Kajian Efektivitas Sumur Resapan dalam Upaya Pengendalian Limpasan
Date
2022-08Author
Widarto, Ozie Lu'lu Ilman
Prastowo
Pandjaitan, Nora Herdiana
Metadata
Show full item recordAbstract
Perubahan tata guna lahan mengakibatan banyaknya daerah resapan menjadi daerah kedap air. Hingga saat ini belum diketahui efektivitas sumur resapan yang telah dibangun terhadap pengurangan limpasan pada suatu daerah tangkapan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas sumur resapan dalam mengurangi limpasan di sub DTA Situgede.
Pada lokasi penelitian telah dibangun sumur resapan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pada tahun 2021 sebanyak 10 buah. Lokasi penelitian merupakan DTA sumur resapan yang merupakan bagian dari sub DTA Situgede. DTA sumur resapan didominasi oleh lahan kedap air berupa bangunan gedung dan lapangan, dibandingkan dengan lahan vegetasinya. Dari 10 sumur akan dilakukan kajian pada dua buah sumur resapan yang merupakan representasi dari sumur secara keseluruhan.
Data primer yang digunakan meliputi pengukuran curah hujan, lamanya hujan, debit limpasan yang masuk ke sumur resapan dan kedalaman muka air sumur resapan. Data sekunder yang digunakan meliputi data iklim, peta lokasi dan peta tutupan lahan. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum dan data curah hujan bulanan,
Analisis neraca air dilakukan menggunakan metode Thornthwaite-Mather. Metode ini menggunakan data iklim selama 10 tahun dan peta tutupan lahan untuk melakukan analisis. Dari hasil analisis didapatkan grafik perbandingan curah hujan andalan 80% dan penguapan (ETp) yang menunjukkan kondisi surplus dan defisit. Hasil analisis neraca air menunjukkan bahwa terjadi defisit sebesar 18,2 mm/tahun dan surplus sebesar 1025,1 mm/tahun. Dari analisis neraca air diperoleh nilai limpasan yang dihasilkan sebesar 697.1 mm/tahun dan pengisian air tanah sebesar 328.0 mm/tahun.
Analisis debit limpasan dilakukan menggunakan metode rasional. Metode ini membutuhkan data curah hujan harian maksimum selama 10 tahun. Nilai debit limpasan sebelum dibangun sumur resapan sebesar 0,25 m3/detik dan sesudah dibangun sumur resapan sebesar 0,11 m3/detik. Berarti terjadi pengurangan debit limpasan sebesar 0,14 m3/detik.
Dari hasil pengukuran dan perhitungan dapat diketahui besarnya efektivitas sumur resapan yang meliputi efektivitas penangkapan hujan, efektivitas resapan dan efektivitas tampungan sumur resapan. Pada studi ini, nilai efektivitas penangkapan hujan sebesar 8%. Efektivitas sumur resapan dengan curah hujan sebesar 8,7 mm dan 12,9 mm mencapai 100% karena curah hujan tergolong ringan, sehingga pada tampungan sumur tidak terjadi limpahan. Efektivitas sumur resapan dengan curah hujan 30,6 mm sebesar 13 %, meliputi efektivitas resapan (8,4%) dan efektivitas tampungan (4,6 %). Changes in land use have resulted in many catchment areas becoming impervious areas. Until now, the effectiveness of the infiltration wells that have been built in reducing runoff in a catchment area is unknown. This study aimed to assess the effectiveness of infiltration wells in reducing runoff in the Situgede sub-catchment.
On the research location was built 10 infiltration wells by Office of Environmental Affairs (DLH). The research location is an infiltration well catchment area, which is part of the Situgede sub-catchment. The catchment area of infiltration wells is dominated by impervious area in the form of buildings and fields, compared to vegetated land as pervious area. Of the 10 wells, the study was conducted on two infiltration wells, as a representation of the well as a whole.
The primary data used consisted of rainfall data, duration of rain, runoff discharge entering the infiltration well and the water level of the infiltration well. The secondary data used included climate data, location maps and land cover maps. Rainfall data used included maximum daily rainfall data and monthly rainfall data.
Water balance was analyzed using Thornthwaite-Mather method. This method used 10 years of climate data and land cover maps to perform the analysis. From the analysis results was obtained a graph comparison of the dependable rainfall 80% and ETp which showed the condition of surplus and deficit. The water balance analysis results showed that there were a deficit of 18.2 mm/year and a surplus of 1025.1 mm/year. From the water balance analysis, the runoff could be calculated and the value was 697.1 mm/year while storage recharge was 328.0 mm/year.
The analysis of runoff discharge was carried out using the rational method. This method required maximum daily rainfall data for 10 years. The runoff discharge value before construction of infiltration well was 0.25 m3/s and after construction was 0.11 m3/s. It meaned that the infiltration wells decreased the discharge of 0.14 m3/s.
The effectiveness of infiltration wells can be calculated and measured including the effectiveness of rain capture, the effectiveness of infiltration and the effectiveness of infiltration wells. In this study, the effectiveness of rain capture was 8%. The effectiveness of infiltration wells with rainfall of 8.7 mm and 12.9 mm were 100% due to light rainfall, so the storage does not overflow. The effectiveness of infiltration wells with rainfall of 30.6 mm was 13%, consisted of the effectiveness of infiltration (8.4%) and the effectiveness of storage (4.6%).
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]