Bioavailabilitas Mineral Pucuk Daun Indigofera zollingeriana dari Tanaman dengan Kerapatan Tanam Berbeda secara In Vitro

Abstract

Mineral sangat diperlukan oleh mikroba dalam aktivitas ruminasi dan seringkali menyebabkan rendahnya produktivitas ternak ruminansia di negara tropis. Indigofera zollingeriana merupakan hijauan legum yang sangat potensial karena produksi biomassa dan memiliki kandungan nutrien yang tinggi dan, sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber nutrisi termasuk diantaranya mineral, selain protein dalam pakan. Tingkat pemenuhan kebutuhan mineral oleh ternak juga ditentukan oleh ketersediaan (bioavailabilitas) mineral. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kandungan, serapan, dan kelarutan mineral makro dan mikro pucuk daun I.zollingeriana yang tumbuh pada kerapatan tanam berbeda. Kandungan mineral pucuk daun I.zollingeriana diukur menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrofotometer). Percobaan lapang dirancang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan kerapatan tanam yang berbeda, yaitu 8.000 tanaman/ha, 13.333 tanaman/ha, dan 20.000 tanaman/ha yang masing-masing di ulang sebanyak 3 kali. Percobaan in vitro dilakukan untuk menguji kelarutan mineral, dimana sampel di inkubasi dalam cairan rumen pada 0, 3, 6, 12, 24, 48, dan 72 jam. Biomassa tanaman di analisis kandungan, dan serapan mineral, rasio Ca dan P, degradasi BK, tingkat kelarutan mineral, kinetika kelarutan, kelarutan efektif (KE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kerapatan tanam nyata berpengaruh (p<0,05) dalam meningkatkan kandungan P, Cu, dan Cr, tetapi menurunkan kandungan Ca, Na, rasio Ca dan P, namun tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kandungan Mg, K, Mn, Zn, dan Fe. Selanjutnya, peningkatan kerapatan tanam secara nyata (p<0,05) menurunkan serapan Ca, K, Mn, dan Fe oleh tanaman, tetapi meningkatkan serapan Cu dan Cr oleh tanaman. Sedangkan serapan P, K, Na, dan Zn tidak dipengaruhi oleh kerapatan tanam. Kerapatan tanam juga memberikan pengaruh yang bervariasi terhadap tingkat kelarutan mineral makro maupun mikro, kinetika kelarutan, kelarutan efektif pucuk daun I.zollingeriana. Kerapatan tanaman 8000 hingga 13333 tanaman/ha memiliki tingkat kelarutan, kinetika kelarutan, kelarutan efektif mineral lebih tinggi dibandingkan dengan kerapatan 20000 tanaman/ha. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kerapatan tanam 8000 tanaman/ha dapat menghasilkan mineral Ca, Mg, Mn dan Fe serta rasio Ca:P yang tinggi namun dapat menurunkan mineral Cu dan Cr oleh tanaman dibandingkan pada populasi 13333 tanaman/ha dan 20000 tanaman/ha. Selain itu, ketersediaan mineral makro maupun mikro yang lebih tinggi juga didapatkan dari tanaman dengan kerapatan 8000 hingga 13333 tanaman/ha. Sehingga pada penanaman I.zollingeriana perlu dilakukan dengan populasi 8000 hingga 13333 tanaman/ha agar optimal untuk produksi mineral hijauan sehingga dapat dimanfaatkan oleh ternak secara optimal.

Minerals are needed by rumen microbes in their rumination activity and often caused low productivity of ruminants in the tropical countries. Indigofera zollingeriana is tremendous potential forage plant due to its high nutrient content and production. It has the potential to be a protein and mineral sources. Mineral fulfilment in ruminant are determined by its bioavailability. This study was conducted to evaluate the mineral content, uptake and ruminal solubility of I. zollingeriana growing with different planting densities. Several macro- and micro minerals content of I. zollingeriana herbage were determined by the atomic absorption spectrophotometer. The field experiment was laid out in a randomized block design with three different planting densities, namely 8000 plants/ha, 13333 plants/ha, and 20000 plants/ha, and 3 replicates. An in vitro experiment was carried out to examine the solubility of minerals and incubated in rumen liquor at 0, 3, 6, 12, 24, 48, and 72 h. Plant biomass was analyzed for macro- and micro mineral contents and uptake, Ca to P ratio, the estimated kinetic parameters, effective solubility (KE), and solubility of minerals. The results showed that increased planting densities significantly (p<0.05) increased P, Cu, and Cr contents, but decreased Ca, and Na contents, Ca to P ratio and had no significant effect (p>0.05) on Mg, K, Mn, Zn and Fe contents. Furthermore, the increased planting densities significantly (p<0.05) decreased Ca, K, Mn, and Fe uptake by the plants, but increased the uptake of Cu and Cr. Meanwhile P, K, Na, and Zn uptake were not affected by planting densities. Planting density also gave various effects on the level of estimated kinetic parameters, effective solubility (KE), and solubility of minerals in I.zollingeriana top leaf. The plant density of 8000 to 13333 plants/ha has a higher level of solubility, solubility kinetics, and effective solubility of minerals compared to the density of 20000 plants/ha. Based on the results of this study, it can be concluded that a planting density of 8000 plants/ha can produce Ca, Mg, Mn, Fe and high Ca:P ratio but can reduce Cu and Cr compared to a population of 13333 plants/ha and 20000 plants/ha. Furthermore, higher bioavailability of macro and micro minerals is also obtained from plants with a density of 8000 to 13333 plants/ha. So that the planting of I.zollingeriana needs to be carried out with a population of 8000 to 13333 plants/ha to producing forage mineral biomass and can be utilized by livestock optimally.