to determine the effect of giving pinecone extract with different methods. The larvae used were 5 days old and reared for 60 days at a density of 100 individuals in each aquarium. There were three treatments used, namely control (K), EBP immersion dose of 0.20 mL L-1(I), and a combination of immersion dose of 0.20 mL L-1 and supplementation of 2 mL kg-1 feed (IS). The highest male sex ratio was found in the IS treatment of 83.33 ± 5.09%, while in treatments I and K were 71.11 ± 6.67% and 50.00 ± 3.33%, respectively. Based on this study, the best treatment was in the IS treatment compared to the control treatment with an increase of 33.33%. Keywords: EBP, immersion, monosex, tilapia, supplementation.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePemberian ekstrak buah pinus merkusii dalam maskulinisasi benih nila melalui metode yang berbedaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordEBPid
dc.subject.keywordimmersionid
dc.subject.keywordmonosexid
dc.subject.keywordtilapiaid
dc.subject.keywordsupllementationsid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record