Show simple item record

dc.contributor.authorSimorangkir, Clara Larasati
dc.date.accessioned2010-05-04T23:36:13Z
dc.date.available2010-05-04T23:36:13Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11592
dc.description.abstractPerkembangan gaya hidup back to nature menarik masyarakat untuk memanfaatkan keanekaragamaan hayati yang dimiliki Indonesia. Potensi back to nature ini telah mengangkat kembali budaya Indonesia yaitu meracik jamu dan ramuan obat-obatan tradisional dari beragam tumbuhan, akar-akaran, dan bahan alami, termasuk diantaranya tanaman obat (biofarmaka). Produksi Tanaman obat di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Jahe adalah komoditas terbesar yang diproduksi yang mengalami peningkatan sebesar 39,58 persen dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Potensi tanaman obat yang dimiliki Indonesia ini telah dimanfaatkan sebagai komoditas ekspor dan bahan baku industri obat, jamu dan kosmetik dalam negeri seperti industri obat tradisional (IOT) dan industri kecil obat tradisional (IKOT). Menurut Deptan (2007), jumlah IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional) dan IOT (Industri Obat Tradisional) yang tercatat dari tahun 1993 sampai tahun 2003 sudah mencapai 1100 perusahaan. Perkembangan jumlah industri ini dapat menimbulkan persaingan antar perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasarnya. PT Biofarmaka Indonesia, merupakan salah satu perusahaan yang berada dalam industri kecil obat tradisional (IKOT), meluncurkan produk minuman kesehatan Curma pada tahun 2008 dengan sasaran konsumen remaja pada usia 16-17 tahun. Oleh sebab itu, perusahaan memerlukan strategi promosi yang tepat untuk mengkomunikasikan produk Curma tersebut kepada konsumen. Penelitian yang dilakukan di PT Biofarmaka Indonesia, Bogor pada bulan Maret sampai Mei 2009 ini bertujuan (1) Mengkaji bentuk kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan PT Biofarmaka Indonesia, (2) Menganalisis faktor-faktor yang paling mempengaruhi penyusunan strategi promosi pada produk minuman kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia, (3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma yang paling tepat bagi PT Biofarmaka Indonesia sesuai dengan peluang dan kendala yang dihadapi. Responden penelitian adalah manajer pemasaran PT Biofarmaka Indonesia sebanyak 2 responden. Penelitian ini menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk menganalisis hirarki keputusan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi dan pemilihan alternatif strategi promosi melalui matriks banding berpasangan di kuisioner. Data yang diperoleh melalui kuisioner diolah dengan menggunakan program komputer expert choice 2000. PT Biofarmaka Indonesia telah melakukan kegiatan promosi periklanan below the line (periklanan yang tidak mengharuskan adanya pembayaran komisi kepada biro iklan) melalui penyebaran brosur, leaflet, dan pembuatan stand kasa sebagai pajangan di tempat penjualan. Perusahaan juga telah melakukan promosi penjualan (sales promotion) dengan strategi tarik (pull strategy) melalui pemberian potongan harga (discount), pameran dagang (IPB fair 2008, Agrinex 2009, Moluska 2009, dan Halal science) dan pekan raya (Pekan Raya Jakarta). iii Humas/Publisitas (public relation) dilakukan perusahaan sebagai kegiatan promosi dengan memberikan konsultasi gratis di kios herbal PT Biofarmaka Indonesia dan pemberitaan mengenai produk Curma di website perusahaan. Pemasaran Langsung (direct marketing) di mall Botani Square Bogor, kios herbal Taman Kencana, Agrimart IPB, dan pemasaran online (di website dan space iklan) telah dilakukan sebagai kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma. Hasil pengolahan hirarki keputusan menunjukkan bahwa faktor anggaran dengan bobot 0,479 memiliki pengaruh terbesar dalam penyusunan strategi promosi produk Curma. Sub faktor anggaran, yaitu perputaran kas (cash) dengan bobot 0,303 dan penjualan sebelumnya (sale) dengan bobot 0,175, akan mempengaruhi faktor anggaran. Rasio inkonsistensi sebesar 0,03 menunjukkan bahwa data yang diperoleh untuk pengolahan hirarki tersebut dapat diterima dan dipercaya kebenarannya. Hasil pengolahan hirarki keputusan juga menunjukkan bahwa faktor dana (0,473) adalah faktor kendala utama yang menjadi penghambat dalam pemilihan strategi promosi produk Curma. Sedangkan faktor pendukung utama yang mampu meminimalisir kendala dalam pemilihan strategi promosi produk Curma adalah faktor produk dengan bobot 0,090. Berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki perusahaan, prioritas utama alternatif strategi promosi produk Curma yang tepat adalah menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) dengan bobot 0,263. Kegiatan promosi penjualan dapat dilakukan dengan strategi tarik (pull strategy) seperti pemberian potongan harga pembelian (discount), memberikan contoh produk, mengikuti pameran penjualan, bazar, pekan raya, pemberian hadiah berupa pin, stiker dan alat tulis yang berlogokan Curma.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStrategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia. Skripsiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record