Show simple item record

dc.contributor.advisorZulbainarni, Nimmi
dc.contributor.advisorHartoyo, Hartoyo
dc.contributor.authorWayangkau, Edoardo Stevie
dc.date.accessioned2021-10-13T05:58:50Z
dc.date.available2021-10-13T05:58:50Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109624
dc.description.abstractMenjelang akhir dari operasi tambang bawah tanah DOZ (Deep Ore Zone) PT Freeport Indonesia (PTFI), bisnis penambangan runtuhan level ekstraksi tambang bawah tanah DOZ dipersiapkan untuk meningkatkan perolehan bijih dengan cara mengekstrak pilar-pilar utama dari area yang telah selesai ditambang sebelumnya. Setelah menyelesaikan kajian kelayakan teknis dan ekonomi, bisnis ini telah dimulai pada bulan Juli 2019 dan diproyeksikan akan berakhir pada bulan Desember 2021. Area dari bisnis investasi meliputi pilar ekstraksi Panel 22 sampai dengan 27 (P22-P27) bagian timur dari tambang bawah tanah DOZ PTFI. Rencana bisnis investasi berdurasi sekitar 29 bulan atau 2.4 tahun dengan rencana produksi sebesar 336,979 tons dimana rata-rata kandungan bijih berharga untuk tembaga (Cu) 0.95% dan emas (Au) 0.62 ppm dari total produksi bijih berharga. Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah antara lain, 1) bagaimana tingkat keuntungan bisnis penambangan runtuhan level ekstraksi, 2) bagaimana pengaruh harga komoditi (tembaga dan emas), biaya kapital, biaya operasional dan bunga terhadap profit perusahaan, 3) bagaimana implikasi managerial dari hasil evaluasi bisnis runtuhan level ekstraksi. Rumusan masalah tersebut menjadi dasar bagi penulis untuk menentukan tujuan penelitian. Tujuan penelitian yaitu, 1) menganalisis tingkat keuntungan bisnis penambangan runtuhan level ekstraksi tambang bawah tanah DOZ, 2) Menganalisis pengaruh harga komoditi tembaga, biaya kapital, biaya operasional dan bunga terhadap profit penambangan runtuhan level ekstraksi tambang bawah tanah DOZ, 3) menyusun keputusan managerial yang akan dilakukan setelah dilakukan evaluasi bisnis penambangan runtuhan level ekstraksi tambang bawah tanah DOZ PTFI. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana hampir sebagian besar data yang ada berupa angka numerik. Keseluruhan data ini akan diolah untuk mendapatkan sebuah kesimpulan terkait evaluasi bisnis penambangan runtuhan level ekstraksi tambang bawah tanah DOZ PTFI. Data angka numerik yang dimaksud yaitu keseluruhan data angka mengenai biaya dan pemasukan dari rencana investasi runtuhan level ekstraksi yang akan dilakukan. Secara umum angka tersebut meliputi hitungan potensi keuntungan, biaya tenaga kerja (karyawan), biaya peralatan alat berat (sewa alat) dan biaya material yang akan digunakan. Dalam penelitian ini terdapat dua elemen biaya utama yang menjadi dasar dalam mempermudah dan memisahkan biaya bisnis penambangan yaitu biaya kapital dan biaya operasional. Biaya kapital akan lebih mengarah kepada biaya aktivasi LP21, biaya sewa alat bor, muat dan angkut untuk menunjang operasional pekerjaan selama umur proyek berlangsung. Selanjutnya untuk biaya operasional dibagi lagi ke dalam dua elemen biaya yaitu upstream cost dan downstream cost. Biaya upstream cost mencakup segala sesuatu bentuk pembiayaan untuk melakukan ekstrak bijih berharga dari setiap pilar yang sudah ditentukan hingga pengangkutan material bijih berharga tersebut menuju crusher. Biaya-biaya tersebut secara umum meliputi proses clean up-benching floor, drilling raise bore, drilling ring blast, loading-blast, mucking remote dan hauling ore menuju crusher. Secara umum bagian-bagian pekerjaan tersebut akan meliputi pembiayaan mengenai upah tenaga kerja (man), peralatan (equipment), material, biaya perawatan (maintenance) dan lain sebagainya. Pada bagian downstream cost akan melihat biaya lanjutan pada setiap segmen berikutnya setelah material sudah tertampung pada crusher. Biaya-biaya tersebut meliputi oreflow system, milling, environment, tailings, support (general & administration). Aktivitas bisnis investasi ini merupakan sebuah bisnis yang berada di dalam sebuah operasi tambang yang masih eksis berproduksi sehingga beberapa fasilitas penunjang yang sifatnya jangka panjang seperti kantor, bengkel perbaikan alat, terowongan, sistem ventilasi, crusher dan sumber daya lainnya masih dapat dimanfaatkan dan menjadi sebuah keuntungan tersendiri. Hal ini akan menegaskan bahwa biaya kapital yang diperlukan untuk awal investasi tidak besar. Metode yang digunakan dalam perhitungan evaluasi bisnis bisnis investasi peruntuhan level ekstraksi yaitu metode kuantitatif dengan menjangkau lebih detail data-data sekunder hasil kemajuan aktual pekerjaan di lokasi penelitian dari segi belanja dan pemasukan. Metode discounted cash flow akan digunakan untuk mengevaluasi apakah bisnis investasi ini menguntungkan atau tidak. Dalam metode tersebut akan dilihat NPV (Net Present Value), Internal Rate of Return (IRR) dan benefit of cost ratio (BCR) dimana variabel investasi bisnis seperti biaya (cost), metal price, suku bunga (interest rate), inflasi, pajak, volume bijih tertambang, kadar emas dan tembaga (grade) akan dimasukan sebagai variable untuk dihitung. Perhitungan discounted cash flow diharapkan akan menjadi salah satu acuan yang dapat digunakan untuk menentukan apakah bisnis penambangan runtuhan level ekstraksi menguntungkan atau tidak. Setelah melakukan penelitian ditemukan biaya kapital sebesar USD 3,730,020, biaya operasional USD 11,591,716 sehingga Total Cost menjadi USD 15,321,736. Sedangkan Revenue sebesar USD 36,125,622. Selanjutnya dari angka-angka tersebut dapat diketahui nilai gross profit sebesar USD 20,803,886 dengan beban pajak sebesar USD 106,701 dan royalti USD 925,252. Setelah dikurangi nilai pajak dan royalti maka Profit dari proyek ini sebesar USD 19,771,933. Selanjutnya dilakukan analisis discounted cash flow didapatkan nilai NPV sebesar USD 16,925,310 atau >1, nilai BCR 1.10 atau >1 dan IRR diangka 218% atau >1. Nilai-nilai ini menjukan bahwa penambangan runtuhan penambangan ini menguntungkan. Empat parameter yang diuji sensitivitasnya terhadap perolehan NPV yaitu harga metal tembaga, biaya kapital, biaya operasional dan bunga menunjukan bahwa harga metal tembaga memiliki sensitivitas paling tinggi terhadap NPV. Sekalipun harga metal turun hingga 40% atau sekitar USD 1.98/lbs dari harga USD 3.30/lb namun nilai NPV tetap positif sebesar USD 8,847,166. BCR sangat sensitif terhadap perubahan harga. Kebijakan yang akan dilakukan dengan melihat potensi keuntungan dan resiko yang akan dihadapi maka bisnis penambangan runtuhan level ekstraksi tetap dilakukan hingga akhir tahun 2021. Dasar dari penentuan kebijakan ini adalah harga metal yang meningkat > USD 3/lb setelah bulan September 2020 hingga 2021 dengan total produksi penambangan level ekstraksi sebesar 323,044 tons (Cu 1.58%, Au 0.80ppm). Sisi lainnya yang cukup meyakinkan untuk proyek ini dilakukan adalah posisi pilar level ekstraksi yang dengan mudah dapat diakses dari tambang DOZ yang masih eksis sehingga udara bersih, akses, perkantoran, bengkel akan menjadi keuntungan tersendiri. Saran untuk penelitian berikutnya yaitu perencanaan penambangan runtuhan level ekstraksi akan lebih baik dan terukur jika aspek-aspek biaya kapital, biaya operasional, metal price, bunga pinjaman bank, inflasi dibuat dengan asumsi-asumsi yang rasional.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEvaluasi Bisnis Penambangan Runtuhan Level Ekstraksi Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAnalisis Kepekaanid
dc.subject.keywordDiscounted Cash Flowid
dc.subject.keywordEvaluasi bisnisid
dc.subject.keywordTambang Bawah Tanahid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record