Analisis aliran perdagangan manggis Indonesia
Abstract
Indonesia sebagai negara tropis melakukan spesialisasi barang-barang yang berasal dari pertanian khususnya buah-buahan. Buah-buahan memiliki share yang cukup besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hortikultura yaitu rata-rata sekitar 52 persen tiap tahunnya. Salah satu jenis buah-buahan yang menjadi primadona ekspor Indonesia adalah manggis. Manggis sering disebut-sebut sebagai “Queen of Fruits” karena bentuknya yang eksotik yang menjadikan suatu daya tarik tersendiri. Kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional di tahun 2006 adalah sebesar 37,4 persen. Sedangkan untuk laju perkembangan ekspornya dari tahun 2001-2007 mencapai 35,6 persen per tahun. Pemerintah telah menetapkan manggis sebagai komoditas unggulan nasional dalam RUSNAS Buah (Riset Unggulan Strategis Nasional Buah) sejak tahun 2000. Hal tersebut dikarenakan manggis masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Pemerintah berusaha untuk memperbaiki teknologi produksi di tingkat petani dan menemukan varietas unggul dengan produktivitas yang optimal. Perhatian yang besar terhadap produksi manggis Indonesia tersebut harus diimbangi dengan peluang pasar yang tepat agar komoditas yang dihasilkan dapat dipasarkan sesuai permintaan konsumen khususnya negaranegara tujuan ekspor manggis Indonesia. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Memberikan gambaran mengenai karakteristik negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia., (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia dan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume ekspor ke negara tujuan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari data statistik instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Pusat Kajian Buah Tropika IPB, dan instansi terkait lainnya. Selain itu, data juga berasal dari literatur dan hasil pencarian media Internet. Data tersebut mencakup data nasional dan internasional yang meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data sekunder berupa data deret waktu (time series) dan data satu waktu (cross section). Sedangkan data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan sumber ahli dan pihak eksportir manggis. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia. Sedangkan metode kuantitatif yang digunakan adalah metode regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity model. Metode ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia berdasarkan negara tujuan ekspornya. Pasar manggis Indonesia sebagian besar ditujukan ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebut dilihat dari variabel GDP negara tujuan (Yj), populasi negara tujuan (Popj), jarak antara Indonesia dengan negara tujuan (Dij), penggunaan manggis sebagai pelengkap upacara keagamaan di negara tujuan (DM1) dan pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan (DM2). Variabel tersebut disebut sebagai variabel penarik (gravity) yang diambil dari 23 negara tujuan ekspor manggis di tahun 2007, kemudian diolah menggunakan alat analisis regresi linier. Hasil analisis regresi menggambarkan kinerja variabel dalam model sehingga diperoleh faktor apa saja yang signifikan mempengaruhi volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan. Penggambaran potensi pasar manggis di negara tujuan dibagi menjadi dua yaitu dengan menggambarkan karakteristik negara tujuan utama manggis Indonesia yaitu China, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab, serta menggambarkan karakteristik kelompok negara tujuan manggis Indonesia yang terbagi menjadi Negara-negara Asia lainnya, Negara-negara Timur Tengah lainnya, dan Negaranegara Eropa. Analisis regresi gravity model aliran perdagangan manggis Indonesia yang disusun dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi-asumsi yang ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi R² sebesar 53,6 persen yang menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam model yang dibangun mampu menjelaskan sebanyak 53,6 persen perubahan yang terjadi pada volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan. Sedangkan sisanya sebesar 46,4 persen diterangkan oleh faktor lain di luar model. Berdasarkan uji statistik-t, variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada taraf nyata sepuluh persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia adalah dummy1 yaitu penggunaan manggis sebagai pelengkap sesaji di negara tujuan dan dummy2 yaitu pelaksanaan peraturan karantina di negara tujuan. Sementara variabel jarak berpengaruh signifikan pada taraf nyata 30 persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia. Hasil tersebut memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang memberikan pengaruh terhadap volume ekspor manggis Indonesia, untuk itu saran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah: (1) Pengembangan ekspor manggis Indonesia dalam waktu dekat diutamakan pada negara-negara dengan kebutuhan yang spesifik akan manggis seperti China dan Hong Kong yang membutuhkan manggis sebagai salah satu bahan pelengkap sesaji. Kebutuhan akan manggis sebagai pelengkap sesaji sangat signifikan meningkatkan volume ekspor manggis Indonesia ke negara tersebut mengingat waktu perayaan Imlek yang bersamaan dengan waktu panen manggis, (2) Negara tujuan ekspor manggis Indonesia disarankan adalah negara-negara dengan biaya transportasi yang relatif murah yaitu negara-negara persinggahan seperti, Singapura, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab yang memiliki armada dengan tarif yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan variabel jarak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor maggis ke negara tujuan, dan (3) Pengaruh pelaksanaan kebijakan karantina yang signifikan terhadap volume ekspor manggis Indonesia menyarankan adanya teknologi produksi yang lebih baik.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]