Kinerja Produksi Pembesaran I Lobster Pasir Panulirus homarus pada Keramba Jaring Tenggelam dengan Kedalaman Berbeda
Abstract
Aplikasi keramba jaring tenggelam (KJTe) merupakan salah satu alternatif
untuk meningkatkan kinerja produksi pada budidaya lobster. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kinerja produksi pembesaran I lobster pasir dalam
KJTe pada berbagai kedalaman. Penelitian dilakukan di Balai Sea Farming Pusat
Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut, Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB), Pulau
Semak Daun, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penelitian
menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua perlakuan yaitu kedalaman
dasar KJTe 3,6 m dan 5,6 m dari permukaan air, dengan tiga kali ulangan. Lobster
pasir dari hasil tangkapan nelayan di Ujung Genteng, Sukabumi berukuran
124,45±0,17 g/ekor dan panjang 13,93±0,13 cm dipelihara dalam KJTe 1 m × 0,6
m × 0,6 m dengan kepadatan 22 ekor per m2 atau 8 ekor per keramba selama 40
hari. Lobster diberi ikan rucah sebanyak 10% dari biomassa atau sekitar 51 – 99 g
per hari, dua kali sehari dengan mengangkat KJTe sampai permukaan air, kemudian
pakan disebar. Bobot, panjang lobster dan fisika-kimia perairan diukur setiap 10
hari. Pengukuran dan pengamatan meliputi tingkat kelangsungan hidup, laju
pertumbuhan spesifik (panjang dan bobot), laju pertumbuhan mutlak (panjang dan
bobot), rasio konversi pakan, produktivitas, dan tingkah laku lobster. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat kelangsungan hidup dan produktivitas lobster pada
KJTe di kedalaman 5,6 m lebih baik sebesar 66,67% dan 0,104 kg m-2 dibandingkan
dengan yang lebih dangkal (P < 0,05). Pembesaran I lobster pasir pada keramba
jaring tenggelam disarankan pada kedalaman 5,6 m. The application of sinking net cages (KJTe) is one alternative to improve
production performance in lobster aquaculture. This study aims to analyze the
production performance of sand lobster rearing I in KJTe at various depths. The
research was conducted at the Sea Farming Center for the Study of Coastal and
Marine Resources, Bogor Agricultural University (PKSPL-IPB), Semak Daun
Island, Thousand Islands Administrative District, DKI Jakarta. The study used a
completely randomized design with two treatments, namely the bottom depth of
KJTe 3,6 m and 5,6 m from the water surface, with three replications. Sand lobster
caught by fishermen in Ujung Genteng, Sukabumi measuring 124,45±0,17 g/head
and 13,93±0,13 cm long, was reared in 1 m × 0,6 m × 0,6 m KJTe with a density of
22 fish/m2
or 8 fish per cage for 40 days. Lobsters were fed with trash fish as much
as 10% of the biomass or about 51 – 99 g per day, twice a day by lifting the KJTe
to the surface of the water, then the feed was distributed. Lobster weight, length,
and physical-chemistry of the waters were measured every 10 days. Measurements
and observations included survival rate, specific growth rate (length and weight),
absolute growth rate (length and weight), feed conversion ratio, productivity, and
lobster behavior. The results showed that the survival rate and productivity of
lobsters at KJTe at a depth of 5,6 m were better than 66,67% and 0,104 kg m-2 those
at shallower ones (P < 0,05). Grow-out of I sand lobster in submersible cages is
recommended at a depth of 5,6 m.
Collections
- UT - Aquaculture [2036]