Kajian manfaat kawasan konservasi bagi pengelolaan perikanan yang berkelanjutan (studi kasus Pesisir Timur Pulau Weh, SABANG)
Abstract
Penetapan kawasan konservasi dapat efektif sebagai salah satu alat
pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, kawasan ini merupakan tempat
perlindungan bagi ikan-ikan ekonomis penting untuk memijah dan berkembang
biak dengan baik. Pembentukan kawasan konservasi perairan di pesisir timur
Pulau Weh memiliki sistem kelembagaan yang dikelola dengan kearifan lokal
(hukum adat) yang telah dijalankan jauh sebelum dibentuknya kawasan
konservasi perairan.Penting untuk mengetahui sejauh mana sistem
kelembagaan/pengelolaan sumberdaya alam di kawasan konservasi perairan
Pesisir Timur Pulau Weh mendukung konsep konservasi baik itu segi ekologi,
sosial-ekonomi dan kelembagaan. Penelitian ini bertujuan : mengidentifikasi
dinamika ekologi dan perikanan di kawasan konservasi perairan pesisir timur
Pulau Weh, mengevaluasi tujuan kawasan konservasi perairan bagi para
stakeholder, sertamemberi rekomendasi terkait strategi dalam pengelolaan
kawasan konservasi untuk perikanan yang berkelanjutan.
Pengukuran kondisi ekologi terdiri atas sepuluh titik pengamatan (enam
titik didalam kawasan konservasi dan empat titik diluar kawasan konservasi).
Metode penelitian dilakukan dengan: pengamatan langsung di lapangan
(observasi), wawancara dan penelusuran data sekunder. Pendataan kondisi
terumbu karang dilakukan dengan metode Point Intercept Transek (PIT),
pengamatan ikan karang dilakukan dengan metode Underwater Visual Census
(UVC), data parameter kualitas perairan melalui pengamatan in situ dan
pendataan kondisi perikanan tangkap dengan observasi langsung di titik-titik
pendaratan ikan. Data yang terkumpul digunakan untuk menganalisis masingmasing
manfaat ekologi, perikanan dan mengevaluasi tujuan kawasan konservasi
oleh para stakeholder.
Hasil evaluasi ekologi dapat dilihat bahwa kawasan konservasi memiliki
rata-rata persentase tutupan karang hidup, kelimpahan, dan biomassa ikan yang
lebih tinggi (54,3%, 12.147 ind/ha dan 486,7 kg/ha) dibanding daerah diluar
kawasan konservasi (32,1%, 8.073 ind/ha dan 286,7 kg/ha). Evaluasi indikator
ekonomi menunjukkan peningkatan hasil tangkapan dari tahun 2008 sebesar 3,03
kg/trip dan di tahun 2013 sebesar 3,60 kg/trip, namun dari hasil hitungan langsung
pendapatan nelayan menunjukkan nilai pendapatan yang masih rendah. Analisis
multi-objektif menunjukkan manfaat kawasan konservasi yang paling dirasakan
oleh stakeholder adalah jumlah ikan yang lebih banyak (biomassa) yaitu 13%,
kenaikan jumlah wisatawan dengan 13% dan 26% memilih pengelolaan yang
dilakukan dengan kearifan lokal (hukum adat). Berdasarkan hasil evaluasi ekologi
dan ekonomi dapat disimpulkan bahwa kawasan konservasi di pesisir timur Pulau
Weh dapat sangat bermanfaat dalam menjaga ekosistem dan stok ikan, namun
perlu peningkatan kualitas mata pencaharian untuk meningkatkan kondisi
ekonomi.
Collections
- MT - Fisheries [3016]