Produksi Tubuh Buah dan Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih (Pleurotus sp.) Isolat HS Pada Substrat Sabut Kelapa dan Jerami Padi
Abstract
Jamur tiram putih (Pleurotus sp.) banyak dibudidayakan masyarakat
karena memilki kandungan gizi yang tinggi dan biaya produksi yang cukup
murah. Sabut kelapa dan jerami padi termasuk limbah pertanian yang
mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin yang berpotensi digunakan sebagai
substrat tumbuh jamur tiram. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati
pertumbuhan dan kandungan gizi Pleurotus sp. isolat HS dalam 500 gram media
pada substrat yang berbeda yaitu jerami padi (JR), sabut kelapa (SK) serta
campuran jerami padi dan sabut kelapa (JRSK). Fase vegetatif Pleurotus sp. HS
pada SK (31 hari) lebih lama daripada JR (27 hari) dan JRSK (28 hari), sedangkan
fase reproduktifnya pada substrat JR dan JRSK (17 hari) lebih lama daripada SK
(12 hari). Efisiensi biologisnya pada JR (42%) dan JRSK (31,53%) lebih tinggi
daripada SK (15,76%). Kadar abu, protein, dan lemak Pleurotus sp. HS pada
substrat JRSK masing-masing 12,18%, 24,47%, dan 1,76% lebih tinggi daripada
JR masing-masing 8,56%, 18,79%, dan 0,95%, sedangkan kadar seratnya pada
JRSK (7,43%) lebih tinggi daripada SK (5,69%) dan lebih rendah daripada JR
(10, 59%). White oyster mushrooms (Pleurotus sp.) are widely cultivated by the
community due to their high nutritional content and relatively low production
costs. Coconut coir and rice straw are agricultural wastes that contain cellulose,
hemicellulose, and lignin which can be potential to be used as substrates for
growing oyster mushrooms. This study was conducted to observe the growth and
nutritional content of Pleurotus sp. HS on different substrate combinations in 500
grams of media, namely Rice Straw (JR), coconut coir (SK), and a combination of
rice straw and coconut coir (JRSK). The vegetative phase of SK (31 days) was
longer than JR (27 days) and JRSK (28 days). The reproductive phase of JR and
JRSK (17 days) was longer than SK (12 days). The biological efficiency of JR
(42%) and JRSK (31,53%) is higher than SK (15,76%). The ash, protein, and fat
content of JRSK (12,18%, 24,47%, and 1,76% respectively) were higher than JR
(8,56%, 18,79%, and 0,95% respectively). The fiber content of JRSK (7,43%) is
higher than SK (5,69%) and lower than JR (10,59%).
Collections
- UT - Biology [2095]