dc.description.abstract | Perkutut merupakan burung pemakan biji yang memiliki kelebihan mampu
mengemisikan suara yang terdengar merdu. Suara merdu tersebut umumnya dihasilkan
oleh individu perkutut jantan. Untuk memproduksi suara yang berkualitas perlu
diperhatikan suplai pakan yang dapat menunjang faktor kesehatan sehingga penampilan
suara burung menjadi prima. Selain penambahan pakan pokok/dasar, peternak juga
melakukan penambahan suplemen antara lain melalui pemberian dedaunan seperti daun
saga, daun sambiloto, dan daun pare pada diet yang dipercaya dapat meningkatkan
kesehatan burung agar burung dapat memiliki penampilan suara ya ng berkualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun saga,
ekstrak daun sambiloto dan ekstrak daun pare terhadap diferensiasi sel-sel leukosit,
kandungan mineral (Fe dan Zn) da n hormon testosteron sebagai faktor yang bertanggung
jawab pada kualitas produksi suara. Perkutut yang digunakan sebanyak 25 ekor berumur
4-6 bulan dan dipelihara selama 10 (sepuluh) minggu. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dan setiap
kelompok perkutut dibagi dalam 5 ulangan, masing-masing 1 ekor. Adapun desain
perlakuan pakan adalah sebagai berikut : A = 10 gram pakan utama sebagai kontrol; B =
pakan kontrol + 0.018 gram ekstrak daun saga; C = pakan kontrol + 0.018 gram ekstrak
daun sambiloto; D = pakan kontrol + 0.018 gram ekstrak daun pare hutan; E = pakan
kontrol + Kombinasi (0.006 gram ekstrak daun saga + 0.006 gram ekstrak daun sambiloto
+ 0.006 gram ekstrak daun pare. Peubah yang diamati meliputi konsumsi ransum dan
konsumsi nutrien perlakuan, diferensiasi sel-sel leukosit, zat besi (Fe), seng (Zn), hormon
testosteron dan durasi suara (durasi silabel dan durasi antar silabel). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh perlakuan suplementasi dedaunan terhadap
rataan konsumsi ransum, namun secara besaran individu yang mendapat perlakuan D
lebih banyak mengkonsumsi ransum. Tingkat konsumsi nutrien terbanyak dan tertinggi
terdapat pada perlakuan C. Lebih lanjut diketahui bahwa tidak ada pengaruh perlakuan
terhadap diferensiasi sel-sel leukosit, kandungan seng dan hormon testosteron dalam
plasma serta durasi suara (silabel dan antar silabel) yang diamati. Walaupun hasil
penelitian tersebut tidak menunjukkan perbedaan nyata, namun ada indikasi bahwa
ekstrak daun pare dapat me ningkatkan daya tahan tubuh burung perkutut sehingga
memberikan respon terhadap tingkat konsumsi pakan yang implikasinya terlihat pada
peningkatan kandungan Zn (seng) dan hormon testosteron dalam plasma darah yang
berpengaruh pada durasi suara burung perkutut. Kandungan zat besi (Fe) dalam plasma
pada perlakuan B (penambahan 0.018 gram ekstrak daun saga ) meningkat secara nyata
(P<0.05) dibandingkan dengan perlakuan yang lain. | id |