Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Budaya (Studi Kasus pada Saung Angklung Udjo sebagai Pariwisata Budaya di Kota Bandung)
Abstract
Saung Angklung Udjo merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Bandung yang menyajikan beragam budaya khas Jawa Barat, seperti demonstrasi Wayang Golek, upacara Helaran, seni tari tradisional, Angklung orkestra dan Arumba yang kemudian seluruh kegiatannya melibatkan partisipasi wisatawan. Pada awalnya, Saung Angklung Udjo hanya bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya tradisional Sunda. Selanjutnya, Saung Angklung Udjo kini berkembang menjadi usaha bisnis pariwisata yang mengedepankan edukasi budaya Sunda, khususnya alat musik Angklung. Faktor kompetisi, seperti tumbuhnya jenis wisata lain di Kota Bandung dan juga kurangnya minat wisatawan terhadap budaya lokal merupakan tantangan industri pariwisata yang harus mampu dilalui oleh Saung Angklung Udjo untuk tetap bertahan. Terlebih dengan munculnya COVID-19 yang melumpuhkan hampir seluruh industri di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi usaha Saung Angklung Udjo ke dalam Kanvas Model Bisnis, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari setiap elemen Kanvas Model Bisnis Saung Angklung Udjo dan merumuskan model bisnis baru yang dapat digunakan sebagai strategi pengembangan Saung Angklung Udjo di masa yang akan datang. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus pada strategi bisnis Saung Angklung Udjo. Penelitian ini mulai dilakukan sejak bulan September 2021 hingga bulan April 2022. Metode deskriptif kualitatif dilakukan melalui wawancara (in-depth interview) untuk memperoleh data dan fakta terkait objek penelitian yang kemudian didukung oleh studi pustaka. Focus Group Discussion (FGD) juga dilakukan untuk memperkaya pandangan terhadap Kanvas Model Bisnis di masa depan. Selanjutnya, instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Terdapat 2 (dua) macam responden dalam penelitian ini, yaitu pihak internal Saung Angklung Udjo dan pihak yang berasal dari luar Saung Angklung Udjo (eksternal). Pihak internal Saung Angklung Udjo, terdiri dari (1) Direktur Utama, (2) Manajer Produksi, (3) Staff Content Digital Creator, (4) Staff Sales and Marketing juga (5) Staff Humas. Sedangkan, pihak eksternal Saung Angklung Udjo, terdiri dari (1) Mantan Karyawan, (2) Wisatawan, (3) Budayawan, (4) Kepala Seksi Destinasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung serta juga (5) Penggiat Komunitas. Tahap pertama yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, adalah mengetahui strategi yang telah digunakan Saung Angklung Udjo selama ini dan permasalahan yang ada. Analisis ini menggunakan alat bantu kuesioner. Tahap kedua, adalah mengidentifikasi model pengembangan Saung Angklung Udjo menggunakan Kanvas Model Bisnis. Pada tahap ini, peneliti menggunakan metode FGD untuk dapat memahami persepsi dan pengalaman yang dimiliki oleh responden. Tahap ketiga, adalah menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada setiap elemen Kanvas Model Bisnis, yang terdiri dari customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, v key resources, key activities, key partnerships dan cost structure. Analisis ini dilakukan melalui observasi dan wawancara terhadap responden. Tahap keempat, adalah perancangan model bisnis baru Saung Angklung Udjo dengan memperhatikan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh Saung Angklung Udjo. Rumusan model bisnis baru ini menggunakan strategi blue ocean dengan kerangka kerja empat langkah, skema hapuskan – kurangi – tingkatkan – ciptakan. Selanjutnya, analisis industry foresight juga dilakukan sebagai acuan dalam menentukan titik pusat ide inovasi nilai dalam perancangan model bisnis baru Saung Angklung Udjo. Hasil penelitian menunjukkan penciptaan proposisi nilai baru pada perancangan model bisnis Saung Angklung Udjo dimasa depan, berupa kerja sama dengan berbagai komunitas seni modern, adaptasi proses kreatif video pertunjukan Angklung, sentra tanaman hidroponik dengan memanfaatkan lahan kosong serta program e-tourism, seperti website dan mobile application untuk menarik perhatian generasi Z dan milenial. Secara garis besar implikasi manajerial yang ditawarkan pada penelitian ini kepada pihak manajemen Saung Angklung Udjo, adalah sebagai berikut (1) Saung Angklung Udjo perlu menyusun sistem regenerasi pendidikan, pelatihan yang terlembagakan serta manajemen SDM yang profesional, (2) Saung Angklung Udjo melakukan penyamaan persepsi serta menetapkan standar kriteria individu yang tepat bagi seluruh elemen yang bekerja sama dengan pengelola, (3) Saung Angklung Udjo melakukan pemilihan terhadap mitra perusahaan layanan pembuatan konten website dan mobile application dengan mempertimbangkan track record yang dicapai perusahaan tersebut, tentunya dengan penggalian informasi lebih lanjut mengenai kualitas website dan portofolionya. Penyediaan layanan purna jual yang ditawarkan perusahaan tentunya perlu dipertimbangkan. Hal ini juga dapat dilakukan untuk mempertimbangkan komunitas seni kontemporer yang akan diajak bekerja sama dan (4) Saung Angklung Udjo dapat mengadakan rapat konsolidasi internal untuk membahas estimasi biaya, anggaran, estimasi BEP, estimasi keuntungan untuk dapat menentukan harga paket wisata yang baru dan juga menjalankan program e-tourism.
Collections
- MT - Business [2031]