Show simple item record

dc.contributor.advisorSumiati
dc.contributor.advisorAstuti, Dewi Apri
dc.contributor.authorRahmasari, Reikha
dc.date.accessioned2023-06-05T09:13:16Z
dc.date.available2023-06-05T09:13:16Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118382
dc.description.abstractPeternakan puyuh merupakan salah satu usaha penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani melalui produk daging dan telurnya. Salah satu faktor penting dalam usaha peternakan adalah ketersediaan pakan yang harus terjamin jumlah, kualitas, dan kontinuitasnya. Bahan pakan yang cukup banyak digunakan adalah tepung ikan. Pabrik pakan di Indonesia banyak yang menggunakan tepung ikan impor karena lebih terjamin kualitasnya. Impor tepung ikan dalam satu tahun dapat mencapai 65 000 ton. Impor tepung ikan yang terus menerus dalam jumlah besar akan mengurangi simpanan devisa dan membuat ketergantungan kepada negara asing. Oleh karena itu, diperlukan bahan pakan yang berkualitas yang dapat mengurangi atau menggantikan penggunaan tepung ikan dalam ransum. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah limbah industri pemintalan benang sutera yaitu pupa ulat sutera. Pupa ulat sutera mengandung protein kasar, lemak kasar dan asam lemak tidak jenuh yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi nutrien, kualitas protein dan nilai energi metabolis tepung pupa ulat sutera serta mengetahui seberapa besar tepung pupa dapat menggantikan tepung ikan dan pengaruhnya terhadap produksi dan kualitas telur puyuh. Penentuan energi metabolis tepung pupa dilakukan berdasarkan metode Farrell dengan modifikas. Materi yang digunakan adalah delapan ekor ayam arab petelur berumur 26 minggu. Evaluasi kualitas protein tepung pupa dilakukan dengan cara menghitung skor kimia dan nilai IAAE (Indeks Asam Amino Esensial). Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung pupa terhadap performa dan kualitas fisik telur digunakan puyuh berumur 35 hari sebanyak 160 ekor yang dipelihara selama 10 minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah: (R0) ransum tanpa tepung pupa dan menggunakan 8% tepung ikan, (R1) ransum mengandung tepung pupa menggantikan 25% protein tepung ikan, (R2) ransum mengandung tepung pupa menggantikan 50% protein tepung ikan, dan (R3) ransum mengandung tepung pupa menggantikan 75% protein tepung ikan. Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, produksi telur, konversi pakan, mortalitas, berat telur, berat kuning dan putih telur, skor warna kuning telur, berat kerabang, tebal kerabang, haugh unit, indeks telur, kandungan kolesterol telur, dan analisis Income over feed cost (IOFC). Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa tepung pupa yang digunakan dalam penelitian mengandung protein kasar 47.4%, lemak kasar 19.47%, serat kasar 4.09%, dan abu 8.68%. Hasil analisis biologi menunjukkan bahwa tepung pupa mengandung EMS 4242.31 kkal kg-1, EMSn 3908.49 kkal kg-1, EMM 4828.95 kkal kg-1, EMMn 4495.13 kkal kg-1. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa skor kimia dan nilai IAAE tepung pupa masing-masing adalah 65.36 dan 0.89. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung pupa ulat sutera menggantikan 25-75% (R1, R2, dan R3) protein tepung ikan nyata meningkatkan (P<0.05) konsumsi ransum, konsumsi energi, konsumsi protein, dan konsumsi lemak. Pemberian tepung pupa (R1, R2, dan R3) juga nyata (P<0.05) meningkatkan produksi telur harian dan produksi telur total, serta meningkatkan efisiensi penggunaan ransum. Rataan produksi telur yang dihasilkan adalah 25.23-32.73 butir ekor-1 dan rataan nilai konversi ransum berkisar 3.35-4.21. Substitusi tepung pupa secara keseluruhan dapat mempertahankan kualitas fisik dan kimia telur yang meliputi berat kuning telur, berat kerabang, tebal kerabang, haugh unit, dan warna kuning telur. Pemberian tepung pupa menghasilkan berat telur dan berat putih telur nyata lebih tinggi (P<0.05). Berdasarkan perhitungan IOFC, pemberian tepung pupa 2.08-6.25% dalam ransum menggantikan 25-75% protein tepung ikan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan perlakuan tanpa tepung pupa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah substitusi tepung pupa ulat sutera 6.25% menggantikan protein tepung ikan 75% dalam ransum masih dapat meningkatkan produksi telur, efisiensi penggunaan ransum, dan mampu mempertahankan kualitas telur yang dihasilkan. Pemberian tepung pupa hingga 75% menggantikan protein tepung ikan memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcFish feedingid
dc.subject.ddc2014id
dc.titlePengaruh Substitusi Protein Tepung Ikan dengan Tepung Pupa Ulat Sutera (Bombyx mori) terhadap Produksi dan Kualitas Fisik Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordquail eggid
dc.subject.keywordfish mealid
dc.subject.keywordsilkworm pupa mealid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record