Show simple item record

dc.contributor.advisorSuryahadi
dc.contributor.advisorNahrowi
dc.contributor.advisorManalu, Wasmen
dc.contributor.authorAmin, Muhamad
dc.date.accessioned2023-06-22T14:52:03Z
dc.date.available2023-06-22T14:52:03Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120028
dc.description.abstractTingkat produktivitas ternak ruminansia di daerah tropis seperti di Indonesia adalah rendah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya kualitas pakan. Oleh karena itu perlu diupayakan peningkatan kualitas pakan tersebut. Berbagai usaha telah dilakukan antara lain dengan cara biologis yaitu dengan memanipulasi ekosistem rumen. Melalui pendekatan ini produktivitas temak ruminansia yang hanya didukung oleh bahan pakan yang berkualitas rendah dapat ditingkatkan. Salah satu cara yang dilakukan untuk memanipulasi ekosistem rumen adalah dengan suplementasi probiotik di dalam ransum ternak. Probiotik merupakan makanan tambahan dalam bentuk mikroba hidup yang berpengaruh positif bagi hewan inang dengan meningkatkan keseimbangan populasi mikroba dalam saluran pencernaan hewan tersebut. Penelitian penggunaan probiot\k S. cerevisiae dan A. oryzae pada pakan sapi perah dara telah dilaksanakan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi Nutrisi; Lab. Ilmu Makanan Ternak; dan Lab. Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, selama lima bulan, dari bulan April sampai dengan bulan Agustus 1997. Penelitian ini menggunakan empat ekor sapi perah dara dengan bobot hid up 202 ± 18,4 kg. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) 4 x 4 (4 periode, 4 ternak, dan 4 perlakuan) digunakan dalam penelitian ini. Ransum yang dicobakan adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum) 50% dan konsentrat 50% (bungkil kelapa, jagung kuning, dedak padi, dan tepung tulang). Perlakuan yang dicobakan sebagai berikut: A= Ransum basal (rumput gajah + konsentrat), B =A+ 1 % SC, C =A+ 1 % AO, dan D = A + ( 1 % SC+ 1 % AO). Ransum disusun dengan kandungan protein kasar 12,32% dan TDN 65,12%. Ternak diberi makan dua kali sehari (pukul 08.00 dan 16.00), air minum diberikan secara ad libitum. Peubah yang diukur adalah populasi bakteri (selulolitik dan total bakteri), populasi protozoa, pH, konsentrasi N­amonia, total VF A cairan rumen, kecernaan bahan kering, bahan organik, dan serat kasar; konsumsi bahan kering, efisiensi penggunaan ransum dan pertambahan bobot badan. Data diolah dengan analisis ragam dan diuji dengan Uji Kontras Ortogonal. dst ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCattle feedingid
dc.subject.ddcProbiotikid
dc.subject.ddcSaccharomyces Cerevisiaeid
dc.subject.ddcAspergillusid
dc.titlePengaruh Penggunaan Probiotik Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus oryzae dalam Ransum pada Populasi Mikroba, Aktivitas Fermentasi Rumen, Kecernaan, dan Pertumbuhan Sapi Perah, Daraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCattleid
dc.subject.keywordprobiotik saccharomyces cerevisiaeid
dc.subject.keywordaspergillus oryzaeid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record