Show simple item record

dc.contributor.advisorYulianda, Fredinan
dc.contributor.advisorWidigdo, Bambang
dc.contributor.authorSriwahyuni, Endang
dc.date.accessioned2022-02-07T07:48:49Z
dc.date.available2022-02-07T07:48:49Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111061
dc.description.abstractKonservasi dapat menjadi suatu alat pengelolaan ekosistem mangrove melalui suatu bentuk pengalokasian wilayah sesuai dengan peran dan kondisi ekosistem mangrove. Tujuan pengelolaan berbasis kawasan konservasi dalam menjaga kelestarian sumber daya pesisir dan laut dapat tercapai dengan memperhatikan berbagai hal terutama pada perencanaan pengelolaan alokasi zonasi baik alokasi kawasan yang dilindungi maupun kawasan penyangga konservasi. Wilayah penyangga berfungsi sebagai area pendukung bagi berjalannya fungsi kawasan konservasi dalam melindungi sumberdaya. Wilayah penyangga serta pengelolaannya yang efektif merupakan prioritas utama dalam agenda konservasi. Pengelolaan yang efektif membutuhkan informasi dasar terutama dari aspek ekologi dan sosial lembaga yang luas. Keterbatasan informasi mengenai kondisi ekosistem mangrove serta tumpang tindih lembaga pengelola ekosistem mangrove menjadi suatu permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifkasi kondisi ekosistem mangrove, mengevaluasi status kondisi ekosistem mangrove untuk konservasi, menganalisis tingkat perkembangan kelembagaan tata kelola ekosistem mangrove di Kendawangan serta menyusun arahan strategi pengelolaan ekosistem mangrove di Kendawangan. Penelitian dilakukan di Pulau Cempedak, Pulau Bawal, dan Selat Bilik Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat pada Juni hingga September 2019. Kajian dilakukan dengan tiga analisis data. Analisis pertama adalah analisis kesesuaian ekosistem mangrove untuk konservasi yang menggunakan pendekatan modifikasi Analisis Kesesuaian Ekowisata (Yulianda 2019). Analisis kedua adalah analisis perkembangan kelembagaan yang menggunakan Institutional Development Framework (IDF). Analisis terakhir yakni analisis strategi prioritas pengelolaan ekosistem mangrove menggunakan Analytic Network Process (ANP). Hasil analisis kesesuaian menjustifikasi wilayah penyangga tidak sesuai untuk konservasi sehingga perlu dilakukan bentuk pengelolaan yang tepat agar fungsi sistem pendukung kawasan konservasi dapat maksimal. Bentuk pengelolaan yang dapat direkomendasikan adalah peningkatan sistem kelembagaan yang teridentifikasi berada pada tahap berkembang dan sangat perlu untuk ditingkatkan. Adapun hal yang perlu menjadi perhatian untuk ditingkatkan bagi lembaga pengelola adalah aspek manajemen, sumber daya manusia pengelola, hubungan dengan lembaga eksternal. Secara keseluruhan terdapat tiga kelompok prioritas strategi pengelolaan ekosistem mangrove di wilayah perairan Kendawangan, diantaranya adalah penanaman kembali mangrove di kawasan yang sudah rusak, perlu adanya struktur koordinasi pengelola yang jelas, serta sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan mangrove yang lestari pada masyarakat pesisir Kendawangan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Prioritas Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Wilayah Penyangga Taman Pulau Kecil Kendawangan, Kalimantan Barat.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbuffer zoneid
dc.subject.keywordconservationid
dc.subject.keywordmangroveid
dc.subject.keywordTPK Kendawanganid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record