Show simple item record

dc.contributor.advisorAbdullah, Luki
dc.contributor.advisorKarti, Panca Dewi
dc.contributor.authorOktovianus, Rafael Nahak T.B.
dc.date.accessioned2023-06-09T07:32:47Z
dc.date.available2023-06-09T07:32:47Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118724
dc.description.abstractRumput merupakan makanan utama ternak ruminansia yang diperlukan untuk keperluan produksi, reproduksi maupun kelangsungan hidup. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas pakan ternak merupakan aspek penting dalam rangka menjaga kesetabilan produktivitas ternak. Ketersediaan pakan ternak pada musim kemarau sering menjadi kendala yang dihadapi oleh petani peternak terutama pada musim kemarau karena keterbatasan jumlah yang tersedia. Pada lahan kering baik yang bersifat masam atau non masam pada musim kemarau akan mengalami penurunan suplai air yang dapat menyebabkan penurunan produksi hijauan pakan yang sangat nyata. Ketersediaan air di tanah merupakan faktor pembatas dan sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Kebutuhan air tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis tanamannya. Apabila jumlah air yang tersedia di tanah tidak mencukupi kebutuhan tanaman, maka tanaman akan mengalami gangguan morfologi dan fisiologis sehingga pertumbuhan dan produktifitasnya akan terhambat, hal ini menyebabkan tanaman mengalami cekaman kekeringan. Pemberian FMA (Fungi mioriza arbuskula) diduga dapat mempengaruhi mekanisme ini karena tanaman yang yang terinfeksi FMA memiliki hifa yang dapat mengabsorbsi air lebih efisien. Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian respon morfo-fisiologi rumput pakan terhadap cekaman kekeringan yang diinokulasi FMA (Fungi mikoriza arbuskula) untuk mempelajari pengaruh FMA pada respon Morfo-fisiologi tanaman dalam memperoleh kondisi sub-optimal akhibat kekurangan air. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap berpola faktorial 4x10 dengan 6 ulangan dimana faktor pertama adalah kombinasi penyiraman dan FMA yaitu: W0M0 (dengan penyiraman dan tanpa FMA), W0M1 (dengan penyiraman dan diberi FMA), W1M0 (tanpa penyiraman dan tanpa FMA), W1M1 (tanpa penyiraman dan diberi FMA) dan faktor kedua merupakan 10 jenis tanaman rumput yang terdiri dari: Chloris gayana, Setaria Splendida, Panicum maximum, Brachiaria humidicola, Digitariadecumben, Paspalum dilatatum, Stenotatum secundatum, Brachiaria decumbens, Melinis minutiflora, Paspalum notatum.. Peubah yang diukur pada respon morfologi meliputi: berat kering tajuk, berat kering akar, kadar air tanah. Respon fisiologi yang diukur meliputi: potensial air daun, kandungan air relatif daun, defisit air daun. Hasil penelitian menunjukan bahwa Peranan FMA (Fungi mikoriza arbuskula) pada kondisi cekaman kekeringan (W1) secara nyata mampu meningkatkan berat kering tajuk sebesar 16,67%, potensial air daun sebesar 23,88%, kadar air relatif daun 28,27% dan menurunkan defisit air daun sebesar 11,98%. Hasil perhitungan index sensitivitas kekeringan menunjukan bahwa rumput Paspalum dilatatum dapat dikatakan sebagai tanaman yang paling toleran pada cekaman kekeringan...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAnimal Husbandryid
dc.subject.ddcAnimal Feedingid
dc.titleRespon Morfo-Fisiologi Rumput Pakan Terhadap Cekaman Kekeringan yang diinokulasi FMA (Fungi mikoriza arbuskula)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDrought stressid
dc.subject.keywordFMA (Fungi mikoriza arbuskula)id
dc.subject.keywordMorfo-physiologyid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record