Show simple item record

dc.contributor.advisorZakaria, Fransiska Rungkat
dc.contributor.advisorHaryadi, Yadi
dc.contributor.authorPanikulata, Gina
dc.date.accessioned2023-06-05T23:57:51Z
dc.date.available2023-06-05T23:57:51Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118390
dc.description.abstractAir minum beroksigen sudah lama berkembang di Indonesia. Konsumsi air minum beroksigen dikatakan dapat meningkatkan ketersediaan oksigen dalam tubuh yang ditunjukkan dengan kenaikan saturasi oksigen darah. Telah banyak penelitian yang mempelajari pengaruh air minum beroksigen, namun penelitian tersebut dilakukan pada hewan coba, dan responden yang sehat. Konsumsi air minum beroksigen lebih disarankan kepada individu dengan tingkat aktivitas fisik tinggi, seperti olahragawan atau atlet, yang membutuhkan banyak energi untuk stamina mereka. Belum ada penelitian yang mempelajari pengaruh konsumsi air minum beroksigen bagi penderita paru obstruktif kronik (PPOK). PPOK ialah penyakit paru yang ditandai oleh hambatan aliran udara yang bersifat reversible parsial. Gangguan fungsi paru tersebut menyebabkan kesulitan bernapas dan berkurangnya suplai oksigen. Oleh karena itu, diharapkan dengan pemberian air minum beroksigen dapat menjadi pendamping suplai paru bagi penderita PPOK. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi pengaruh konsumsi air minum beroksigen bagi penderita paru obstruktif kronik terhadap status imun, yaitu CD4, CD8, dan CD56. Intervensi air minum beroksigen dilakukan kepada 16 orang responden terpilih. Intervensi dilakukan dengan mengantarkan air minum beroksigen ke rumah responden selama 21 hari, yaitu 2 botol setiap hari, pada pagi dan sore hari. Setiap botol berisi 385 ml air minum beroksigen dan mengandung 100 ppm oksigen terlarut. Analisis terhadap status imun dilakukan pada sebelum (H0) dan sesudah intervensi (H21) yang diambil dari darah vena responden. Darah vena responden diambil sebanyak 18 ml oleh petugas medis menggunakan venoject dan tabung EDTA steril. Kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui perubahan status imun. Analisis status imun dilakukan dengan metode indirect ELISA. Hasil analisis yaitu membandingkan nilai optical density (OD) masing-masing sel imun yang diperoleh dari darah vena sebelum dan sesudah intervensi untuk setiap responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai OD dari CD8 dan CD56 secara signifikan (p<0.05), yaitu dengan nilai kenaikan optical density ratarata sebesar 0.571 untuk CD8 dan 0.041 untuk CD56. Selain itu air minum beroksigen juga berpotensi meningkatkan nilai OD dari CD4 namun tidak signifikan (p>0.05), yaitu dengan nilai kenaikan OD rata-rata sebesar 0.001. Peningkatan nilai optical density sel imun menunjukkan peningkatan kadar sel imun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa air minum beroksigen dapat mempengaruhi kadar CD4, CD8, dan CD56 bagi penderita paru obstruktif kronik.id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcFood Sciencesid
dc.titleIntervensi Air Minum Beroksigen Mempengaruhi Kadar CD4, CD8, dan CD56 Pada Darah Vena Penderita Paru Obstruktif Kronik (PPOK)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCD4id
dc.subject.keywordCD8id
dc.subject.keywordCD56id
dc.subject.keywordCOPDid
dc.subject.keywordoxygenated waterid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record