dc.contributor.advisor | Nuraini, Henny | |
dc.contributor.advisor | Brahmantiyo, Bram | |
dc.contributor.author | Islami, Amelia Kamila | |
dc.date.accessioned | 2023-06-08T23:53:00Z | |
dc.date.available | 2023-06-08T23:53:00Z | |
dc.date.issued | 2023 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118662 | |
dc.description.abstract | Kelinci adalah ternak yang dapat berperan sebagai bahan pangan sumber
protein dan pangan fungsional mengandung satu atau lebih senyawa berfungsi
fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Daging kelinci dikenal memliki
kandungan lemak yang lebih rendah, asam lemak jenuh yang lebih sedikit, dan
kandungan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan daging lainnya. Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta membuka Taman Kelinci Bambu Apus dengan ternak
kelincinya merupakan hasil pengembangan sejak tahun 2018, kelinci tersebut telah
beradaptasi dan berkembangbiak dengan baik. Pengembangan kelinci diharapkan
dapat mendukung program pertanian peternakan perkotaan yang terintegrasi dan
berkelanjutan (sustainable integrated urban farming). Karakterisasi kelinci Bambu
Apus dilakukan sebagai upaya identifikasi spefisik yang sangat diperlukan sebagai
dasar dalam pemuliaan ternak, konservasi, perbaikan genetik, dan pemanfaatan
berkelanjutan dari suatu ras. Karakteristik morfometrik kelinci Bambu Apus akan
dipergunakan sebagai dasar penetapan rumpun kelinci spesifik lokasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022–Desember 2022.
Pengambilan data bobot badan dan karakeristik morfometrik kelinci Bambu Apus
dilakukan di Taman Kelinci Bambu Apus, Jakarta Timur. Adapun pengambilan
data sekunder sebagai pembanding pada kelinci Rexsi Agrinak dan New Zealand
White diperoleh dari Balai Pengujian Standar Instrumen Unggas dan Aneka Ternak,
Ciawi, Bogor. Sampel yang digunakan adalah 65 ekor kelinci Bambu Apus dewasa,
40 ekor kelinci Rexsi Agrinak dewasa dan 40 ekor kelinci New Zealand White
dewasa. Peubah yang diamati adalah bobot badan dan morfometrik (panjang kepala,
lebar kepala, tinggi kepala, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, panjang tulang
radius ulna, panjang tulang humerus, panjang tulang tibia, panjang tulang femuris,
panjang tulang punggung, lebar pinggul, panjang telinga dan lebar telinga). Analisa
ragam dari setiap peubah menggunakan prosedur PROC GLM, jarak genetik
mahalanobis menggunakan prosedur PROC DISCRIM dan analisis kanonik
menggunakan PROC CANDISC (SAS ver 9.4), selanjutnya pembuatan pohon
fenogram menggunakan perangkat lunak MEGA11.
Kelinci Bambu Apus memiliki rataan bobot badan 2473,54±480,13 g ekor-1 yang
dapat dijadikan dasar bobot potong kelinci pedaging, ukuran dalam dada 8,69±1,11
cm lebih besar (P<0,05) dibandingkan kelinci Rex dan New Zealand White,
panjang tulang punggung 37,84±3,51 cm lebih panjang (P<0,05) dibandingkan
kelinci Rex, ukuran tidak berbeda terdapat pada ukuran lebar dada 7,27±0,89 cm,
panjang tulang femuris 11,66±1,51 cm, dan panjang tulang tibia 12,27±1,22 cm.
Hasil analisis diskriminan menunjukkan kelinci Bambu Apus memiliki
karakteristik morfometrik yang berbeda dengan kelinci Rex dan New Zealand
White. Jarak genetik dan konstruksi pohon fenogram memperlihatkan tidak ada
hubungan kekerabatan diantara kelinci Bambu Apus dengan kelinci Rex dan kelinci
New Zealand White. | id |
dc.description.abstract | Rabbits are livestock that have utilized as a food source of protein and
functional food containing one or more compounds with certain physiological
functions that are beneficial to health. Rabbit meat is known to have lower fat
content, less saturated fatty acids, and lower cholesterol content than other meats.
The Provincial Government of DKI Jakarta opened the Bambu Apus Rabbit Park
with rabbits which are the result of development since 2018, these rabbits have
adapted and reproduced at ambient temperature Jakarta. The development of rabbits
is expected to support an integrated and sustainable urban livestock farming
program (sustainable integrated urban farming). Characterization of the Bambu
Apus rabbit is carried out as a specific identification effort which is very much
needed as a basis for livestock breeding, conservation, genetic improvement, and
sustainable use of a breed. The morphometric characteristics of the Bambu Apus
rabbit will be used as the basis for determining the location-specific rabbit family.
This research was conducted in September to December 2022. Data were
collected on body weight and morphometric characteristics of the Bambu Apus
rabbits at the Bambu Apus Rabbit Park, East Jakarta. Secondary data collection as
a comparison on Rexsi Agrinak and New Zealand White rabbits was obtained from
the Balai Pengujian Standar Instrumen Unggas dan Aneka Ternak, Ciawi, Bogor.
The samples used were 65 adult Bambu Apus rabbits, 40 adult Rexsi Agrinak
rabbits and 40 adult New Zealand White rabbits. The observed variables were body
weight and morphometrics (head length, head width, head height, chest
circumference, chest width, chest depth, radius ulna length, humerus length, tibia
length, femur length, spine length, hip width , ear length and ear width). Analysis
of the variance of each variable used the PROC GLM procedure, the mahalanobis
genetic distances used the PROC DISCRIM procedure and canonical analysis used
PROC CANDISC (SAS ver 9.4), then the phenogram tree was made using the
MEGA11 software.
Bambu Apus rabbits had an average body weight of 2473,54±480,13 g head-
1 which can be used as a basis for slaughter weight of broiler rabbits, breast size
8,69±1,11 cm larger (P<0,05) than Rex rabbits and New Zealand White, the length
of the backbone was 37,84 ± 3,51 cm longer (P<0,05) than the Rex rabbit, the size
did not differ in the size of the chest width 7,27±0,89 cm, the length of the femur
11,66±1,51 cm, and the length of the tibia is 12,27±1,22 cm. The results of
discriminant analysis showed that the Bambu Apus rabbits had different
morphometric characteristics from the Rex and New Zealand White rabbits.
Genetic distance and phenogram tree construction showed no kinship relationship
between Bambu Apus rabbits with Rex rabbits and New Zealand White rabbits. | id |
dc.description.sponsorship | Beasiswa Program Sinergi Institut Pertanian Bogor | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Karakteristik Morfometrik Kelinci Bambu Apus | id |
dc.title.alternative | Morphometric Characteristics of Bambu Apus Rabbit | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | Bambu Apus rabbit | id |
dc.subject.keyword | characterization | id |
dc.subject.keyword | morphometric characteristics | id |
dc.subject.keyword | rabbit | id |