Show simple item record

dc.contributor.advisorHarianto, Harianto
dc.contributor.advisorTaryana, Asep
dc.contributor.authorAnugrah Pratama, Muhammad Rizky
dc.date.accessioned2023-06-27T03:17:46Z
dc.date.available2023-06-27T03:17:46Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120288
dc.description.abstractPT Nusantara Totalindo Logistik merupakan perusahaan transportasi logistik yang memiliki pertumbuhan bisnis dan sedang mengalami fase pengenalan bisnis dan turbulensi bisnis. Berdasarkan kondisi industri logistik yang sedang dialami, PT NTL sedang bersaing dengan PT Xpresindo Logistic yang memiliki working capital sebesar Rp15.000.000.000,00, 100 unit truk, dan revenue tiap bulan sebesar Rp30.000.000.000,00, sedangkan PT NTL memiliki working capital sebesar Rp4.000.000.000,00, 30 unit truk, dan revenue tiap bulan mencapai Rp2.000.000.000,00. Selain dari segi pesaing, PT NTL masih memiliki kekurangan dalam enam aspek dalam menjalankan operasional bisnis yang dimiliki sebagai berikut, yaitu, semua proses bisnis masih dijalankan secara manual melalui Whatsapp dan Google Maps, PT NTL tidak mampu untuk mengatasi kendala logistik secara real time, PT NTL hanya menjadi mitra untuk perusahaanperusahaan besar dan kurang memiliki akses terhadap UMKM, PT NTL belum memiliki promosi dan pemasaran yang dapat menarik pelanggan untuk mengirimkan barang melalui PT Nusantara Totalindo Logistik, PT NTL masih memiliki struktur organisasi yang belum komprehensif dan spesialisasi kerja hanya meliputi keuangan dan operasional bisnis, dan PT NTL memiliki masalah dalam mendapatkan pendanaan bisnis. Selain dari faktor pesaing dalam industri logistik nasional dan internasional yang sedang dihadapi oleh PT NTL dan kekurangan dalam proses bisnis yang dimiliki, saat ini perekonomian dunia sedang berada di ancaman resesi ekonomi. Saat ini dunia berada dalam suatu siklus volatilitas ekonomi, karena perubahan geopolitik, ekonomi, ekologi, dan akhirnya berdampak pada perekonomian global (IMF 2022). Menurut IMF (2022), inflasi sedang meningkat dengan tingkat yang sangat tinggi dipicu oleh Perang Rusia-Ukraina, kekeringan di wilayah Asia dan Afrika, dan Pandemi COVID-19 yang menekan pengeluaran rumah tangga. Menurut World Bank dalam Global Economic Prospects (2022), dunia akan mengalami resesi pada tahun 2023 dengan pertumbuhan ekonomi di tingkat -0,2% dan di negara maju turun -1,2% dan di negara berkembang turun -1,2%. Hal ini merupakan implikasi bahwa kebijakan kontraktif dari kebijakan moneter sebetulnya memiliki tujuan untuk mengurangi inflasi yang terjadi di berbagai negara, tetapi hal ini juga dipicu oleh kebijakan dari The Fed yang terlalu agresif dalam menaikan suku bunga, karena di Amerika Serikat sendiri harga pupuk, makanan, dan mulai muncul kelaparan ekstrim juga harus diatasi (World Bank 2022). COVID-19 memiliki keunikan terutama dalam fiskal, moneter, dan rantai pasok yang meliputi jaringan ke dalam dan keluar, menciptakan siklus permintaan baru di Pandemi COVID-19, sejak 2020 yang menciptakan perubahan asimetri sehingga kecepatan perubahan dari masing-masing bagian berbeda, tetapi dipaksakan untuk mengikuti permintaan yang meningkat akibat perdagangan dunia pasca COVID-19 (Europeran Central Bank 2022). Dalam menghadapi kedua fase tersebut sehingga perlu mengembangkan strategi resiliensi bisnis. Strategi resiliensi bisnis diwujudkan untuk v mengidentifikasi potensi dan keunggulan bisnis dari PT NTL, membangun resiliensi bisnis untuk PT NTL. Data penelitian ini berasal dari wawancara secara mendalam dan kuesioner manajemen risiko terhadap stakeholders PT NTL pelaksana tugas dari freight forwarding. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dibentuk suatu formulasi bantalan resiliensi bisnis selama 5 tahun melalui enam proses, mulai dari pembentukan visi dan misi hingga manajemen risiko yang memiliki resiliensi dalam berbisnis. Implikasi manajemen dari strategi resiliensi bisnis adalah identifikasi kelebihan dan kekurangan dari PT Nusantara Totalindo Logistik, merancang program kerja dan manajemen strategis untuk PT Nusantara Totalindo Logistik, dan merancang manajemen risiko untuk PT Nusantara Totalindo Logistik. PT NTL memiliki visi untuk menjadi perusahaan freight forwarder yang memiliki resiliensi bisnis dengan efektivitas, kelincahan, ketersediaan, dan kelajuan dalam rantai pasok dalam menghadapi disrupsi dan turbulensi bisnis sehingga mampu memberikan pelayanan logistik yang prima terhadap pelanggan dan mitra bisnis. Misi dari PT Nusantara Totalindo Logistik adalah memberikan pelayanan freight forwarder terhadap UMKM, freight forwarder nasional, dan freight forwarder internasional melalui transportation collaboration system dan enterprise resource planning dengan target pertumbuhan pendapatan Rp15.000.000.000,00 tiap bulan dengan ketersediaan working capital sebesar Rp30.000.000.000,00 melalui peningkatan performa rantai pasok dengan memberikan insentif berupa gaji dan bonus progresif terhadap pegawai atas kenaikan kinerja bisnis dari PT NTL. Kekuatan bisnis dari PT NTL, yaitu, relasi perwakilan logistik, jumlah unit truk sebanyak 30 unit, kepemilikan warehouse di Palembang, Batam, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Balikpapan, Jakarta, dan Cikarang, dan Jumlah karyawan bertambah dari 50 orang pada tahun 2022 nmenjadi 70 orang pada tahun 2023. Kelemahan bisnis dari PT Nusantara Totalindo Logistik, yaitu permodalan usaha yang sedikit untuk setiap proyek baru, masalah sistem informasi logistik manual, jumlah relasi investor, kekuatan pekerja dan brand, serta performa logistik terhadap pelanggan luar negeri. Skor yang didapatkan dari Analisis IFE sebesar 2,16. Setelah melakukan Analisis EFE, dilakukan perhitungan Analisis EFE terkait dengan opportunities and threats dari PT NTL. Peluang bisnis dari PT NTL, yaitu, peluang menjadi perusahaan logistic service provider dengan skala nasional, pembukaan warehouse baru, dan perambahan pelanggan baru, e- commerce, retail, dan B2B. Skor yang didapatkan dari Analisis EFE sebesar 3,3125. Setelah melakukan identifikasi terkait treatment terhadap risiko, peneliti kemudian melakukan perhitungan effectiveness to total difficulty risks (ETD). Dari data tersebut dapat diidentifikasi ranking risiko dari PT NTL berikut, yaitu (1) Persaingan industri logistik di Jawa Tengah melibatkan Sinotrans, JNT, DHL, dan Willock, (2) Additional cost tinggi, (3) Kecelakaan di jalan dan kerusakan barang akibat transportasi logistik, (4) Permasalahan pada truk, (5) Permasalahan dalam memenuhi target logistik yang ditetapkan oleh pelanggan, (6) Bencana alam (gelombang tinggi, longsor, dan cuaca buruk). Dalam menghadapi risiko-risiko tersebut, peneliti merekemondeasikan beberapa treatment sebagai berikut, yaitu (1) Inspeksi kelayakan kendaraan secara berkala dan memastikan driver memiliki jam kerja yang tepat, (2) Melakukan pengecekan kendaraan sebelum melakukan transportasi barang, (3) Mencari informasi terkait gelombang tinggi, memastikan safety first, dan menyiapkan asuransi kendaraan dan barang, (4) Memiliki vi perwakilan atau storage dan memberikan persaingan harga, (5) Memastikan sopir ikut menghitung dan mengecek barang saat muat dengan justifikasi foto, (6) Menambah jumlah armada dan menginformasikan forecast pengiriman barang kepada pelanggan, (7) Melakukan negosiasi terkait dengan biaya tambahan (biaya bongkar muat) agar disesuaikan dengan anggaran kantor dan manpower dari kantor sendiri.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Resiliensi Bisnis PT Nusantara Totalindo Logistikid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBisnisid
dc.subject.keywordManajemenid
dc.subject.keywordResiliensiid
dc.subject.keywordRisikoid
dc.subject.keywordTurbulensiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record