Suksesi Serangga Pada Bangkai Burung Yang Keracunan Insektisida Di Lingkungan Kampus IPB Dramaga
Abstract
Kematian burung liar telah terjadi di beberapa negara karena keracunan berbagai
golongan insektisida akibat memakan hasil pertanian atau serangga hama yang
terpapar insektisida. Fenomena ini diikuti dengan perpanjangan waktu dekomposisi
bangkai akibat kematian serangga dekomposer. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui suksesi serangga pada burung yang keracunan tiga golongan insektisida
(karbamat, organofosfat dan piretroid). Penelitian ini dilakukan di Kampus IPB
Dramaga, IPB University, Bogor, Indonesia. Satu ekor burung puyuh (Coturnix
coturnix japonica) digunakan sebagai kontrol yang dibunuh dengan cara dislokasi
leher (cervical dislocation) secara manual dan tiga ekor burung yang masing masing diberi insektisida karbamat, organofosfat, dan piretroid dosis akut secara
peroral. Bangkai burung ditempatkan dalam perangkap serangga, dan selanjutnya
serangga yang masuk perangkap dikoleksi setiap 6 jam selama 24 jam, sejak hari
pertama peletakan bangkai hingga proses dekomposisi bangkai mencapai skeletal
stage. Serangga dekomposer yang datang dan tertangkap diidentifikasi dan dihitung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam jenis serangga pada keempat kelompok
perlakuan relatif sama, yaitu lalat (Ordo Diptera: Calliphoridae, Muscidae dan
Sarcophagidae), lipas (Ordo Dictyoptera: Blattidae dan Blaberidae), kumbang
(Ordo Coleoptera: Scarabidae), semut (Ordo Hymenoptera: Formicidae), dan
cocoped-earwigs (Ordo Dermaptera: Anisolabididae). Chrysomya megacephala
merupakan serangga yang pertama kali datang dan mendominasi bangkai burung
dan selalu tertangkap sejak fresh stage hingga post-decay stage pada semua
perlakuan. Dekomposisi bangkai pada kelompok perlakuan membutuhkan waktu
lebih lama dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelompok kontrol
membutuhkan waktu 6 hari untuk mencapai skeletal stage, sedangkan kelompok
karbamat 7 hari, organofosfat 13 hari dan piretroid 14 hari. Suhu lingkungan pada
perlakuan piretroid memiliki hubungan yang signifikan dengan jumlah serangga
yang tertangkap setiap hari. Namun, fluktuasi suhu dan kelembapan lingkungan
tidak berkorelasi dengan jumlah serangga yang datang setiap hari.
Collections
- MT - Veterinary Science [909]