Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistiawati, Asri
dc.contributor.authorZulfa, Savira
dc.date.accessioned2023-01-07T02:37:10Z
dc.date.available2023-01-07T02:37:10Z
dc.date.issued2023-12-05
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115909
dc.description.abstractPandangan bahwa pernikahan dini sebagai sesuatu hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan memberikan dampak terhadap meningkatnya pernikahan usia dini di pedesaan. Salah satu faktor lainnya yaitu seiring dengan perkembangan internet, remaja di pedesaan sudah terbiasa untuk menjalin pertemanan dan mencari informasi melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan media sosial dengan sikap remaja tentang pernikahan dini di Desa Pamijahan. Jumlah responden yang telah diteliti sebanyak 60 orang remaja dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei yang memanfaatkan kuesioner dan didukung oleh data kualitatif dari hasil wawancara mendalam serta observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara tingkat penggunaan media sosial dengan sikap remaja tentang pernikahan dini, tetapi setelah tingkat penggunaan media sosial diuraikan per aplikasi, ditemukan beberapa aplikasi media sosial yang berhubungan secara signifikan dengan sikap remaja tentang pernikahan dini. Kecenderungan remaja Desa Pamijahan untuk menikah dini disimpulkan termasuk dalam kategori sedang karena masih ada remaja yang ingin dan mau melakukan pernikahan dini, tetapi tingkat penggunaan media sosial masih belum menjadi salah satu faktor remaja melakukan pernikahan dini.id
dc.description.abstractThe view that early marriage is something that is normal and does not need to be questioned has an impact on the increase in early marriage in rural areas. One other factor is that along with the development of the internet, youth in rural areas are used to making friends and seeking information through social media. This study aims to analyze the relationship between social media use and adolescent attitudes about early marriage in Pamijahan Village. The number of respondents who were studied was 60 teenagers using a quantitative approach through a survey method using a questionnaire and supported by qualitative data from the results of in-depth interviews and observations. The results of this study indicate that there is no significant relationship between the level of social media use and adolescent attitudes about early marriage, but after the level of social media use is described per application, several social media applications are found to be significantly related to adolescent attitudes about early marriage. It is concluded that the tendency of adolescents in Pamijahan Village to marry early is included in the moderate category because there are still teenagers who want and want to do early marriage, but the level of social media use is still not a factor for young people to marry early.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleMedia Sosial dan Pernikahan Dini di Kalangan Remaja Pedesaan (Kasus: Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)id
dc.title.alternativeSocial Media and Early Marriage Among Rural Adolescents (Case: Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordearly marriageid
dc.subject.keywordsocial media usageid
dc.subject.keywordteenager characteristicsid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record