Pengetahuan Pengasuhan, Maternal Self-Efficacy, Praktik Pengasuhan, Riwayat Kelahiran dan Perkembangan Motorik Anak Usia Baduta (1-2 Tahun)
Abstract
Usia bawah dua tahun (baduta) merupakan periode kritis tumbuh kembang
anak yang ditandai dengan meningkatnya perkembangan motorik. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung dan tak langsung pengetahuan
pengasuhan, maternal self-efficacy, praktik pengasuhan, dan riwayat kelahiran
terhadap perkembangan motorik anak usia baduta (1-2 tahun).
Penelitian ini menggunakan desain explanatory reseach. Lokasi penelitian
dipilih secara purposive di 5 desa yaitu desa Panggang, Karangturi, Wonorejo,
Glagah, Konang, di kecamatan Glagah kabupaten Lamongan. Populasi penelitian
ini adalah keluarga yang memiliki anak usia 12-24 bulan, dari 5 desa terpilih dan
diperoleh sebanyak 104 anak, dan diambil seluruhnya sebagai subyek penelitian.
Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Februari hingga Maret tahun 2020.
Instrumen pengetahuan pengasuhan diadaptasi dari modul Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), maternal self-efficacy menggunakan The Self Efficacy For Parenting -
Toddler Scale (SEPTI) yang diadaptasi dari Coleman & Karraker (2003), pola asuh
makan diadaptasi dari Hastuti (2015), pola asuh kesehatan diadaptasi dari Hastuti
(2015), pola asah stimulasi motorik untuk usia 12-24 bulan diadaptasi dari modul
BKB (BKKBN 1994), perkembangan motorik usia 12-24 bulan diadaptasi dari
modul BKKBN (1994). Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif,
analisis korelasi, analisis pengaruh menggunakan analisis Structural Equation
Modelling (SEM) dengan SMARTPLS.
Rentang usia anak adalah 12-24 bulan dan lebih dari setengahnya merupakan
anak sulung dan berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar orang tua terkategori
dewasa awal (20-40 tahun). Sebagian besar orang tua (ayah 61.5% dan ibu 57.7%)
berpendidikan SMA. Pendapatan keluarga berkisar antara Rp. 300.000 hingga Rp.
11.000.000, dengan rataan pendapatan per kapita per bulan sebesar Rp. 2. 970. 961,
54. Besar keluarga antara 3-10 orang dengan rata-rata 5 orang, yang berarti bahwa
rata-rata keluarga contoh terkategori sebagai keluarga berukuran sedang.
Pengetahuan pengasuhan ibu masih tergolong sedang dengan nilai rataan
indeks sebesar 67.70. Dimensi pengetahuan pengasuhan yang memiliki nilai paling
rendah (nilai indeks = 47.50) adalah pengetahuan tentang praktik stimulasi. Selain
itu, dimensi pengetahuan paling tinggi adalah pengetahuan tentang praktik
kesehatan (indeks = 83.91) yang menunjukkan bahwa ibu telah memahami
bagaimana memelihara kesehatan anak. Berdasarkan sumber pengetahuan yang
didapatkan ibu paling banyak (77.9 %) memperoleh pengetahuan berasal dari
keikutsertaan ibu dalam program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS),
sedangkan sumber pengetahuan dari program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah
paling rendah (15.4%).
Maternal self-efficacy atau keyakinan ibu dalam mengasuh lebih dari separuh
responden (54.8%) tergolong sedang dengan nilai rataan indeks sebesar 77.15.
Dimensi ketersediaan emosi menempati nilai rataan indeks paling tinggi (82.48)
yang berarti bahwa ibu selalu ada saat anak membutuhkan. Adapun dimensi
perlindungan merupakan dimensi dengan nilai indeks terendah (indeks = 59.82).
Nilai rataan praktik pengasuhan ibu tergolong sedang (nilai indeks 71.67), hal
tersebut menunjukkan bahwa ibu sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar anak
untuk optimalisasi perkembangan anak. Dimensi pola asah stimulasi motorik halus
memiliki nilai rata-rata terendah (57.59) sebanyak 62.5 persen. Dimensi pola asuh
kesehatan memiliki nilai index tertinggi (95.01), sedangkan dimensi pola asuh
makan dikategorikan sedang (76.69).
Skor rata-rata riwayat berat badan lahir anak tergolong normal (3123 gram)
sebanyak 97 contoh (93.3%) memiliki berat badan lahir diatas 2.5 kg. Usia
kehamilan paling banyak adalah normal yakni > 37 minggu (84.6%), proses
persalinan paling banyak adalah dengan caesar (50%), dan tempat persalinan paling
banyak adalah di RS (74%).
Kemampuan perkembangan motorik termasuk dalam kategori tinggi dengan
nilai rataan indeks 83.62. Dimensi motorik halus dengan nilai rataan 82.75 dan
motorik kasar dengan rataan 84.48, keduanya termasuk dalam kategori tinggi. Hal
ini dapat diartikan bahwa kemampuan perkembangan motorik halus anak seperti
membuka lembaran, menarik dan mendorong benda, menyusun menara sangat
baik, begitu juga dengan motorik kasar seperti berjalan, naik dan turun tangga, dan
duduk sendiri mampu dilakukan dengan sangat baik.
Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa praktik pengasuhan (β=4.308;
t>1.96) memiliki pengaruh langsung terhadap perkembangan motorik. Sementara
itu praktik pengasuhan dipengaruhi oleh maternal self-efficacy (β=3.861; t>1.96),
dan maternal self-efficacy dipengaruhi oleh pengetahuan pengasuhan (β=3.472;
t>1.96). Pengetahuan pengasuhan berpengaruh tak langsung terhadap
perkembangan motorik melalui maternal self-efficacy dan praktik pengasuhan
(β=2.043;t>1.96). Pengetahuan pengasuhan berpengaruh tak langsung terhadap
praktik pengasuhan melalui maternal self-efficacy (β= 2.319; t>1.96). Maternal
self-efficacy berpengaruh tak langsung positif signifikan terhadap perkembangan
motorik melalui praktik pengasuhan (β= 2.685; t>1.96).
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti, pengetahuan pengasuhan yang
dimiliki oleh ibu perlu disertai dengan keyakinan dalam mengasuh anak, sehingga
praktik pengasuhan dapat berjalan optimal; perlu dilakukan edukasi kepada ibu
untuk aktif mengikuti program pengasuhan yang dilaksanakan oleh pemerintah
pusat maupun daerah; serta perlu diberikan edukasi juga terhadap ibu terkait
stimulasi pada anak usia baduta, serta praktiknya. Saran untuk penelitian
selanjutnya yaitu dilakukan penelitian terhadap lingkup perkembangan motorik
perlu dikembangkan lebih lanjut terhadap beberapa variabel lain seperti pengaruh
faktor prenatal, intranatal dan postnatal pada ibu, kelekatan orang tua, dan
keberadaan sibling (saudara kandung), serta faktor lingkungan tempat tinggal
(perkotaan dan pedesaan)
Collections
- MT - Human Ecology [2394]
