dc.description.abstract | Kinerja ekspor yang tercatat pada Departemen Perindustrian dan perdagangan,
hanya dalam setengah tahun 1996, total nilai ekspor yang dihasilkan oleh industri
kecil telah"mencapai I 468 milyar dollar AS. Kontribusi terbesar dari nilai ekspor itu
adalah peran dari industri aneka yang mencapai nilai 701 03 I juta dollar AS,
kemudian industri logam, mesin dan kimia sebesar 452 386 juta dollar AS dan
sisanya industri hasil pertanian dan kehutanan sebesar 313 533 juta dollar AS.
Di lokasi studi yang mempunyai wilayah yang seluas 1 820,59 km2
, sebanyak
43,7 persen diantaranya atau seluas 79 599 902 ha penggunaannya tanahnya untuk
hutan, yang dikelola oleh 3 KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) yaitu KPH Blora,
KPH Cepu dan KPH Randublatung. Dari areal hutan yang ada dapat memproduksi
kayu jenis jati sebanyak rata-rata I 00.000 m3 per tahun.
Dengan potensi yang ada tersebut, maka industri hasil hutan yang merupakan
industri yang menggunakan bahan baku dari kayu jati seharusnya dapat berkembang
pesat. Karena dengan bahan baku yang selalu ada sepanjang tahun dan dengan harga
yang relatif murah dibanding dengan daerah lain (faktor biaya transportasi)
merupakan keuntungan tersendiri bagi industri hasil hutan yang berada di Kabupaten
Blora. Namun nilai lebih ini belum dapat digunakan secara maksimal, sehingga
industri hasil hutan di Kabupaten Blora masih tertinggal dengan daerah lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk menunjang program pemerintah didalam
pengembangan usaha kecil (Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha
Kecil) dengan menyusun pola kemitraan yang sesuai khususnya pada sub sektor
industri hasil hutan. Disamping ini, bahan penelitian ini diharapkan akan dapat
menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Blora didalam
pembinaan dan pengembangan industri hasil hutan di Kabupaten Blora khususnya.
Pola kemitraan yang ada di Kabupaten Blora saat ini belum mampu untuk
meningkatakan industri hasil hutan di Kabupaten Blora. Untuk itu penelitian
pemilihanpola kemitraan yang sesuai akan dapat meningatkan usaha hasil hutan.
Hasil akhir proses hirarki analitik (AHP) urutan prioritas seluruh altematif
pemilihan pola kemitraan dengan industri kecil hasil hutan di Kabupaten Blora, yaitu Pola Kemitraan Inti Plasma merupakan prioritas pertama dengan bobot 0,301, kemudian prioritas kedua adalab pola Sub Kontrak yang meinpunyai bobot 0,232, disusul pola Vendor dengan bobot 0,196, kemudian pola Dagang Umum yang mempunyai bobot 0,141 dan pola Supplier dengan bobot 0,130.
Hasil tersebut menunjukkan babwa pemilihan pola kemitraan merekomendasikan kemitraan pola inti plasma sebagai alternatif terbaik untuk penerapan pola kemitraan dengan industri kecil hasil hutan. di Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengab. Kemitraan pola inti plasma ini adalab hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah/Besar, yang didalamnya Usaha Nfenengah/Besar bertindak sebagai inti dan Usaha Kecil selaku plasma, perusahaan inti melaksanakan pembinaan mulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis sampai dengan pemasaran hasil.
dst ... | id |