Strategi Keberlanjutan dan Model Bisnis Kopi Arabika di Jawa Barat: Studi Kasus Kabupaten Garut
Date
2022-04-08Author
Yusuf, Eddy Supriadi
Fahmi, Idqan
Indrawan, Raden Dikky
Metadata
Show full item recordAbstract
Saat ini areal pertanaman kopi arabika sangat terbatas dan produksinya masih rendah, sementara permintaan terus meningkat. Selain sebagai salah satu komoditas unggulan kopi juga mempunyai peran sebagai social enterprise serta memperbaiki kondisi lingkungan sekitar. Model bisnis kopi arabika yang berjalan selama ini diduga belum efisien mulai di tingkat on farm, offfarm, pasca panen, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku yang berkualitas sehingga berdampak pada kurang berdayasaingnya produk kopi di pasaran. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis rantai nilai dan kinerja, menentukan status keberlanjutan ditinjau dari dimensi lingkungan, ekonomi, sosial, pemasaran dan kebijakan serta merumuskan strategi keberlanjutan dan model bisnisnya.
Responden dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, mulai dari hulu hingga hilir. Pertimbangan pemilihan responden adalah pelaku usaha/stakeholder yang terlibat langsung dalam usaha komoditas kopi mulai dari petani, pedagang, pengambil kebijakan, hingga ke konsumen dengan jumlah 50 responden. Untuk menganalisis rantai nilai dan kinerja digunakan analisis deskriptif sedangkan untuk merumuskan model bisnis digunakan metode Social Model Bisnis Canvas (SBMC), dan untuk mangetahui status keberlanjutannya menggunakan Multidimensional Scalling (MDS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari kelima dimensi hasil analisis MDS yang menggunakan Rap-Coffee didapatkan statusnya cukup berkelanjutan dengan nilai rata-rata sebesar 55.65, nilai S-stress 0.17 (goodness of fit), dan nilai koefisien diterminasi (R2) sebesar 0.89. Untuk melihat tingkat kesalahan model dilakukan analisis Monte Carlo pada tingkat kepercayaan 95%, selisih antara MDS dengan Monte Carlo sebesar 0.44, artinya memadai dan valid karena hasilnya < 5%. Hasil analisis MDS dari tiap dimensi menunjukkan bahwa dimensi sosial memiliki nilai indeks tertinggi, sebesar 62.45 diikuti lingkungan 59.01, ekonomi 53.00, kebijakan 51.92 dan pemasaran 51.87. Sedangkan, hasil analisis model bisnis sosial menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas pelaku usaha dan pembentukan kelembagaan yang dapat mengakses pembiayaan sekaligus sebagai offtaker.
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan berdasarkan implikasi manajerial yang dibagi kedalam lima dimensi yaitu: (a) Lingkungan, solusi dalam meningkatkan luas lahan, produksi dan produktivitas serta berdampak positif bagi lingkungan adalah meningkatkan kerjasama dengan Perum Perhutani dengan menerapkan pola Agroforestri, (b) Ekonomi, Integrasi dan sinergitas antar pelaku usaha di sepanjang rantai nilai dan optimalisasi peran mitra serta para pelaku utama harus menjadi perhatian utama dalam meningkatkan keberlanjutan bisnis kopi Arabika, (c) Sosial, keberhasilan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi diharapkan akan menciptakan manfaat secara sosial mulai dari social value proposition, customer value proposition, dan adanya impact measurement, melalui penerapan strategi fundraising dalam menghimpun dan mengelola keuntungan pengusahaan kopi, (d) Pemasaran, peningkatan permintaan merupakan muara dari keberlanjutan sebuah bisnis, oleh karena itu, dalam membangun model bisnis
Collections
- MT - Business [325]