Show simple item record

dc.contributor.authorAritonang, Binaria
dc.date.accessioned2010-05-04T12:38:20Z
dc.date.available2010-05-04T12:38:20Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11495
dc.description.abstractBisnis hortikultura telah memberikan sumbangan dalam menghasilkan devisa Negara. Salah satu indikator ekonomi makro yang cukup penting untuk mengetahui peranan dan kontribusi yang diberikan oleh subsektor hortikultura terhadap pendapatan nasional adalah dengan melihat nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Tanaman hias itu sendiri berada pada urutan keempat dari seluruh tanaman hortikultura sebagai penghasil Produk Domestik Bruto, selama beberapa tahun terakhir menunjukkan rata-rata peningkatan yang signifikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik usaha tanaman hias di daerah penelitian, menganalisis tingkat pendapatan pedagang tanaman hias di daerah penelitian, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang tanaman hias di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan di Jalan Pajajaran dan Jalan Dadali, Kota Bogor, Jawa Barat pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan pengamatan langsung dengan pedagang tanaman hias. Data primer diperoleh dari literatur instansi-instansi terkait, seperti Dinas Tata Kota dan Pertamanan Kota Bogor, Dinas Agribisnis Kota Bogor, Badan Pusat Statistik, dan sebagainya. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 23 orang pedagang di Jalan Pajajaran dan 7 orang pedagang di Jalan Dadali. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi analisis keadaan umum usaha tanaman hias sedangkan analisis kuantitatif berupa analisis pendapatan usaha tanaman hias, dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usaha tanaman hias. Usaha penjualan tanaman hias di sepanjang jalur hijau di Kota Bogor merupakan usaha yang turun temurun dari orangtua atau saudara-saudara pedagang yang telah merintis usaha ini puluhan tahun yang lalu dan menjual tanaman hias berbunga maupun tanaman hias daun. Daerah pembelian tanaman hias dari daerah Bogor sendiri, yaitu: Puncak, Ciapus dan Parung. Sedangkan daerah di luar Bogor, yaitu: Ciledug, Bandung, Madura, bahkan Malang. Pedagang tanaman hias di Kota Bogor, mayoritas berusia 31 – 50 tahun, tingkat pendidikan terakhir rata-rata SD – SLTP, pengalaman menjual tanaman hias lebih dari 10 tahun, jumlah anggota keluarga 1 – 5 orang, dan mempunyai luas lahan 100 – 150 m2. Berdasarkan hasil analisis pendapatan, pedagang tanaman hias di Kota Bogor mengalami keuntungan walaupun pesaing sudah semakin banyak. Secara ekonomis keuntungan ini dapat diidentifikasi dari nilai imbangan penerimaan atas biaya (R/C) tunai sebesar 1,40 dan R/C atas biaya total sebesar 1,19 untuk lokasi di Jalan Pajajaran sedangkan R/C atas biaya tunai di Jalan Dadali adalah sebesar 1,46 dan R/C atas biaya total sebesar 1,19. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa, secara bersama-sama variabel bebas dapat mempengaruhi variabel tidak bebas pendapatan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengujian variabel bebas secara parsial dilakukan dengan uji-t, hasil pengujian ini menunjukkan bahwa variabel pakis (X7), Obat (X8), dan TKLK (X9), berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen. Variabel pupuk NPK (X5), dan sekam (X6), berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen. Variabel luas lahan (X2), dan transportasi (X11), berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 80 persen. Koefisien determinan (R2) sebesar 87,9 persen, artinya 87,9 persen keragaman dapat diterangkan oleh variabel bebas dalam model dan masih perlu diterangkan oleh variabel lain di luar model yang digunakan sebesar 12,1 persen. Jumlah koefisien yang signifikan sebanyak delapan variabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan tidak terdapat masalah multikolinearitas. Analisis sisaan menunjukkan bahwa sisaan telah menyebar normal, kenormalan sisaan ditunjukkan oleh tebaran titik-titik sisaan yang menyebar membentuk garis lurus. Plot antara sisaan dengan nilai dugaan juga telah menunjukkan bahwa titik-titik telah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola. ). Berdasarkan analisis faktor, (uji parsial) variabel yang dapat meningkatkan pendapatan adalah variabel yang bertanda positif yaitu: harga jual Krisan, pupuk NPK, sekam dan pakis. Sedangkan variabel yang dapat menurunkan pendapatan adalah: TKLK, harga beli Aglaonema, harga beli Krisan, dan pot. Artinya pedagang tanaman hias di Kota Bogor dapat meningkatkan penggunaan input yang bertanda positif serta mengurangi penggunaan input yang bertanda negatif hingga batas tertentu. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah: Agar variabel pendapatan yang mempunyai nilai elastisitas positif ditingkatkan, terutama harga jual tanaman hias Krisan (X10) dengan meningkatkan kualitas tanaman tersebut. Dan mengurangi penggunaan variabel pendapatan yang bernilai negatif hingga batas tertentu. Agar pedagang tanaman hias mencari sumber komoditi tanaman hias dengan harga yang lebih murah dengan mempertimbangkan biaya transportasi. Biaya yang paling besar dikeluarkan oleh pedagang tanaman hias adalah biaya pembelian tanaman hias itu sendiri, jika memungkinkan pedagang melakukan produksi sendiri.id
dc.titleAnalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usaha tanaman hias di Kota Bogor, Jawa Baratid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record