Show simple item record

dc.contributor.advisorDharmawan, Arya Hadi
dc.contributor.advisorYulian, Bayu Eka
dc.contributor.authorWahyuningtyas, Ganevi Widya
dc.date.accessioned2022-02-25T00:51:42Z
dc.date.available2022-02-25T00:51:42Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111240
dc.description.abstractVariabilitas iklim memiliki dampak terhadap sektor pertanian dan dapat menyebabkan guncangan bagi rumah tangga petani. Bawang merah merupakan komoditas pertanian utama dan andalan di Desa Sidokare. Perubahan iklim menjadi stressor yang menyebabkan hama penyakit dan fluktuasi harga pada bawang merah. Berbagai sumber nafkah dimanfaatkan oleh rumah tangga petani bawang merah baik dari sektor on farm dan non farm. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor pendukung rumah tangga petani bawang merah untuk mencapai resiliensi nafkah. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei di mana kuesioner sebagai alat instrumen dan data kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan kecepatan recovery pertani dihitung berdasarkan bulan mengikuti musim bawang merah. Terdapat 5 faktor pendukung resiliensi nafkah rumah tangga petani bawang merah di Desa Sidokare untuk pulih dari variabilitas iklim. Kata kunci : resiliensi nafkah, rumah tangga petani, strategi nafkah, variabilitas iklimid
dc.description.abstractClimate variability has an impact on the agricultural sector and can cause shocks to farming households. Shallots are the main and mainstay agricultural commodity in Sidokare Village. Climate change is a stressor that causes pests and diseases and price fluctuations in shallots. Various sources of livelihood are utilized by shallot farming households both from the on-farm and non-farm sectors. The purpose of the study was to analyze the supporting factors of shallot farmer households to achieve livelihood resilience. This research was conducted using a quantitative method with a survey approach in which a questionnaire as an instrument and qualitative data with an in-depth interview method. The results of this study indicate that the speed of farm recovery is calculated based on the month following the shallot season. There are 5 factors supporting the household livelihood resilience of shallot farmers in Sidokare Village to recover from climate variability. Keyword : climate variability, farmer household, livelihood resilience, livelihood strategyid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleResiliensi Nafkah Rumah Tangga Petani Bawang Merah dalam Menghadapi Variabilitas Iklim (Kasus : Rumah Tangga Petani Bawang Merah Desa Sidokare, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordclimate variabilityid
dc.subject.keywordfarmer householdid
dc.subject.keywordlivelihood resilienceid
dc.subject.keywordlivelihood strategyid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record