dc.description.abstract | Permasalahan peternakan ruminansia di Indonesia adalah produksi gas
metana yang berdampak pada pemanasan global dan juga energi yang terbuang
bagi ternak. Metana merupakan produk akhir dari fermentasi rumen selama proses
pencernaan pakan. Metana merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau,
87% diproduksi di rumen dan 13% di usus besar. Produksi gas metana pada ternak
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah bahan pakan ternak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa jenis leguminosa pohon
yang efektif sebagai anti metanogen dalam proses fermentasi rumen. Fermentasi
rumen in vitro menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 5 perlakuan. Setiap
perlakuan diulang 5 kali pengulangan yang terdiri dari lamtoro (P1), kaliandra
(P2), indigofera (P3), kelor (P4), turi (P5). Penelitian ini menggunakan analisis
data dengan uji ANOVA menggunakan SPSS versi 23 dan Jika didapatkan hasil
yang berbeda nyata akan dilakukan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan
pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap kandungan fenol, FRAP (Ferri
Reducing Antioxidant Power), gas total, gas metana, ammonia (NH3), kecernaan
bahan kering (KcBK), dan kecernaan bahan organik (KcBK). Hasil penelitian
menunjukkan kandungan tanin, saponin, fenol dan FRAP pada kaliandra memiliki
nilai tertinggi. kandungan ammonia (NH3), KcBK dan KcBO tertinggi pada
indigofera. Gas metana terendah dihasilkan kaliandra. Leguminosa kaliandra
memiliki kandungan tanin dan saponin tinggi yang efektif digunakan sebagai anti
metanogen pada fermentasi rumen. | id |