dc.description.abstract | Peningkatan pendapatan rata-rata yang diikuti dengan peningkatan jumlah
masyarakat kelas menengah mengakibatkan pergeseran pola konsumsi pangan yang
terjadi di masyarakat, salah satunya adalah peningkatan konsumsi susu di Indonesia.
Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian 2016, perkembangan konsumsi susu di Indonesia di
proyeksikan meningkat sebanyak 4% setiap tahun. Masyarakat Indonesia
mengkonsumsi susu segar sekitar 18 % dari total konsumsi susu, sementara 82%
merupakan konsumsi susu bubuk (BPS 2018). Sehingga pasar susu bubuk di
Indonesia masih sangat menjanjikan. Meningkatnya permintaan terhadap produk
susu di Indonesia, maka permintaan terhadap produk susu juga akan meningkat.
Menurut data Nielsen 2018, penjualan susu bubuk mengalami peningkatan
baik secara volume dan value terhadap penjualan di tahun 2018 sebesar 6,8% dan
6,2% Namun selama tiga tahun berturut-turut, PT Sanghiang Perkasa tidak
mencapai target yang telah di tetapkan. Hal ini dikarenakan, hasil penjualan yang
dilakukan oleh PT Sanghiang Perkasa, tidak merata. Dan di setiap daerah distribusi,
tidak memenuhi target yang telah di tetapkan oleh PT Sanghiang Perkasa.
Penyusunan formulasi strategi dalam penelitian terhadap produk susu bubuk
di PT Sanghiang Perkasa diawali dengan menganalisa saluran distribusi perusahaan.
Untuk mendapatkan gambaran kondisi saluran distribusi yang sudah dilakukan oleh
PT Sanghiang Perkasa pada setahun terakhir, maka analisa portofolio saluran
distribusi digunakan. Setelah dilakukan analisa portofolio dan terpilih mana saja
saluran yang akan di prioritaskan dalam saluran distribusi. Penelitian ini
menggunakan analisis Rantai Nilai untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategi
internal dalam saluran distribusi, sedangkan untuk faktor-faktor strategis eksternal
menggunakan analisis PEST. Setelah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut
teridentifikasi, dilakukan analisis menggunakan matriks IFE dan EFE untuk
masing-masing regional. Dilanjutkan dengan matriks SWOT yang menghasilkan
berbagai alternative strategi pada masing-masing regional. Dalam tahap akhir,
dilakukan pengambilan keputusan untuk memilih strategi terbaik menggunakan
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dengan hasil STAS tertinggi pada
masing-masing regional
Implikasi dari penelitian ini lebih menekankan kepada rekomendasi
pembuatan program dan action plans yang akan dilakukan PT Sanghiang Perkasa
dalam proses distribusi pada masing-masing regional. Pada pada regional I ialah
meningkatkan kerapatan distribusi. Untuk regional III strategi alternatifnya adalah
membuat system terkait dengan stok produk di cabang. Lalu untuk hasil QSPM
pada regional IV yaitu Meningkatkan ketersediaan produk pada cabang. Pada
regional VI adalah strategi Meningkatkan fokus distribusi pada cabang medis. | id |