Show simple item record

dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.advisorJahroh, Siti
dc.contributor.authorMandagi, Amelia Utami Geraldine
dc.date.accessioned2022-12-05T08:37:17Z
dc.date.available2022-12-05T08:37:17Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115433
dc.description.abstractLagom Landscape Design (LLD) adalah konsultan kontruksi yang tergolong ke dalam konsultan perencanaan tata ruang dengan spesialisasi di bidang arsitektur lanskap. Saat ini LLD berkonsentrasi pada jasa konsultansi perancangan/desain lanskap. LLD dibentuk pada saat industri konstruksi sedang mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan terhadap konsultan desain lanskap diikuti dengan peningkatan persaingan konsultan. Persaingan semakin berat setelah muncul Pandemi Covid-19. Kebijakan pandemi menyebabkan terhambatnya kegiatan ekonomi yang berimbas pada kegiatan konstruksi. LLD perlu melakukan perbaikan model bisnis agar dapat keluar dari persaingan, beradaptasi terhadap perubahan, dan menjadi perusahaan yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi model bisnis LLD saat ini, menganalisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi model bisnis, serta menyusun rekomendasi model bisnis baru yang tepat sesuai dengan faktor lingkungan yang memengaruhi. Penelitian dilakukan dari Januari hingga Juli 2022. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan responden penelitian dilakukan dengan purposive sampling yang terdiri dari responden internal (founder dan co-founder) dan responden eksternal (Ketua IALI, konsultan dan kontraktor, akademisi, serta developer). Data diperoleh dari wawancara, kuesioner, dan studi pustaka yang diolah menggunakan Business Model Canvas (BMC), SWOT, dan Blue Ocean Strategy (BOS). Berdasarkan hasil identifikasi terhadap sembilan elemen kanvas model bisnis LLD saat ini segmen pelanggan LLD terdiri dari klien privat dan developer swasta dengan aktivitas kunci perancangan lanskap. LLD hanya memiliki satu sumber arus pendapatan dari fee perancangan lanskap. Proposisi nilai yang ditawarkan LLD terdiri dari kustomisasi tahapan dan output desain, supervisi konstruksi, serta panduan pemeliharaan. LLD menggunakan saluran online berupa media sosial dan website untuk menjangkau pelanggan. Strategi model bisnis yang baru diperoleh dari analisis SWOT terhadap sembilan elemen BMC. Analisis SWOT menunjukkan kekuatan ada pada proposisi nilai yang ditawarkan, sumber daya, dan mitra yang dimiliki; kelemahan ada pada arus pendapatan yang bergantung pada satu sumber dan terbatasnya segmen pelanggan; ancaman muncul dari adanya konsultan arsitektur yang mulai merambah ke bidang arsitektur lanskap; dan peluang muncul dari merebaknya tren green and healthy lifestyle sebagai akibat adanya pandemi Covid-19 serta isu lingkungan berkelanjutan yang semakin menjadi sorotan. Hasil analisis SWOT kemudian diolah menggunakan kerangka kerja empat langkah dari blue ocean strategy dan dipetakan kembali ke dalam kanvas model bisnis yang baru. BMC yang baru berpusat pada segmen pelanggan. Diversifikasi segmen pelanggan dilakukan agar dapat beradaptasi terhadap kondisi ekonomi global yang sedang tidak menentu dan cepat berubah. Segmen pelanggan yang baru terdiri dari privat, developer, perusahaan hospitality, instansi pemerintah, kontraktor, dan vendor. Perubahan segmen pelanggan berimplikasi pada bertambahnya aktivitas kunci. Perubahan pada segmen pelanggan dan aktivitas kunci juga berimplikasi pada elemen BMC lainnya yang kemudian membentuk BMC baru.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePerencanaan Model Bisnis Pada Lagom Landscape Designid
dc.title.alternativeBusiness Model Planning of Lagom Landscape Designid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordArsitektur Lanskapid
dc.subject.keywordBlue Ocean Strategyid
dc.subject.keywordBusiness Model Canvasid
dc.subject.keywordKonsultanid
dc.subject.keywordSWOTid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record