Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprihatin, Suprihatin
dc.contributor.advisorPurwoko, Purwoko
dc.contributor.authorBrilianty, Sri Lina
dc.date.accessioned2023-01-01T23:54:17Z
dc.date.available2023-01-01T23:54:17Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115808
dc.description.abstractSusu merupakan pangan asal ternak (hewani) dari sapi perah yang memiliki kandungan protein, lemak, vitamin, dan mineral yang dapat mempengaruhi kadar gizi, terutama pada anak-anak dalam masa petumbuhannya. Tingginya minat konsumsi susu di Indonesia mempengaruhi industri pengolahan susu meningkat setiap tahunnya. Dimulai dari peternakan rakyat, susu dapat diolah menjadi produk susu yang layak dikonsumsi oleh masyarakat. Proses pengolahan susu segar menjadi produk susu yang siap dikonsumsi melalui proses yang menghasilkan emisi, sehingga berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan analisis LCA yang dapat menjadi alternatif sebagai upaya meminimalisasi sumber energi dan emisi pada seluruh proses produksi produk susu pasteurisasi, memberikan gambaran dan informasi mengenai daur hidup dari proses produksi susu pasteurisasi dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan memberikan rekomendasi skenario perbaikan yang bisa dilakukan. Dampak lingkungan yang dikaji yaitu global warming potential (GWP), asidifikasi dan eutrofikasi. Metode LCA terdiri dari 4 tahap, yaitu definisi tujuan dan ruang lingkup, analisis inventori, analisis dampak, dan interpretasi hasil. Tahapan penelitian dimulai dengan menentukan tujuan dan ruang lingkup kajian LCA. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi dan mengkuantifikasi semua aliran input dan output dari setiap tahap daur hidup produk. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dimasukkan ke dalam sistem inventori pada software SimaPro. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai dampak lingkungan berdasarkan kategori dampak GWP, asidifikasi dan eutrofikasi dengan menggunakan metode CML-IA baseline dalam SimaPro. Hasil dari analisis ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam merumuskan rekomendasi skenario perbaikan. Terdapat dua subsistem yang dikaji pada penelitian ini, yakni subsistem produksi susu segar dan subsistem produksi susu pasteurisasi. Ruang lingkup kajian LCA produksi susu segar yaitu proses penyediaan pakan, kegiatan di peternakan, pemerahan susu sapi di peternakan, transportasi ke TPK hingga koperasi. Berdasarkan hasil analisis inventori, input yang digunakan pada daur hidup produksi susu segar yaitu pemberian pakan, penggunaan air, penggunaan listrik, serta penggunaan bahan bakar. Output yang dihasilkan berupa susu segar, air limbah, dan kotoran sapi. Ruang lingkup kajian LCA produki susu pasteurisasi yaitu produksi bahan baku, transportasi bahan baku, dan kegiatan produksi produk di PT. Susu KPBS Pangalengan. Berdasarkan hasil analisis inventori, input yang digunakan pada daur hidup produki susu pasteurisasi yaitu bahan baku susu (susu segar, gula, perisa, dan CMC), bahan tambahan, kemasan, utilitas (listrik, air boiler, steam, solar, dan refrigerant R134a), serta bahan pencucian alat (kaustik soda, asam nitrat, dan air). Output yang dihasilkan berupa produk susu pasteurisasi, limbah cair dan padat. Hasil analisis dampak pada daur hidup produk susu pasteurisasi cradle to gate dengan unit fungsi 1 kg susu pasteurisasi pada kategori GWP, asidifikasi, dan eutrofikasi, masing-masing sebesar 2,3 kg CO2 eq; 9,91x10-3 kg SO2 eq; dan 3,25x10-2 kg PO43- eq. Sedangkan hasil analisis dengan unit fungsi 150ml kemasan cup susu pasteurisasi pada kategori GWP, asidifikasi, dan eutrofikasi, masingmasing sebesar 638 g CO2 eq; 2,76 g SO2 eq; dan 6,11 g PO43- eq. Hotspot pada kajian ini adalah kotoran sapi yang dihasilkan, kegiatan transportasi di peternakan, supplier bahan baku yang terlalu jauh jaraknya dengan tempat produksi susu, penggunaan energi listrik di industri, dan penggunaan kemasan prepack. Skenario perbaikan direkomendasikan pada setiap subsistem untuk mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan. Skenario perbaikan pada subsistem produksi susu segar adalah pengolahan kotoran sapi menjadi biogas yang dapat mengurangi dampak emisi GWP sebesar 15,4%, asidifikasi sebesar 22%, dan eutrofikasi sebesar 2,6%. Pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kompos yang dapat mengurangi dampak emisi GWP sebesar 11,18%, asidifikasi sebesar 10,03%, dan eutrofikasi sebesar 1,5%. Dan memanfaatkan biogas sebagai sumber listrik utama di lingkungan peternak yang dapat mengurangi dampak emisi GWP sebesar 2,5%, asidifikasi sebesar 2,5%, dan eutrofikasi sebesar 1,04%. Skenario perbaikan pada subsistem produksi susu pasteurisasi adalah mengganti kemasan PP menjadi liquid packaging board yang dapat mengurangi dampak emisi GWP sebesar 1,92%, dan asidifikasi sebesar 0,95%. Pemasangan inverter pada kompresor mesin pendingin yang dapat mengurangi dampak emisi GWP sebesar 1,67%, asidifikasi sebesar 1,63%, dan eutrofikasi sebesar 0,7%. Dan mengganti energi listrik PLN dengan panel surya atau photovoltaic di industry yang dapat mengurangi dampak emisi GWP sebesar 15,45%, asidifikasi sebesar 14,5%, dan eutrofikasi sebesar 6,76%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePenilaian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) Produk Susu Pasteurisasi di PT. Susu KPBS Pangalenganid
dc.title.alternativeLife Cycle Assessment of Pasteurized Milk Products at PT. Susu KPBS Pangalenganid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordacidificationid
dc.subject.keywordeutrophicationid
dc.subject.keywordglobal warming potentialid
dc.subject.keywordlife cycle assessmentid
dc.subject.keywordpasteurized milkid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record