Strategi Peningkatan Engagement Karyawan PT Freeport Indonesia

Abstract

Salah satu isu pengelolaan SDM yang menjadi perhatian akhir-akhir ini adalah keterikatan (engagement). Engagement dipercaya sebagai salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kontribusi karyawan terhadap produktifitas dan kesuksesan perusahaan. Survei terakhir yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI) bekerja sama dengan Glint pada November 2019 terhadap lebih dari 4000 karyawan secara umum terdapat beberapa indikator survei yang nilainya lebih rendah dibandingkan dengan benchmark. Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi faktor penting engagement karyawan PTFI, memilih alternatif strategi dan memberikan rekomendasi strategi peningkatan engagement karyawan PTFI. Penelitian ini menggunakan metode ulasan literatur dan diskusi dengan pakar human resources untuk mencari faktor penting yang relevan dengan penelitian, kemudian menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mencari alternatif strategi peningkatan engagement karyawan PTFI. Langkah-langkah metode AHP yaitu menyusun hirarki AHP, membuat kuesioner untuk diberikan penilaian oleh pakar dan mengolah data dari kuesioner menggunakan software expert choice 11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling utama engagement karyawan PTFI adalah leadership. Aktor yang paling utama adalah manajemen senior. Tujuan yang paling utama yaitu menciptakan suasana kerja yang harmonis. Dari hasil penelitian yang didapat diatas menggambarkan bahwa antara faktor, aktor dan tujuan memiliki benang merah dan saling terikat. Hasil analisis AHP menyatakan bahwa alternatif strategi untuk meningkatkan engagement karyawan PTFI adalah fokus pada penanaman nilai-nilai perusahaan. Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah PTFI perlu membuat program penanaman nilai-nilai perusahaan, mengidentifikasi dan memilih karyawan unggul sebagai role model, membuat program untuk mendorong harmonisasi hubungan atasan-bawahan, mengidentifikasi dan mengimplementasikan kompetensi manajerial dan kepemimpinan, mengevaluasi dan mengkalibrasi ulang program-program kepemimpinan dan mengembangkan program baru retensi karyawan. Kata kunci:

One of the issues of human resources management that have been a concern lately is engagement. Engagement is believed to be one of the important factors that can affect employees’ contribution to the company’s productivity and success. PTFI management worked with a third party (Glint) to conduct a “Voice of Employee” survey in November 2019 on more than 4000 employees. Based on this survey, generally, several survey indicators have lower scores than the benchmark. This research aims to: identify factors affecting PTFI employee engagement, formulate alternative strategies, and provide management recommendations to improve PTFI employee engagement. This study applied literature review methods and discussions with human resources experts to find the important factors relevant to the research, then applied the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to find the alternative strategies to improve PTFI employee engagement. The steps of the AHP method are developing the AHP hierarchy by involving three experts, making a questionnaire to be given an assessment by seven experts and processing data from the questionnaire using expert choice 11 software. The results of the study concluded that the key factor of PTFI employee engagement is leadership. The most important actor is senior management. Meanwhile, the main goal is to create a harmonious working atmosphere. The results of this research obtained above illustrate that among factors, actors, and objectives have a common thread and are bonded to each other. The results of the AHP’s analysis indicated that an alternative strategy to improve PTFI employee engagement is to focus on disseminating the company values. The managerial implications of this study are that PTFI needs to create a program to cultivate company values, identify and select superior employees as role models, evaluate the application of company values, create programs to encourage the harmonization of superior-subordinate relationships, identify and implement managerial and leadership competencies, evaluate and recalibrate leadership programs, and develop new employee retention programs.