Show simple item record

dc.contributor.advisorSasongko, Hendro
dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam
dc.contributor.authorHarahap, Serarifi Elagin
dc.date.accessioned2023-05-16T00:08:33Z
dc.date.available2023-05-16T00:08:33Z
dc.date.issued2023-05
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117612
dc.description.abstractHerding behavior sering ditemukan pada investor di emerging market dan sebagian besar terjadi selama situasi market stress. Penelitian ini memberikan pengetahuan yang penting bagi investor pasar modal Indonesia dan perusahaan yang tercatat di BEI (yang terdiri dari 225 perusahaan terpilih) mengenai dampak fenomena black swan (COVID-19) terhadap herding behavior pada sembilan sektor di pasar modal Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat herding behavior terhadap sembilan sektor utama (225 perusahaan terpilih) pada Bursa Efek Indonesia yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Selain itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sektor-sektor mana yang mengalami fenomena herding behavior selama periode awal COVID-19 pada Bursa Efek Indonesia, lalu merumuskan implikasi manajerial berupa strategi investasi di masa pandemi. Pengukuran yang paling cocok untuk mendeteksi herding yaitu dengan mengukur nilai dispersi antara return saham dengan return pasar. Nilai dispersi pada penelitian ini diukur dengan metode Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD). Penelitian ini menggunakan harga penutupan harian untuk saham utama setiap sektor industri yang diperdagangkan pada periode mulai dari 1 Februari 2018 sampai 31 Maret 2022. Hal ini didasarkan fakta bahwa tanggal 2 Maret 2020 pemerintah Indonesia secara resmi menyatakan COVID-19 sebagai pandemi nasional. Tanggal 31 Maret 2022 dipilih sebagai akhir periode penelitian karena agar didapatkan data yang maksimal untuk melihat pergerakan harga saham pada rentang waktu yang cukup panjang. Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian studi peristiwa (event study). Data yang dibutuhkan pada studi peristiwa ini adalah nama perusahaan publik, tanggal peristiwa, harga penutupan saham, dan indeks harga saham gabungan atau indeks sektoral. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu memilih anggota sampel tertentu oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan data indeks harga saham sektoral yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hasil pemodelan, diketahui dari 9 sektor utama yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia, 1 sektor memiliki kecenderungan herding dan 8 sektor lainnya tidak herding. Indeks perusahaan yang memiliki kecenderungan herding adalah indeks sektor industri dasar dan kimia (JKBIND). Periode waktu yang digunakan pada penelitian ini mulai dari 0 s.d. 10 hari sampai 0 s.d. 504 hari. Penelitian ini memperlihatkan bahwa herding yang terdapat pada sektor industri dasar dan kimia terjadi pada rentang waktu yang pendek (0-15 hari observasi). Para investor diharapkan untuk tidak terpengaruh dengan keputusan investor lain, terutama pada saham-saham yang terindikasi untuk herding sehingga kerugian lebih lanjut bisa dihindari.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDampak Fenomena “Black Swan” (COVID-19) Terhadap Herding Behavior pada Sembilan Sektor di Pasar Modal Indonesiaid
dc.title.alternativeThe Impact of the "Black Swan" Phenomenon (COVID-19) on Herding Behavior in Nine Sectors in the Indonesian Stock Marketid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCOVID-19id
dc.subject.keywordHerding Behaviorid
dc.subject.keywordIndonesiaid
dc.subject.keywordPasar Modalid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record