Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kelancaran Pengembalian Kredit Usaha Rakyat yang Disalurkan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Bogor
Date
2021Author
Putra, Rahmadiansyah
Rifin, Amzul
Saptono, Imam Teguh
Metadata
Show full item recordAbstract
Peranan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sebagai bank yang diberikan mandat untuk menyalurkan KUR sangat penting di Indonesia. Total penyaluran KUR oleh BNI pada tahun 2019 sebesar Rp 17,8 Triliun dan tetap meningkat walaupun ada tekanan pandemi Covid 19 menjadi Rp 21,3 Triliun pada tahun 2020. Sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit, maka BNI perlu melakukan mitigasi resiko kredit karena tingkat Non Performing Loan (NPL) dari KUR yang disalurkan berbeda antar cabang dan sentra kredit. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis perkembangan kredit macet/NPL dari KUR yang disalurkan BNI SKC Bogor, dan 2) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian KUR yang disalurkan BNI SKC Bogor. Penelitian menggunakan data sekunder dari laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan data internal KUR yang disalurkan Sentra Kredit Kecil Bogor (SKC Bogor), Kantor Wilayah Jakarta BSD (WJB) dari tahun 2017-2019. Pemilihan SKC Bogor mengingat tingginya kasus kredit macet yang terjadi dibandingkan cabang lainnya. Total responden KUR berjumlah 1.031 debitur yang terdiri 961 orang debitur kredit lancar (kolektibilitas 1) dan 70 orang debitur kurang lancar (kolektibilitas 2,3,4 dan 5). Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa kinerja penyaluran KUR SKC Bogor. Selanjutnya analisa kuantitatif dengan model Logit digunakan untuk menganalisa faktor yang yang berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian KUR yang disalurkan SKC Bogor. Hasil studi menunjukkan bahwa Penyaluran KUR oleh SKC Bogor dari tahun 2017-2019 tumbuh sebesar 16,47 %. Namun resiko kredit meningkat dimana NPL naikdari 0,798 % pada tahun 2017 menjadi 1,18 % pada tahun 2019. Pertumbuhan NPL berdampak pada peningkatan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebesar 1,56% yang menjadi beban biaya bank sehingga akan menjadi faktor pengurang profitabilitas. Hasil model Logit menunjukkan bahwa variabel usia meningkatkan peluang kelancaran pembayaran KUR debitur. Sebaliknya peningkatan tingkat suku bunga dan debitur yang bergerak pada sektor manufaktur akan menurunkan peluang kelancaran pembayaran KUR. Adapun total kredit memiliki peluang yang sama (50:50) terhadap tingkat pengembalian KUR Implikasi manajerial bagi SKC Bogor : 1. Penyaluran KUR oleh SKC Bogor dapat lebih terdiversifikasi karena masih dominan pada sektor perdagangan, 2.Pengambilan keputusan kredit perlu mempertimbangkan variabel usia dan jenis usaha debitur, 3. Pengikatan jaminan tambahan selain jaminan pokok tetap harus dilakukan pada saat merealisasikan kredit mengingat total kredit yang disalurkan memiliki peluang yang sama (50:50) terhadap kelancaran pengembalian kredit, dan 4. Mitigasi resiko kredit berupa pengawasan difokuskan pada debitur muda (kurang dari 45 tahun),debitur sektor manufaktur, serta debitur yang dikenakan suku bunga yang lebih tinggi (akad kredit sebelum tahun 2016) memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami kegagalan pembayaran kredit.
Collections
- MT - Business [1566]