Show simple item record

dc.contributor.advisorPiliang, Wiranda G.
dc.contributor.advisorFitri, Lulu Lusianti
dc.contributor.authorWattiheluw, Muhammad Juraid
dc.date.accessioned2023-06-21T08:45:09Z
dc.date.available2023-06-21T08:45:09Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119821
dc.description.abstractPerkutut merupakan burung pemakan biji yang memiliki kelebihan mampu mengemisikan suara yang terdengar merdu. Suara merdu tersebut umumnya dihasilkan oleh individu perkutut jantan. Untuk memproduksi suara yang berkualitas perlu diperhatikan suplai pakan yang dapat menunjang faktor kesehatan sehingga penampilan suara burung menjadi prima. Selain penambahan pakan pokok/dasar, peternak juga melakukan penambahan suplemen antara lain melalui pemberian dedaunan seperti daun saga, daun sambiloto, dan daun pare pada diet yang dipercaya dapat meningkatkan kesehatan burung agar burung dapat memiliki penampilan suara ya ng berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun saga, ekstrak daun sambiloto dan ekstrak daun pare terhadap diferensiasi sel-sel leukosit, kandungan mineral (Fe dan Zn) da n hormon testosteron sebagai faktor yang bertanggung jawab pada kualitas produksi suara. Perkutut yang digunakan sebanyak 25 ekor berumur 4-6 bulan dan dipelihara selama 10 (sepuluh) minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dan setiap kelompok perkutut dibagi dalam 5 ulangan, masing-masing 1 ekor. Adapun desain perlakuan pakan adalah sebagai berikut : A = 10 gram pakan utama sebagai kontrol; B = pakan kontrol + 0.018 gram ekstrak daun saga; C = pakan kontrol + 0.018 gram ekstrak daun sambiloto; D = pakan kontrol + 0.018 gram ekstrak daun pare hutan; E = pakan kontrol + Kombinasi (0.006 gram ekstrak daun saga + 0.006 gram ekstrak daun sambiloto + 0.006 gram ekstrak daun pare. Peubah yang diamati meliputi konsumsi ransum dan konsumsi nutrien perlakuan, diferensiasi sel-sel leukosit, zat besi (Fe), seng (Zn), hormon testosteron dan durasi suara (durasi silabel dan durasi antar silabel). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh perlakuan suplementasi dedaunan terhadap rataan konsumsi ransum, namun secara besaran individu yang mendapat perlakuan D lebih banyak mengkonsumsi ransum. Tingkat konsumsi nutrien terbanyak dan tertinggi terdapat pada perlakuan C. Lebih lanjut diketahui bahwa tidak ada pengaruh perlakuan terhadap diferensiasi sel-sel leukosit, kandungan seng dan hormon testosteron dalam plasma serta durasi suara (silabel dan antar silabel) yang diamati. Walaupun hasil penelitian tersebut tidak menunjukkan perbedaan nyata, namun ada indikasi bahwa ekstrak daun pare dapat me ningkatkan daya tahan tubuh burung perkutut sehingga memberikan respon terhadap tingkat konsumsi pakan yang implikasinya terlihat pada peningkatan kandungan Zn (seng) dan hormon testosteron dalam plasma darah yang berpengaruh pada durasi suara burung perkutut. Kandungan zat besi (Fe) dalam plasma pada perlakuan B (penambahan 0.018 gram ekstrak daun saga ) meningkat secara nyata (P<0.05) dibandingkan dengan perlakuan yang lain.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcBirdsid
dc.titlePengaruh Pemberian Ekstrak Daun Saga, Sambiloto dan Pare Terhadap Diferensiasi Sel-Sel Leukosit, Kandungan Fe, Zn dan Hormon Testosteron dalam Plasma Perkutut (Geopelia striata)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAbrus precatoriusid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record