Show simple item record

dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam
dc.contributor.advisorIrawan, Tony
dc.contributor.authorSakti, Gifar Indra
dc.date.accessioned2022-03-09T04:01:43Z
dc.date.available2022-03-09T04:01:43Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111310
dc.description.abstractObligasi pemerintah sebagai sumber pendanaan memiliki risiko berupa faktor eksternal yaitu kondisi makroekonomi dan perekonomian internasional. Risiko yang perlu diantisipasi investor adalah kondisi keuangan internasional, seperti krisis global. Asian Development Bank menyimpulkan bahwa peristiwa Lehman Brothers di 2008 dan krisis keuangan Eropa di 2013 memberikan ancaman penularan keuangan yang nyata. Guncangan langsung dan volatilitas dari kedua krisis tersebut berpengaruh cukup signifikan terhadap pasar di Asia. Data Bloomberg pada tahun 2012 sampai 2016 menunjukkan yield obligasi pemerintah di Kawasan Asia mengalami fluktuasi pada tahun 2013, baik untuk obligasi yang akan jatuh tempo dalam 2 tahun maupun 10 tahun. Meskipun berfluktuasi, namun besaran fluktuasinya berbeda tergantung ketahanan finansial negara. Spread obligasi tidak bisa kembali ke posisi semula dalam waktu dekat setelah krisis, dibutuhkan proses yang panjang dengan didukung oleh kondisi finansial yang stabil (Salvador, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinannya yield obligasi dengan jangka waktu terpanjang untuk penerbitan T-notes (10 tahun) dan yang akan jatuh tempo dalam waktu yang paling pendek dalam penerbitan T-notes (2 tahun). Penelitian menggunakan data sekunder kurtal pertama tahun 2014 sampai dengan kuartal keempat 2020. Objek penelitian dipilih dengan kriteria negara di Asia yang memiliki obligasi pemerintah yang akan jatuh tempo dalam 2 tahun dan 10 tahun dan masuk dalam kategori “investment grade”. Negara sampel penelitian adalah Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan China. Penelitian ini menggunakan regresi data panel, yang memiliki beberapa data cross-sections dan time-series, dengan model Fixed Effect, untuk mengetahui hubungan antara indikator makroekonomi (PDB, tingkat inflasi, nilai tukar mata uang, harga minyak mentah, dan suku bunga bank sentral) dan variabel keuangan (indeks harga saham gabungan, risk premium (spread), dan peringkat negara) terhadap yield obligasi pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel secara signifikan mempengaruhi yield obligasi pemerintah yang akan jatuh tempo dalam 10 tahun sementara hanya PDB yang secara statistic tidak mempengaruhi yield obligasi pemerintah yang akan jatuh tempo dalam 2 tahun. Hasil penelitan memberikan saran kepada investor untuk memperhatikan fluktuasi nilai tukar mata uang, indeks harga saham gabungan, dan perubahan suku bunga acuan (jangka pendek) dan nilai tukar mata uang, harga minyak dunia dan indeks harga saham gabungan (jangka panjang). Dari perspektif pemerintah, disarankan untuk menyiapkan kebijakan untuk menjaga kestabilan ekonomi makro agar memberikan kepastian risiko rendah bagi investor (jangka pendek) dan melakukan terobosan investasi dan menawarkan kepastian risiko yang rendah, melakukan kebijakan antisipatif saat terjadinya fluktuasi nilai tukar mata uang, menjaga spread tidak melebar dengan menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban keuangannya (jangka panjang).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDeterminan Yield Obligasi Pemerintah di Kawasan Asiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAnalisis Data Panelid
dc.subject.keywordPeringkat Negaraid
dc.subject.keywordYield Obligasi Pemerintahid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record