Show simple item record

dc.contributor.advisorSutardi, Toha
dc.contributor.advisorParakkasi, Aminuddin
dc.contributor.advisorNatasasmita, Asikin
dc.contributor.authorZainal, Aidir
dc.date.accessioned2023-07-11T04:26:38Z
dc.date.available2023-07-11T04:26:38Z
dc.date.issued1983
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121376
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan kepekaan sumber nitrogen ran sum dengan keefisienan penggu- naan nitrogen dan untuk memperlihatkan hubungan keefisien- an penggunaan nitrogen dengan prestasi produksi ternak sapi. Sumber protein (nitrogen) yang diuji terdiri atas daun lamtoro, bungkil kedelai, urea, bungkil kelapa, bung- kil kacang tanah dan dedak gandum. Komposisi ransum per- cobaan 50% bahan kering (BK) rumput gajah dan 50 % BK konsentrat. Ransum disusun berdasarkan kebutuhan zat-zat makanan untuk sapi FH yang sedang tumbuh. Enam puluh per- sen nitrogen ransum berasal dari nitrogen bahan makanan yang diuji. Ransum disusun iso-nitrogen dan iso-kalori (12.6% protein kasar dan 62.5 % TDN). Percobaan in vitro dilakukan untuk menduga kepekaan protein ransum terhadap perombakan oleh mikrobe rumen. Seperti dugaan semula, ternyata kepekaan sumber nitrogen ransum berbeda dalam hal perombakannya menjadi amonia (P 0.01). Produksi amonia terbanyak dihasilkan oleh ran- sum urea, yaitu 35.9 10.0 mM. Sedangkan oleh ransum bung- kil kacang tanah: yaitu 5.32 1.77 mM, dedak gandun 4.8 ± 1.40 mM, daun lamtoro 2.62 1.10 mM, bungkil kelapa 0.78 +0.70 mM dan bungkil kedelai 0.560±0.970 mM. Endapan protein sistem fermentasi cenderung ditentukan oleh derajat kepekaan masing-masing sumber protein terhadap degradasi oleh mikrobe rumen. Ternyata endapan protein sistem fermentasi berkorelasi negatif dengan amonia yang terbentk (r = -0.9). Percobaan in vivo dilakukan untuk menduga keefisienan penggunaan protein (nitrogen) ransum untuk pertumbuhan sapi perah. Koefisien cerna semu BK ransum daun lamtoro ternya- ta paling kecil dan berbeda sangat nyata dengan koefisien cerna semu BK ransum lainnya (P 0.01). Begitu juga koe- fisien cerna semu BK ransum dedak gandum berbeda dengan koefisien cerna semu BK lainnya (P 0.05). Sedangkan koe- fisien cerna semu BK ransum urea tidak berbeda nyata dengan koefisien cerna semu BK ransum bungkil kelapa, bung- kil kacang tanah ataupun bungkil kedelai. Retensi nitrogen ternyata memperlihatkan perbedaan (P 0.01). Retensi nitrogen masing-masing ransum menun- jukan hubungan yang tidak nyata dengan koefisien cerna semu protein (r = 0.12). Nisbah retensi N dengan konsumsi N erat hubungannya dengan mutu dan jumlah protein ransum.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcRuminantsid
dc.subject.ddcFeedingid
dc.titleNilai beberapa jenis bahan makanan sebagai sumber protein ransum ternak ruminansiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbungkil kedelaiid
dc.subject.keyworddaun lamtoroid
dc.subject.keywordmikrobe rumenid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record