Strategi Peningkatan Pembiayaan Produk Durable Goods Pada PT.Adira Dinamika Multifinance,Tbk
Abstract
Adira Finance memfokuskan kegiatan usahanya pada pembiayaan kendaraan bermotor. Adira Finance mulai menyalurkan pembiayaan untuk produk durable goods sejak 2015. Produk durable goods sebelumnya merupakan produk pembiayaan dari line of business Bank Danamon lainnya yaitu Adira Quantum, berdasarkan kebijakan strategis dari Bank Danamon sebagai holding company, proses bisnis Adira Quantum dibatasi dan pembiayaan baru atas produk durable goods dijalankan oleh Adira Finance sejak Agustus 2015. Pada akhir tahun 2015, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan baru produk durable goods sebesar rata-rata Rp 46 milyar per bulan. Pada tahun 2016 penyaluran pembiayaan baru produk durable goods sebesar rata-rata Rp 55 milyar per bulan, sedangkan sampai dengan Desember tahun 2017, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan baru produk durable goods sebesar rata-rata Rp 69 milyar (Adira Finance 2017). Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan model bisnis pada produk durable goods yang saat ini diterapkan oleh Adira Finance, menyusun perbaikan business model canvas untuk pengembangan bisnis serta merumuskan strategi prioritas pengembangan bisnis produk durable goods Adira Finance. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) serta kuesioner dengan pihak yang terkait dengan operasional bisnis pembiayaan produk durable goods. Analisa data menggunakan metode skala likert, pairwaise comparison, internal performance analysis, internal factor Evaluation (IFE) matrix, external factor evaluation (EFE) matrix, internal-external (IE) matrix and quantitatif strategic Planning (QSPM) . Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga elemen business model canvas yang harus dikembangkan yaitu elemen key activities,key partnership and key resources serta terdapat tujuh alternatif strategi prioritas bagi Adira Finance dalam meningkatkan bisnis pembiayaan produk durable goods yaitu (1) membangun koneksi dengan data pihak ketiga (Dukcapil dan Pefindo), (2) membuat standar prosedur proses kredit dengan menggunakan sistem digitalisasi, (3) membuat perencanaan konsistensi pembaharuan credit policy, (4) melakukan penawaran menarik dengan special pricing bagi rekanan untuk fee margin.(5) melakukan kerjasama dengan e-commerce, (6) melakukan sinergi dan optimalisasi melalui program marketing dengan perusahaan induk, (7) membentuk unit kerja research and development.
Collections
- MT - Business [1566]