Show simple item record

dc.contributor.advisorWiryawan, I Komang Gede
dc.contributor.advisorRetnani, Yuli
dc.contributor.advisorWibawan, I Wayan Teguh
dc.contributor.advisorWina, Elizabeth
dc.contributor.authorBarkah, Nisa Nurmilati
dc.date.accessioned2022-06-13T08:07:27Z
dc.date.available2022-06-13T08:07:27Z
dc.date.issued2022-06-13
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112043
dc.description.abstractRegulasi pemerintah yang melarang penggunaan antibiotik imbuhan pakan telah dikeluarkan sejak tahun 2009 melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 Pasal 22 Ayat 4 huruf C tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 menyatakan pelarangan penggunaan pakan yang dicampur dengan hormon tertentu dan/atau zat tambahan pakan antibiotik. Pelarangan antibiotik kembali dikeluarkan pada tahun 2017 melalui Peraturan Kementrian Pertanian nomor 14 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, pasal 15 dan 16 bahwa setiap orang dilarang menggunakan pakan yang dicampur antibiotik imbuhan pakan. Antibiotik imbuhan pakan atau banyak dikenal dengan sebutan antibiotic growth promotor (AGP) adalah antibiotik yang digunakan sebagai pemacu pertumbuhan yang telah digunakan secara luas selama lebih dari 60 tahun, termasuk di Indonesia. Adanya pelarangan penggunaan AGP sebagai imbuhan pakan secara terus menerus menunjukkan pentingnya eksplorasi alternatif antibiotik baru yang dapat menggantikan peran AGP. Salah satu alternatif AGP dapat adalah fitobiotik, yaitu senyawa bioaktif alami yang berasal dari tanaman dan dimasukkan ke dalam pakan ternak untuk meningkatkan produktivitas ternak. Habbatussauda (HS) atau jintan hitam mempunyai nama ilmiah Nigella sativa sebagai tanaman herbal alami banyak mengandung senyawa bioaktif, salah satunya thymoquinone (TQ). TQ menunjukkan aktivitas antibakteri, antifungi, antioksidan, antiinflamasi, dan antikanker. Biji, minyak, dan limbah HS berpotensi mengandung TQ yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif AGP. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengevaluasi sifat fisikokimia biji, minyak, dan limbah HS yang dihasilkan dengan metode cold press. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan kering biji dan limbah HS berturut-turut adalah 93,79 dan 92,10%. Kandungan protein kasar pada biji dan limbah HS mencapai 20,62 dan 30,16% serta kandungan lemak kasar masing-masing 25,57 dan 18,38%. Kandungan TQ dalam biji, minyak, dan limbah HS berturut-turut adalah 1,68 (mg g-1), 2701,15 (mg L-1), dan 0,35 (mg g-1). Kadar air dan aktivitas air pada biji dan limbah HS ada pada kisaran yang baik untuk mendukung proses ekstraksi dan penyimpanan. Proses ekstraksi minyak dengan metode cold press mampu meningkatkan kandungan protein kasar dan menurunkan kandungan lemak kasar pada limbah HS yang dihasilkan. Kandungan TQ tertinggi terdapat pada fraksi minyak HS. Biji, minyak, dan limbah HS mempunyai sifat fisikokimia yang diinginkan khususnya dengan adanya kandungan TQ di dalamnya, sehingga produk tersebut berpotensi digunakan sebagai alternatif agen antibakteri. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengevaluasi proses ekstraksi pada biji, minyak, dan limbah HS yang dilakukan secara bertingkat terhadap rendemen ekstraksi, kandungan senyawa TQ, dan kandungan senyawa fitokimia lainnya (p-cymene, asam lemak, dan lain-lain). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi minyak HS dengan metode cold press menghasilkan oil yield sebanyak 34,46% dan limbah kering 62,87%. Proses ekstraksi biji, minyak, dan limbah HS menggunakan etanol 70% menghasilkan ekstrak pekat dan kandungan TQ yang berbeda signifikan (P<0.05) serta menghasilkan berbagai senyawa fitokimia yang berpotensi untuk digunakan sebagai agen fitobiotik, seperti TQ, p-cymene, α-thujene, dan berbagai asam lemak. Ekstraksi minyak HS dengan etanol 70% menghasilkan kandungan TQ tertinggi dibandingkan ekstrak lainnya (P<0.05). Level ekstrak minyak HS mulai dari 100 µg mL-1 dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen (Salmonella typhimurium dan Escherichia coli) tanpa mengganggu populasi bakteri non patogen (Lactobacillus sp dan Bifidobacteria sp). Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi penambahan ekstrak minyak HS mengandung TQ terhadap karakteristik fermentasi rumen secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan level ekstrak minyak HS akan meningkatkan pH rumen dan menurunkan kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik (KCBO). Penambahan ekstrak minyak HS dengan level 100 µg mL-1 TQ dapat mengganggu produksi ammonia (NH3), volatile fatty acid (VFA), KCBK, dan KCBO di dalam rumen secara in vitro. Penelitian tahap keempat bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian ekstrak minyak HS mengandung TQ terhadap produktivitas hewan uji coba mencit (Mus musculus) sebagai gambaran keadaan pasca rumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak minyak HS mengandung TQ pada level berbeda berpengaruh signifikan terhadap nilai optical density (OD) konsentrasi mukus mencit (P<0.05) dan menurunkan populasi bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhimurium pada isi sekum, namun tidak berpengaruh terhadap tinggi villi pada ileum, dan respon produktivitas pada mencit.id
dc.description.sponsorshipKemristekdiktiid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEkstrak Habbatussauda (Nigella sativa) Mengandung Thymoquinone sebagai Agen Fitobiotik untuk Meningkatkan Produktivitas Ternakid
dc.title.alternativeHabbatussauda (Nigella sativa) Extract Contains Thymoquinone as a Phytobiotic Agent to Increase Animal Productivityid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordBlack seed oil extractid
dc.subject.keywordthymoquinoneid
dc.subject.keywordin vitroid
dc.subject.keywordin vivoid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record