Khamir sebagai Agens Biokontrol Antraknosa (Colletotrichum acutatum J.H. Simmonds) pada Cabai Pascapanen
View/ Open
Date
2016Author
Hartati, Sri
Wiyono, Suryo
Sinaga, Meity Suradji
Hidayati, Sri Hendrastuti
Metadata
Show full item recordAbstract
Antraknosa merupakan penyakit utama yang membatasi produksi cabai
dan menimbulkan kerugian cukup besar. Kehilangan hasil akibat penyakit ini
dapat mencapai 50 sampai 100%. Varietas cabai yang ada pada umumnya
bersifat rentan terhadap antraknosa. Pengendalian antraknosa pada cabai saat ini
masih bertumpu pada fungisida sintetik. Namun, pengendalian dengan fungisida
sintetik kurang efektif, dan menimbulkan berbagai masalah lingkungan serta
residu pada produk pascapanen.
Pengendalian hayati telah dikembangkan sebagai alternatif pengendalian
antraknosa pada cabai. Salah satu mikroorganisme yang memiliki potensi tinggi
sebagai agens biokontrol adalah khamir. Penggunaan khamir sebagai agens
biokontrol memiliki banyak keunggulan dibandingkan mikroorganisme antagonis
lain, antara lain mampu mengolonisasi buah dalam jangka waktu lama dan
mampu menggunakan nutrisi dengan cepat. Namun, peran khamir sebagai agens
biokontrol antraknosa pada cabai di Indonesia belum banyak diteliti. Oleh karena
itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh isolat-isolat khamir
yang memiliki potensi tinggi sebagai agens biokontrol untuk pengendalian
antraknosa (Colletotrichum acutatum) pada cabai. Dari hasil penelitian ini,
diperoleh isolat patogen penyebab antraknosa dan isolat-isolat khamir berpotensi
antagonis. Isolat khamir epifit diperoleh melalui isolasi mengikuti metode Assis
dan Mariano (1999). Isolat khamir endofit diisolasi menggunakan medium yang
diperkaya. Seleksi antagonis khamir dilakukan dengan teknik pencelupan
mengikuti metode Dan et al. (2003). Diketahui jenis-jenis khamir dari isolatisolat
khamir berpotensi antagonis melalui identifikasi molekuler menggunakan
primer umum ITS1 dan ITS4 (Mirhendi et al. 2007). Informasi karakter morfologi
diperoleh melalui pengamatan makroskopis dan mikroskopis, sedangkan karakter
biokimia khamir antagonis diketahui melalui pengamatan menggunakan
BIOLOGTM, serta informasi mekanisme pengendalian terhadap antraknosa oleh
khamir antagonis. Informasi tersebut digunakan untuk mengoptimalkan aplikasi
dan pemanfaatan peran khamir tersebut sebagai agens biokontrol.
Hasil isolasi penyebab antraknosa pada buah cabai asal daerah sentra
produksi cabai Kabupaten Garut dan hasil identifikasi baik secara morfologi
maupun molekuler menggunakan primer spesifik CaInt2 dan ITS4 diketahui
bahwa penyebab antraknosa tersebut adalah Colletotrichum acutatum. Hasil
eksplorasi khamir diperoleh 144 isolat yang terdiri atas 48 isolat khamir epifit
dan 96 khamir endofit. Seluruh isolat khamir epifit yang didapatkan tidak
berpotensi patogenik, sedangkan 9.38% isolat khamir endofit berpotensi
patogenik...dst
Collections
- DT - Agriculture [729]