dc.description.abstract | Kelapa sawit adalah komoditas yang berkembang pesat dari tahun ke
tahun serta komoditas yang banyak diusahakan oleh masyarakat Indonesia,
khususnya masyarakat Provinsi Riau. Luas lahan Provinsi Riau mencapai 2.8 juta
ha. Lahan-lahan tersebut tersebar pada beberapa wilayah, salah satunya adalah
Kabupaten Bengkalis. Kabupaten Bengkalis berpotensi dalam perkembangan
kelapa sawit. Mayoritas mata pencarian masyarakat Kabupaten Bengkalis adalah
dengan berkebun kelapa sawit. Namun, kondisi rantai pasok kelapa sawit rakyat di
Kabupaten Bengkalis masih belum berjalan dengan baik. Masalah tersebut
disebabkan karena 1) Pengukuran kinerja rantai pasok masih belum optimal,
dimana antara jaringan distribusi masih memiliki nilai margin pemasaran besar
dan nilai farmer’s share masih rendah, 2) Jaringan distribusi yang panjang,
semakin pemdek mata rantai distribusi dan semakin kecil selisih
marginkeuntungan antara anggota rantai pasok maka kegiatan distirbusi semakin
efisien, 3) Lemahnya informasi mengenai harga TBS, petani sawit cenderung
hanya menghandalkan infomasi yang diterima dari pedagnag perantara tanpa
mengetahui harga pasar.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi jaringan distribusi
kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis, 2) Menganalisis nilai margin dan
farmer share serta 3) Menganalisis strategi rantai pasok kelapa sawit rakyat di
Kabupaten Bengkalis. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah 1) Identifikasi
jaringan distribusi dengan pemetaan rantai nilai, 2) Hasil pemetaan rantai nilai
digunakan untuk menghitung nilai margin dan farmer share, 3) Analisis strategi
dengan menggunakan analisis internal dan ekternal selanjutnya menggunkan
analisis matrik internal ekternal (IE).
Struktur rantai pasok kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis
memiliki kompeksitas anggota yang terlibat diantaranya petani, pedagang
pengumpul, pedagang besar sawit, koperasi sawit, dan pabrik sawit. Pola aliran
rantai pasok kelapa sawit terbagi menjadi tiga yaitu; aliran produk, aliran
informasi dan aliran keuangan. Rantai nilai berfungsi untuk memetakan jaringan
distribusi untuk masing-masing Kecamatan. Pemetaan jaringan distribusi dengan
menggunakan rantai nilai terdapat 4 alternatif jaringan distribusi kelapa sawit
rakyat di Kabupaten Bengkalis. Rantai nilai disetiap Kecamatan per jaringan
terdapat harga disetiap Kecamatan berbeda-beda namun untuk di pabrik sawit
harga tetap sama.
Pengukuran kinerja rantai pasok perkebunan kelapa sawit rakyat dilihat
dari analisis pemasaran yang mencerminkan rantai pasok kelapa sawit, yakni dari
margin pemasaran dan farmer share. Harga ditingkat petani disetiap jaringan
bervariasi tergantung mata rantai penjualan ke anggota selanjutnya. Untuk
Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bengkalis relative rendah karena letak posisi
pabrik berseberangan pulau. Nilai margin pemasaran terbesar berada pada
jaringan I yang ada di Kecamatan Bantan yaitu sebesar Rp 589/kg. margin
pemasaran terkecil berada pada jaringan ke IV di Kecamatan Pinggir yaitu
Rp289/kg. Nilai farmer’share yang diperoleh di jaringan ke IV yaitu di
Kecamatan Pinggir sebesar 78,21% sedangkan nilai terendah di Kecamatan
Bantan pada jaringan ke I yaitu 46,43%.
Evaluasi Faktor Internal (IFE) digunakan untuk mengevaluasi lingkungan
inetnal perusahan dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. Terdapat 5
kekuatan dan 8 kelemahan. Analisis ini didasarkan pada logika pakar yang hasil
dari simpulan tersebut dapat memaksimalkan kekuatan namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan. Dimana untuk faktor kekuatan (Strenght/S) pada
strategi pemasaran kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis yaitu: Petani
memiliki pengalaman dalam menunjang pengelolaan sawit (S1), Lahan sawit
milik sendiri (S2), Memiliki potensi perkembangan komoditas kelapa sawit di
Kab. Bengkalis (S3), Komoditas Kelapa sawit merupakan produk unggul di Kab.
Bengkalis (S4), dan Produk TBS yang dijual bermutu (S5). Faktor dari kelemahan
utama pada strategi pemasaran kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis yaitu:
Petani sawit kurang memahami informasi terkait flutuasi harga TBS (W1), Modal
relatiif kecil (W2), jaringan distribusi cukup panjang (W3), menurunnya
produkstivitas (W4), kelompok tani belum sepenuhnya tersedia di setaip desa
(W5), Wawawsan petanirendah (W6), akses transportasi sulit (W7), dan produk
TBS tidak tahan lama (W8). Total skor dari keseluruhan faktor internal adalah
sebesar 2,994.
Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) merupakan alat strategi yang digunakan
untuk memriksa lingkungan ekternal perusahaan dan untuk mengidentifikasi
peluang dan ancaman. Terdapat 4 peluang dan 8 ancaman. Dimana untuk faktor
peluang pada strategi pemasaran kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis
yaitu: Permintaan yang cukup tinggi (O1), Permintaan yang cukup tinggi (O2),
Produksi TBS selalu kontiniu (O3), dan Merupakan kebutuhan pokok pabrik
minyak (O4). Faktor dari ancaman utama pada strategi pemasaran kelapa sawit
rakyat di Kabupaten Bengkalis yaitu: Sering terjadinya kebakaran lahan sawit
(T1), Persaingan produksi TBS (T2), Biaya produksi, upah dan distribusi tinggi
(T3), Penurunan harga beli TBS (T4), akses transportasi masih kurang optimal
(T5), pengalihan lahan sawit ke tanaman lain (T6), dan Ketergantungan terhadap
satu anggota rantai pasok (T7). Total skor dari keseluruhan faktor internal adalah
sebesar 2,895.
Matrik Internal Ekternal (IE) merupakan alat yang digunakan untuk
menentukan posisi strategi suatu perusahaan berdasarkan total skor dari nilai IFE
dan EFE. Nilai IFE dan EFE yang diperoleh 2,994 dan 2,895 dan masuk posisi
kuadran ke V dalam matrik IE dengan posisi pertahankan dan pelihara. strategi
yang dapat dilakukan oleh anggota kepentingan dalam strategi pemasaran kelapa
sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis adalah strategi intensif dapat dilakukan
dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi pemangku
kepentingan harus berupaya untuk mempertahankan dan memilihara kekuatan
yang dimiliki untuk meraih peluang yang ada serta mengatasi kelemahan untuk
menghadapi ancaman-ancaman yang akan terjadi. Terkait hal tersebut strategi
yang harus dilakukan adalah melakukan pengembangan dan menjalin kerjasama
diantara rantai pasok TBS di Kabupaten Bengkalis dan lebih memperluas
wawasan petani dalam menentukan penetrasi pasar tersebut. | id |