Analisis Strategi Pengembangan Pengelolaan Pasar Rakyat Cisalak Kota Depok
Abstract
Saat ini jumlah pasar rakyat di Indonesia berjumlah 9.559 unit dan telah
menyumbangkan lapangan pekerjaan yang menampung sebanyak 2,6 juta
pedagang (Kemendag 2019). Dengan jumlah dan kontribusi pasar rakyat tersebut,
disusunlah Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) khusus untuk pasar rakyat
yang telah diterbitkan sejak 2015 sebagai pedoman bagi semua pemangku
kepentingan dalam mengelola pasar rakyat (BSN 2015). Namun, jumlah pasar
rakyat yang telah tersertifikasi oleh SNI masih sangat minim, terutama di Provinsi
Jawa Barat (Kemendag 2019). Pasar Rakyat Cisalak sebagai salah satu pasar
rakyat di Jawa Barat dan dikelola oleh Pemerintah Kota Depok masih menghadapi
isu strategis yang harus diselesaikan seperti permasalahan Pedagang Kaki Lima
(PKL) yang berdampak pada sepinya pengunjung dan jumlah peneriman retribusi.
Oleh karena itu, diperlukan adanya formulasi strategi pengembangan pengelolaan
agar dapat menjawab isu strategis tersebut sehingga Pasar Rakyat Cisalak dapat
dikelola dengan baik dan sesuai dengan SNI.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis atribut kebutuhan pelanggan
berdasarkan kualitas layanan dan tingkat kepuasan pelanggannya untuk
mengembangkan Pasar Rakyat Cisalak, (2) menganalisis prioritas spesifikasi
teknis yang perlu dikembangkan berdasarkan true customer requirements untuk
mengembangkan Pasar Rakyat Cisalak, (3) menganalisis key success factor yang
dapat mendukung pengembangan Pasar Rakyat Cisalak, dan (4) merumuskan
strategi pengembangan pengelolaan yang dapat dijalankan Disdagin Kota Depok
untuk mengembangkan Pasar Rakyat Cisalak. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif kuantitatif yang menggunakan data primer dan
sekunder dengan pengumpulan data dari September hingga Desember 2019.
Responden yang dilibatkan adalah pengelola pasar, pedagang, pembeli serta
pengelola pasar rakyat lain sebagai benchmarking.
Hasil analisis kualitas layanan dan kepuasan pelanggan menunjukkan bahwa
terdapat sepuluh atribut kebutuhan pedagang dan sembilan atribut kebutuhan
pembeli seperti pengelolaan sampah hingga pengawasan kualitas barang.
Sedangkan, matriks House of Quality menunjukkan sembilan prioritas teknis
responden pedagang dan enam prioritas teknis responden pembeli yang harus
dikembangkan dengan peringkat pertama yaitu penertiban PKL dan pemenuhan
atribut informasi. Selain itu, terdapat sepuluh faktor-faktor keberhasilan (key
success factor) yang dapat mendukung pengembangan pengelolaan seperti
pelaksanaan SOP hingga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Berdasarkan hal tersebut, strategi yang direkomendasikan adalah melakukan
penertiban PKL, memenuhi atribut informasi, meningkatkan pengelolaan sampah,
kebersihan dan keamanan pasar, melakukan kegiatan pemeliharaan fasilitas pasar
serta melaksanakan kegiatan aktivasi pasar.
Collections
- MT - Business [1046]