Karakteristik Volatilitas Return Sukuk Negara Sebelum dan Selama Covid-19 serta Pasca Penerapan Sistem Dealer Utama
Abstract
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara merupakan salah satu sumber pembiayaan pemerintah berbasis Syariah. Walaupun sudah terbit sejak tahun 2008 namun keberadaannya masih dianggap tidak likuid. Oleh karena itu, Kementerian Keuangan pada Tahun 2020 mengatur mengenai perdagangan SBSN melalui Dealer Utama. Bersamaan dengan itu, adanya pembatasan mobilitas akibat Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 telah memicu sentimen negatif yang menyebabkan peningkatan volatilitas pasar modal. Pada saat terjadi market crash, terjadi volatilitas asimetri yang menyebabkan bad news memberikan efek yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan akibat adanya good news. Oleh karena itu penting bagi para investor untuk mengetahui bentuk kesimetrisan volatilitas return SBSN dan karakteristiknya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan model terbaik yang menggambarkan volatilitas return SBSN dan mengidentifikasi karakteristik volatilitas return SBSN sebelum dan selama Pandemi Covid-19 serta pasca penerapan sistem Dealer Utama Fokus penelitian ini adalah mengkaji keberadaan volatilitas return SBSN, mengetahui bentuk kesimetrisan volatilitas return SBSN, serta mengetahui karakteristik volatilitas return pada periode sebelum dan selama Pandemi Covid-19 serta pasca penerapan sistem Dealer Utama. Periode pengamatan dibagi atas tiga periode pengamatan yaitu pra Pandemi Covid-19 (Januari 2019 sampai Februari 2020), selama masa Pandemi (Februari 2020 sampai Maret 2021) serta periode penerapan Dealer Utama (Januari 2020 sampai Desember 2020). Seri SBSN yang dipilih bervariasi sebanyak 15 seri SBSN yaitu SR010, PBS014, PBS002, PBS011, PBS019, PBS017, PBS021, PBS012, PBS022, PBS004, PBS007, PBS005, PBS015, PBS026, dan PBS025. Metode analisa yang digunakan berupa analisis deskriptif serta analisa kuantitatif dengan statistika deskriptif dan model ekonometrika asimetris EGARCH. Hasil penelitian ditemukan bahwa pertama, estimasi volatilitas dengan menggunakan model asimetris juga memberikan hasil yang lebih baik dikarenakan sebagian besar seri return SBSN memiliki volatilitas yang bersifat asimetris. Kedua, selama periode pandemi Covid-19, terjadi penambahan model yang memiliki efek ARCH, ordo yang lebih kecil yang artinya guncangan semakin cepat direspon pada periode tersebut, serta terjadi peningkatan volatilitas asimetris negatif yang signifikan dari dua menjadi lima seri. Ketiga, karakteristik volatilitas return SBSN seri Benchmark memiliki ordo yang lebih kecil dibandingkan dengan seri non benchmark yang artinya seri benchmark lebih cepat merespon guncangan. Ditemukan juga tiga dari empat seri benchmark memiliki volatilitas asimetris yang signifikan, sedangkan untuk seri non benchmark adalah empat dari sembilan seri memiliki volatilitas asimetris yang signifikan dengan tenor sampai dengan lima tahun.
Collections
- MT - Business [1570]